Jumat, 05 Januari 2024
Gadis Lamaholot memakai "kwatek" di Gereja Kayutangan
Senin, 01 Januari 2024
Malam tahun baru di Gereja Jago, Lawang
Senin, 25 Desember 2023
Malam Natal di Kayutangan bersama Pater Karmelit dari Flores
Minggu, 24 Desember 2023
Cari kalender yang pakai Ahad, bukan Minggu
Nama hari bisa jadi masalah. Serius. Ada orang yang menolak kalender gratis gara-gara nama hari. Dia tidak mau ada tulisan hari Minggu. Maunya Ahad.
Sei Babi Flobamora di Kota Malang
Selasa, 19 Desember 2023
Alumni Universitas Jember masih dihinggapi penyakit minder
Minggu, 17 Desember 2023
Tergusur di Karang Menjangan, Ludruk Luntas Hijrah ke Sidoarjo
Satu per satu grup ludruk tergusur dari Kota Pahlawan. Ludruk Luntas yang selama ini bermarkas di kawasan Jalan Karang Menjangan (Karmen) 21, Surabaya, akhirnya diminta meninggalkan lahan itu.
Gedung pertunjukan dan rumah budaya pun dibongkar sejak pekan lalu. Robets Bayoned, pimpinan Ludruk Luntas, berencana memindahkan semua properti beserta sejumlah pemain ludruk andalannya ke Sidoarjo.
"Mungkin memang begini Tuhan memberi jalan untuk Luntas agar menebarkan virus ludruk di segala penjuru," kata Robets Bayoned kemarin.
Ludruk Luntas yang diperkuat seniman-seniman muda itu, menurut Cak Robets, sejak dirintis pada 2016 memang tidak pernah mapan bermarkas di suatu tempat. Dimulai Gedung Pringgodani THR selama tiga tahun, 2016-2019, kawasan itu akhirnya digusur oleh Pemkot Surabaya. Para seniman yang biasa mangkal pun terpencar ke mana-mana.
Robets kemudian membuka markas di Panggung Rakyat Warung Mbah Cokro, kemudian Tobong Javadwipa AJBS, Wisata Kuliner Arumdalu Juanda. Sejak 2023 Luntas Indonesia bermarkas di Rumah Budaya Rakyat Karmen (Karang Menjangan).
"Untuk melestarikan ludruk bukan sekadar pentas, tapi harus punya tempat pentas ludruk. Tobong ludruk sangat perlu. Ludruk adalah seni tradisi arek Suroboyo yangg wajib diperjuangkan agar terus tetap ada," kata mantan penyiar sebuah radio swasta itu.
Berdasarkan pengalamannya membina grup ludruk, Cak Robets menegaskan, ludruk harus memiliki tempat pertunjukan yang tetap. Sulit bagi ludruk untuk bertahan jika hanya mengandalkan tanggapan atau undangan untuk mengisi hajatan tertentu.
"Maka, saya ingin mengajak gotong royong membuat panggung rakyat berbasis ekonomi kerakyatan. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat," katanya.