Minggu, 17 Desember 2023

Tergusur di Karang Menjangan, Ludruk Luntas Hijrah ke Sidoarjo

Satu per satu grup ludruk tergusur dari Kota Pahlawan. Ludruk Luntas yang selama ini bermarkas di kawasan Jalan Karang Menjangan (Karmen) 21, Surabaya, akhirnya diminta meninggalkan lahan itu.


Gedung pertunjukan dan rumah budaya pun dibongkar sejak pekan lalu. Robets Bayoned, pimpinan Ludruk Luntas, berencana memindahkan semua properti beserta sejumlah pemain ludruk andalannya ke Sidoarjo.


"Mungkin memang begini Tuhan memberi jalan untuk Luntas agar menebarkan virus ludruk di segala penjuru," kata Robets Bayoned kemarin.


Ludruk Luntas yang diperkuat seniman-seniman muda itu, menurut Cak Robets, sejak dirintis pada 2016 memang tidak pernah mapan bermarkas di suatu tempat. Dimulai Gedung Pringgodani THR selama tiga tahun, 2016-2019, kawasan itu akhirnya digusur oleh Pemkot Surabaya. Para seniman yang biasa mangkal pun terpencar ke mana-mana.


Robets kemudian membuka markas di Panggung Rakyat Warung Mbah Cokro, kemudian Tobong Javadwipa AJBS, Wisata Kuliner Arumdalu Juanda. Sejak 2023 Luntas Indonesia bermarkas di Rumah Budaya Rakyat Karmen (Karang Menjangan).


"Untuk melestarikan ludruk bukan sekadar pentas, tapi harus punya tempat pentas ludruk. Tobong ludruk sangat perlu. Ludruk adalah seni tradisi arek Suroboyo yangg wajib diperjuangkan agar terus tetap ada," kata mantan penyiar sebuah radio swasta itu.


Berdasarkan pengalamannya membina grup ludruk, Cak Robets menegaskan, ludruk harus memiliki tempat pertunjukan yang tetap. Sulit bagi ludruk untuk bertahan jika hanya mengandalkan tanggapan atau undangan untuk mengisi hajatan tertentu. 


"Maka, saya ingin mengajak gotong royong membuat panggung rakyat berbasis ekonomi kerakyatan. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat," katanya.


"
Dulu di tahun 1943 ludruk adalah alat perjuangan untuk mempengaruhi rakyat agar melawan penjajah Jepang. Namun, sekarang ludruk bukan lagi alatnya, justru ludruknya yang harus diperjuangkan," Robets merujuk perjuangan Cak Durasim lewat kesenian ludruk di Surabaya. 

1 komentar:

  1. Saya pernah lihat pertunjukan drama tragedi Shakespeare yang berjudul King Lear. Digelar di tempat yang bernama The Globe di London, yang didesain seperti suasana ketika Shakespeare sering mementaskan drama2 karangannya. Yang memainkan aktor2 kawakan, profesional. Buagus sekali. Tempat tsb ada di selatan Sungai Thames, tidak jauh dari Jembatan Millenium yang baru dibangun.

    Jika mau melestarikan kesenian ya harus seperti itu. Pemerintah menyediakan tempat, melalui Dinas Kesenian. Dibikin atraksi turus asing maupun domestik. Kerjasama dengan universitas2 seni untuk mementaskan macam2, bukan hanya ludruk. Bisa wayang, sendratari, reog. Pokoknya yang live. Diselingi band juga boleh.

    BalasHapus