Apakah blog berbasis artikel masih relevan di era media sosial yang gila-gilaan ini?
Ya, blog tulisan masih relevan hingga saat ini. Meski media sosial dan video kini mendominasi internet, blog tetap punya tempat penting, terutama karena beberapa alasan utama:
1. SEO dan Informasi Mendalam
Mesin pencari seperti Google masih mengutamakan konten tertulis untuk memberikan jawaban atas pertanyaan pengguna. Artikel blog yang kaya informasi dan dioptimalkan dengan baik tetap mendatangkan traffic organik.
2. Membangun Kredibilitas dan Otoritas
Blog membantu penulis atau bisnis menunjukkan keahlian di bidang tertentu. Konten yang mendalam dan berbobot di blog membangun kepercayaan dan otoritas di mata pembaca.
3. Ruang Ekspresi Lebih Luas
Blog memberi kebebasan untuk mengeksplorasi topik secara rinci tanpa batasan panjang atau durasi seperti di platform media sosial atau video, sehingga cocok untuk pembaca yang mencari informasi komprehensif.
4. Engagement Jangka Panjang
Artikel blog cenderung lebih awet atau “evergreen” dibandingkan posting di media sosial yang cepat tenggelam. Konten di blog bisa tetap relevan dan mendatangkan pembaca dalam jangka waktu yang lama.
5. Diversifikasi Konten untuk Audiens yang Berbeda
Tidak semua orang nyaman atau punya waktu untuk menonton video atau mendengar podcast. Blog memberi pilihan lain bagi audiens yang lebih suka membaca dalam format tertulis.
Jadi, meski format konten digital terus berkembang, blog tulisan tetap punya peran strategis, terutama dalam hal SEO, membangun brand, dan memberikan informasi yang komprehensif.
Dulu pengunjung blog saya di atas 200. Sekarang di bawah 100 meski pernah di atas 200. Apakah ini pertanda blog saya makin tidak diminati?
Penurunan jumlah pengunjung di blog belum tentu berarti blog Anda tidak diminati, melainkan bisa terjadi karena beberapa faktor lain, seperti:
1. Algoritma Mesin Pencari Berubah
Google dan mesin pencari lainnya sering memperbarui algoritma mereka, yang bisa memengaruhi peringkat artikel Anda di hasil pencarian. Mungkin perlu perbaikan SEO atau pembaruan konten lama agar kembali relevan dan naik di pencarian.
2. Perubahan Minat atau Tren Pembaca
Topik atau gaya tulisan yang dulu populer bisa jadi tidak terlalu menarik bagi pembaca sekarang. Memperbarui blog sesuai tren atau fokus pada topik yang sedang banyak dicari bisa membantu meningkatkan minat pembaca.
3. Persaingan Konten yang Meningkat
Jumlah konten online terus bertambah, sehingga persaingan menjadi semakin ketat. Mengoptimalkan konten blog Anda agar tetap unik, menarik, dan memberikan nilai tambah bisa membantu menarik kembali audiens.
4. Kurangnya Promosi atau Keterlibatan Media Sosial
Hanya mengandalkan mesin pencari mungkin tidak cukup. Membagikan artikel di media sosial atau berkolaborasi dengan blogger lain dapat mendatangkan lebih banyak pengunjung.
5. Kecepatan Muat dan Pengalaman Pengguna (UX)
Kecepatan akses dan tampilan blog juga bisa memengaruhi jumlah pengunjung. Blog yang lambat atau kurang mobile-friendly bisa mengurangi kunjungan.
Jadi, penurunan ini tidak selalu berarti blog Anda tidak diminati. Anda bisa mengevaluasi beberapa aspek di atas untuk memahami alasan spesifiknya dan mencari solusi, seperti memperbarui SEO, meningkatkan promosi, atau memperbarui konten sesuai tren terbaru.
Mau tanya, apa bapak Hurek mempunyai akun medsos seperti Twitter, Instagram, dan Facebook kah?
BalasHapusAda semua tapi pakai nama samaran. Hanya blog yang asli apa adanya dengan tulisan2 objektif berbasis wawancara, baca buku dan pengalaman.
HapusKalau boleh tahu bapak Hurek sudah berapa lama bekerja di surat kabar Jawa Pos dan Radar Surabaya ?
HapusLambertus ini sudah 20 tahun lebih di grup Japos dan Radar. Dia dulu ditugaskan meliput kalangan Tionghoa d JawaPos, makanya jaringan Tionghoanya di Surabaya sangat lebarrr.
