Nama hari bisa jadi masalah. Serius. Ada orang yang menolak kalender gratis gara-gara nama hari. Dia tidak mau ada tulisan hari Minggu. Maunya Ahad.
Alasannya sangat prinsipil. Soal akidah. Doktrin yang diyakininya. Sebutan Minggu dianggap berbau Nasrani. Orang kafir. Yang benar itu Ahad, katanya.
Orang ini pemeluk teguh. Kelihatannya dia sudah lama menghapus Minggu dari kamus bahasa Indonesia versi dia. Maka "seminggu" diganti "sepekan". Malam Minggu jadi malam Ahad. Minggu depan jadi pekan depan.
Lama-lama lagu lama Koes Plus: Kisah Sedih di Hari Minggu pun diganti dengan Kisah Sedih di Hari Ahad.
Lagu Gombloh: Malam Minggu pukul tujuh aku apel... diganti jadi malam Ahad pukul tujuh dst.
Ayas pun mencari kalender di lapak pinggir jalan. Kalender yang pakai Ahad, bukan Minggu. Ternyata sulit. Di Surabaya (hampir) semua kalender pakai Minggu dan Sunday.
Oh, ada satu kalender di Pasar Kembang yang pakai kata Ahad. Tapi masih ada tulisan Minggu dan Sunday. Ayas pun tidak jadi beli.
Minggu pagi, 24 Desember 2023, Ayas lewat di kawasan Pasar Besar Malang. Petjinanstraat alias Jalan Pecinan. Ada beberapa orang Madura jualan kalender di emperan toko.
Ayas cek nama-nama hari. Alhamdulillah, ada satu kalender yang gunakan nama hari Ahad. Lengkap dengan jadwal salat. Ayas pun beli meski sempat menggerutu karena harganya tiga kali lipat di Surabaya.
"Kalau gak mau ya beli aja di Surabaya," kata Bu Madas (Madura Asli) itu.
Syukurlah, orang Madas yang jualan kalender itu tidak ambil pusing polemik soal Minggu vs Ahad. Baginya, Minggu ya Ahad dan Ahad ya Minggu. Sama saja.
Membaca artikel di atas, barulah saya sadar, AKIDAH !
BalasHapusSeorang teman saya di Indonesia punya pabrik kertas, yang memproduksi kertas WC, kertas cebok.
Ketika saya, dia, saudara sepupunya dan istri-istri kami jalan2 ke Bratislava dan Budapest, naik mobil dan saya jadi sopir, di perjalanan teman itu bertanya kepada saya:
Coba lu tebak, satu rol kertas WC itu jumlahnya berapa lembar ? Saya hanya bisa geleng2 kepala, sebab siapa sedemikian gila menghitung jumlahnya kertas WC.
Dia bilang, jumlahnya 99 lembar. Yo wis, pikir ku, emangnye gue pikirin !
Sekarang saya baru sadar, soal " AKIDAH " .
Menurut ajaran agama import, habis berak, lubang itu harus dipesut dengan 3 biji batu. Sekarang Surabaya sudah modern, watune soko kertas empuk. Setiap pesut harus pakai 3 lembar. Jadi sampai habis satu rol harus bisa dibagi 3. Saudagar cino kuwi sangat flexibel, tahu saja dia, tentang akidah 3 batu.
Ceritanya siansen selalu ada humornya bikin kita senyum sendiri. Angka 99 memang suci. Maka ada beberapa bupati dan wali kota baru yg punya program 99 hari pertama. Orang Londo biasa bilang program 100 hari.
HapusBeda lagi dengan 666. Ada anak bos di Surabaya yang senang angka 666. Plat nomor mobilnya selalu 666.
Aku punya sahabat, yang jika diurut-urut masih kerabat. Walaupun dari keluarga Katolik yang taat, dia tak dapat menolak kodrat.
HapusDia gay, dan menikah dengan pasangannya. Ketika mereka beli rumah di San Francisco, kebetulan nomor rumahnya 666. Dia selalu bercanda bahwa itulah tanda bahwa dia itu setan, anti Kristus. Ternyata hingga 25 tahun lebih pernikahannya masih langgeng, lebih awet daripada pasangan2 lurus.
Menarik sekali bung punya kawan itu. Di RI sulit karena gay atau LGBT dianggap penyakit serius. Perlu diobati dengan agama, medis dsb.
HapusAda artis asal Flores namanya Kia pernah sangat top di AFI: Akademi Fantasi Indosiar. Belakangan ketahuan kalau dia gay. Berangkatkan Kia ke USA untuk menikmati surganya di sana. Di medsos dia dihujat, dimaki-maki, jadi bahan bullying.
Lambertus, di RI jaman baheula, LGBTQ itu ditolerir bahkan jadi bagian dari masyarakat. Di masyarakat Bugis, ada 5 gender. Coba baca: aside from makkunrai (women) and oroané (men), the Buginese society identifies calalai (transgender females), calabai (transgender males) and bissu. Bissu is the fifth gender, which embodies all genders or none of them: it transcends gender.
HapusKearifan lokal ini jauh sebelum masyarakat barat di jaman modern ini mengakui adanya trans dan non-binary.
Di jaman saya kecil, yang namanya banci memang diolok-olok, tetapi diterima. Bahkan ada filem yang dibintangi Krisbiantoro yang MC, penyanyi, dan aktor terkenal jaman 70-80-90an, yang menceritakan percintaannya dengan trans bernama Vivian.
Semua ini perubahan karena RI makin dipengaruhi agama.