"Blog telah dihapus
Maaf, blog di hurek.blogspot.com telah dihapus. Alamat ini tidak tersedia untuk blog baru."
Begitu pesan dari manajemen Google. Blog saya yang dirintis sejak 2006 pun mati. RIP. Sekitar 2000 naskah + foto pun hilang. Rasanya seperti disambar petir.
Apa salahku? Saya pun meminta pemulihan ke Google. Salahku di mana? Konten yang melanggar TOS? Adsense bermasalah? Komentar di Youtube yang melanggar kebijakan?
Tidak ada jawaban. Google memang tidak akan memberikan jawaban yang spesifik. Cuma kasih jawaban yang umum saja.
Tim Google menulis:
"Pelanggan yang terhormat,
Terima kasih telah menghubungi kami.
Kami telah meninjau permintaan Anda terkait akun hurek2007@gmail.com Anda dan mengonfirmasi bahwa Anda telah melanggar Persyaratan Layanan kami. Oleh karena itu, kami tidak akan mengaktifkan kembali akun Anda.
Untuk informasi selengkapnya terkait kebijakan kami dan tindakan yang kami ambil sebagai tanggapan atas pelanggaran kebijakan produk kami, harap lihat Persyaratan Layanan kami.
Hormat kami,
Tim Google"
Terima kasih telah menghubungi kami.
Kami telah meninjau permintaan Anda terkait akun hurek2007@gmail.com Anda dan mengonfirmasi bahwa Anda telah melanggar Persyaratan Layanan kami. Oleh karena itu, kami tidak akan mengaktifkan kembali akun Anda.
Untuk informasi selengkapnya terkait kebijakan kami dan tindakan yang kami ambil sebagai tanggapan atas pelanggaran kebijakan produk kami, harap lihat Persyaratan Layanan kami.
Hormat kami,
Tim Google"
Oh Tuhan... betapa berat hukuman dari Google. Akun hurek2007 dimatikan. Konsekuensinya: semua layanan yang terkait Google amblas. Mulai Gmail, blogger (hurek.blogspot.com), AdSense, YouTube dsb.
Kalaupun kesalahan di Adsense, yang tidak pernah saya utak-atik, okelah. Hapus saja iklan klik itu. Yang jadi masalah besar dua: Gmail dan Blogger.
Sejak hijrah dari mail.yahoo ke gmail, praktis email gratisan dari Google itu jadi akun email utama saya. Semua arsip tulisan, foto dsb ada di Gmail. Email yahoo sudah lama tidak dipakai.
Begitu juga blog pribadi saya di hurek.blogspot itu. Sudah ada 2000an naskah. Maklum, blog lawas ini dibangun ketika masih booming komunitas blogger pada 2005/2006. Media sosial belum seheboh sekarang.
Berikut statistik konten-konten di Blog Hurek sebelum dimatikan :
► 2019 (110)
► 2018 (152)
► 2017 (179)
► 2016 (169)
► 2015 (278)
► 2014 (261)
► 2013 (320)
► 2012 (343)
► 2011 (204)
► 2010 (219)
► 2009 (230)
▼ 2008 (238)
► 2007 (387)
► 2006 (156)
► 2005 (16)
Begitu banyak hikmah dan pelajaran dari musibah ini. Sudah saya renungkan beberapa hari terakhir. Inilah saatnya kembali ke titik nol. Semua orang harus siap kehilangan apa saja.
Kemarin ada kebakaran di Surabaya. Sebanyak 21 rumah ludes. Harta benda habis. Jadi abu dan arang.
"Mengapa kamu sedih hanya karena kehilangan blog? Jauh lebih banyak orang yang kehilangan rumah, harta benda, pekerjaan, bahkan keluarganya," begitu bisikan halus yang saya terima.
Benar. Bulan lalu ada pengusaha di Sidoarjo yang cerita ke saya kalau kehilangan uang Rp 15 miliar gara-gara skandal investasi. Dibawa lari investor. Toh, baba ini masih ceria. Masih senang nyanyi-nyanyi di tempat karaoke. Tralalala....
Lambertus, anda diberikan cobaan sebagai latihan, bagaikan Ayub di Perjanjian Lama. Saya pernah membaca tulisan dari almarhum Romo Anthony de Mello, sang spiritualis Katolik yang menulis buku Burung Berkicau: manusia harus latihan bathin, meditasi kehilangan. Bayangkan kehilangan harta, bahkan anak istri, lalu relakan. Itulah latihan pelepasan attachment atau kelekatan terhadap semua yang duniawi.
BalasHapusTernyata ilmu anda sudah cukup tinggi. Selamat hadir kembali.