HapusAnda harus aktif di medsos dan link back ke blog tsb, Lambertus.
BalasHapusOwe main generik, Bung! Main medsos titip link dapat banyak PV tapi biasanya tidak awet. Orang cuma klik sebentar tapi tidak baca. Trik itu memang biasa dilakukan laman2 di NKRI.
HapusOwe absen karena "hurek blog" di Tiongkok tidak bisa diakses.
BalasHapusYang terjangkau disana cuma "detik. com", namun beritanya cuma perselingkuhan, pembunuhan melulu.
Minggu lalu saya dan bojo sedang makan siang di rumah, di Fujian, mendadak HP nya bojo berbunyi. Setelah doi selesai berbincang, saya bertanya; siapa yang nelpon ? Dia bilang, teman sekolah, si Ratna, lapor punya cucu lagi, namanya Alvaro. Saya bilang : teman-mu itu khan wong-jowo, lha koq cucunya dikasih nama Alvaro ? Mbuh, kata bojo-ku.
Saya penasaran, berkata kepada bojo ; Coba lu sebut nama nama orang Jawa asli yang masih melekat di kepala-lu !
Dia jawab langsung, Ngadiran, Wakidjan. Saya puas dan tersenyum, itulah nama2 orang Djawa Asli yang belum terkontaminasi oleh budaya asing.
Saya pun teringat kepada teman2 masa kanak2 di Bali, ingat sama si Guli, Mokoh, Tjurek dll.
Dulu di Denpasar waktu sekolah di SR Negeri, teman2 sekelas saya banyak anak2 tentara dari Sulawesi dan Maluku. Di tahun '58 - '59 banyak calon prajurit TNI yang dilatih di Bali, persiapan Trikora Pembebasan Irian Barat, sebab Bali dulu gudang berasnya Kepulauan Nusa Tenggara. Para bintara pelatihnya hampir semuanya orang Ambon dan Menado (mantan KNIL). Ergo, dulu, sebelum Gestok dari nama seseorang, kita bisa menebak, kira2 orang itu asal dari pulau mana, kalau namanya De Fretes, ya Indo Ambon lah !
Masya Allah semenjak setelah Gestok orang orang Indonesia namanya berubah aneh aneh.
Tiong nama lu siapa ? Yuwana !
She lu khan Tan, koq tidak jadi Sutanto ? Yuuk dadi Wa Na !
Kalau saya masuk immigrasi bandara Tiongkok, baik di Beijing, Shanghai, Xiamen atau Jinjiang, pejabat immigrasi cina yang lidahnya pelo, tidak sanggup membaca nama aneh yang tercantum di Paspor, selalu menyapa saya dengan nama cina, ejakan putonghua bukannya ejakan hokkien yang lazim di Indonesia. Hidup di Tiongkok, dalam computer polisi negara, data2 kita semuanya dicatat secara detail dan lengkap. Kemana kita pergi, semuanya diintai dengan kamera. Ke BR, Moroseneng atau Kremil, polisi diseluruh Tiongkok tahu semuanya. Mungkin karena itu jarang ada maling atau rampok.
Waowww... kamsia kamsia atas siansen punya komentar dan cerita interesan di RRT. Ia punya rakyat dikawal begitu sampe ke Kremil atawa Moroseneng. Maling2 rampol wang negara langsung dimasukkan tanah.
HapusSemoga siansen hidup seneng makan enaaak di Tiongkok. Haleluyaaaa!
Saya di Tiongkok mangan sego, bukannya mangan suket, seperti dikatakan oleh teman2 di Jawa, jika kita kanak2 berkelahi. Di Chuanciu suket pun jarang, yang banyak disana adalah watu. Jadi seharusnya konco2 bilang: muleho nyang negoro buyut mu kono, mangan watu ! Disana tidak bisa makan yang enak-enak, sebab selera lidah saya adalah lidah yinniren.
HapusJustru kalau makan enak itu adalah nasi putih, lauknya tahu pong goreng kering, beli di pasar tradisional, ditutuli sambal ABC dan kecap manis ABC, beli online di taobao.
Sarapannya cakwe dan kopi instant Kapal Api. Tapi kopi nya tidak enak, kurang keras, tidak terasa kopinya. Jadi saya beralih ke kopi instant made in Vietnam.
Dui dui.. kopi KA memang kopi pasaran rasa enteng koyo ngombe banyu putih. Wong Indonesia makan padi sejenis suket anugerah dari Dewi Sri. Haleluyaaa!
Hapus