Kamis, 17 Maret 2022

Sopir Truk di Kalimas

Kawasan kota lama di Surabaya Utara memang menarik. Khususnya Kalimas dan sekitarnya. Begitu banyak gedung tua yang pernah jaya pada masa Hindia Belanda. Bekas-bekasnya masih bisa kita nikmati meski sebagian besar mangkrak dan hancur.

"The glory is over!" begitu judul salah satu cerpen Misbach Yusa Biran yang paling aku sukai.

Petang kemarin, seperti biasa, aku cangkrukan di warkop dekat Kalimas. Tepatnya di kawasan Nyamplungan. Hiruk pikuk dan sibuk. Rupanya pandemi is over.

"Sampean sopir truk di Kalimas, ya?" tanya seorang pria 40-an tahun. Orang itu mengaku asli Surabaya. Dari kampung Sidodadi.

"Iya.. di kawasan sekitar sini lah," jawab saya sekenanya.

 Membenarkan bahwa saya memang sopir truk di Kalimas. Bongkar muat di dermaga lawas dekat situ.

Ia bertanya macam-macam soal truk, derita jadi sopir, hingga perkembangan di NTT. Termasuk balapan di Mandalika, NTB. "Maaf, saya kurang paham perkembangan di Flores atau NTT. Sebagian besar umur saya habis di Jawa Timur," kataku.

Lalu saya mengalihkan pembicaraan soal minyak goreng. Mafia migor, mafia sawit, dsb. Tapi rupanya ia malas membahas minyak goreng. Lebih fokus ke truk. 

Makanya saya segera menghabiskan kopi tubruk. Menyingkir dari situ. Lah, wong aku gak iso nyetir truk! Malah sering maki-maki sopir truk yang ugal-ugalan di jalan raya.

Sopir truk. 

Hehehe.. menarik sekali profesi yang butuh skill dan keberanian tingkat tinggi. Berani nyalib, wani ugal-ugalan, wani sembarang. Nek koen gak wani nyetir yo mancing ae nak tambak darjo!

Sebelum sopir truk, saya dikira satpam. Kemudian Pak Satpam beneran di daerah Rungkut Menanggal selama ini mengira saya sebagai tukang ojek online. Maklum, saya selalu pakai jaket Persebaya warna hijau ke mana-mana. Mirip jaket hijau Gojek atau Grab.

Di kawasan Jembatan Merah, dekat Taman Sejarah atau Taman Jayengrono, saya disangka tukang kebun. Petugas kebersihan yang merawat taman dari Pemkot Surabaya. Bukan potongan juragan atau pedagang. Juga bukan potongan wartawan.

Saya tidak pernah membantah atau klarifikasi. Satpam, sopir, tukang ojek, petugas kebersihan, tukang sampah... punya manfaat. Bayangkan kalau para tukang sampah di Surabaya mogok massal.

2 komentar:

  1. Jadi sopir, tukang kebun, tukang sapu, tukang sampah, tukang ojek atau satpam, apakah masih bisa mendapatkan jodoh di Lomblen ?
    Kalau di Tiongkok kita wong lanang sangat susah mendapatkan jodoh, setiap kabupaten atau kecamatan ada tarifnya masing2. Kalau tunangan di Quanzhou, mertua-perempuan mengangguk setuju, calon menantu sudah harus menyediakan angpao minimum 10.000,- renminbi. Nanti kalau mau nikah sungguhan, maka pihak perempuan minta apartement, mobil, credit-card, emas dan uang kontan minimum 50.000,- RMB.. Belum ongkos jamuan pernikahan, kalau bisa minimum 200 tamu undangan. Pre wedding foto2, sewa mobil 奔驰 alias Mercedes Benz untuk gengsi2-an.
    Kulo niki tiyang Cinten liar, ora mudheng karo toto-kromo ne wong cino, jadi ketika saya melamar calon istri, saya tidak ngerti adat istiadat angpao-kawin tetek bengek. Pokoke bilang ke calon mertua; Tante, anak perempuan-lu gua lamar. Mertua kaget, kok ada calon menantu yang sedemikian kurang ajar. Dia wadhul kemana-mana; menantu ike itu wong cino singkek, mosok kalau ngomong sama ike, pakai kata-kata lu dan gua, bukannya pakai yee dan ike.
    Jadi aku kawin hanya bondo manuk blekok alias kunthul. Kalau seandainya menurut kehendak mertua perempuan, pasti dia menolak cino-singkek. Tapi mertua laki dan putera sulungnya setuju karo aku.

    Untuk jadi orang kaya dan sukses, syaratnya harus punya intelligenz, mujur dan ambisi yang tinggi. Semuanya itu sudah takdir, suratan.
    Intelligenz adalah kepandaian: Täuschen-Lügen-Tricksen.
    Täuschen = pandai pura-pura. Lügen = pandai berdusta. Tricksen = pandai menipu-memanipulasi.
    Lebih baik hidup jadi tukang sampah daripada ambisius dan terlalu intelligent.

    BalasHapus
  2. Sepakat. Lebih baik jadi tukang sampah atau tukang kebun atawa wong cilik. Gaya hidup dan pola pikirnya tidak ruwet. Dan bisa tidur nyenyak di mana saja, kapan saja. Tidak perlu pigi konsultasi dokter atawa makan obat segala macem.

    BalasHapus