Beberapa hari ini beredar video yang viral di kalangan warga NTT. Khususnya di perantauan. Ritual penyerahan air dan tanah dari bumi Flobamorata (Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata) untuk dibawa Gubernur NTT Viktor Laiskodat ke ibu kota Nusantara di Kalimantan.
Tentu tidak semua 22 kabupaten di NTT ikut serta. Diambil 7 atau 9 daerah sebagai perwakilan. Ada yang dari Flores, Sumba, Timor, Sabu Raijua, Lembata. Ada yang dapat jatah air, ada daerah yang sumbang tanah. Demi Nusantara jaya.
Yang paling menarik bagi saya tentu prosesi penyerahan air dari Pulau Lembata. Sepertinya mewakili kawasan etnis Lamaholot yang meliputi Adonara, Solor, Lembata, Flores Timur daratan.
"Kame mete wai!" kata tokoh Lembata dalam bahasa dan logat yang sangat saya kenal.
Artinya, kami membawa air. Lalu ia merinci nama-nama tempat pengambilan air tanah itu. Meliputi seluruh Lomblen, nama lama Pulau Lembata, dari utara, selatan, timur, barat, tengah, dsb.
Saya dan beberapa orang Lamaholot di Surabaya dan Sidoarjo pun sempat diskusi ringan soal ritual ambil air untuk IKN itu. Tidak menyangka Presiden Jokowi punya ide unik seperti itu. Benar-benar kejutan yang menggembirakan.
"Nae punya pembisik2 itu org hebat yg lewo tana anaka kereen.. jadi selalu berasaskan temutu dan adat ama. Hullen aja nae punya gaya bicara. Org desa yg mengkota... ☺️☺️☺️," komentar Ama Paul, tokoh Adonara di Sidoarjo.
Lihat saja Jokowi punya gaya bicara. Orang desa yang mengkota. Orang hebat dari kampung yang selalu berasaskan adat nenek moyang. Begitu kira-kira arti bahasa Lamaholot itu.
Masih dari Ama Paul: "Nae sendiri (Jokowi) belajar paham tentang adat dan koda puken ama. Selalu pehen koda kirin. Beberapa kali hut RI nae pake pakaian adat..pe salah satu buktinya ama."
"Mantap e ama," kata Gabriel Hokon, orang Tanjung Bunga, Pulau Flores, yang sudah karatan di Surabaya.
Bung ini lebih sering berbahasa Nagi alias Melayu Larantuka ketimbang Lamaholot. "Torang iko senang le," katanya. (Kita orang juga ikut senang).
Seremoni tanah dan air dari 34 provinsi di IKN sudah selesai. Sebuah langkah besar, revolusi mental, sudah dilakukan Jokowi. Relokasi ibu kota NKRI ternyata tetap dilakukan meski pandemi covid masih merebak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar