Minggu ini banyak sekali orang yang nyekar di makam. Bawa kembang kirim doa ke ahli-ahli kubur. Maklum, bulan Ramadan segera tiba.
Orang Tionghoa juga ramai-ramai nyekar. Bukan dalam rangka bulan puasa tapi Ceng Beng. Acara nyekar khas Tionghoa itu tempo doeloe disebut Tsing Bing. Setiap 5 April.
Yang menarik, dulu Tsing Bing jadi hari libur nasional hingga 1949. Setelah Belanda kembali ke negaranya, Tsing Bing pun tenggelam. Orang pribumi bahkan tak pernah tahu yang namanya Ceng Beng atawa Tsing Bing itu.
Daftar hari libur tahun 1949 sangat menarik. Kita jadi tahu bahwa dulu, era Hindia Belanda, ada empat hari Tionghoa yang dijadikan tanggal merah atawa libur nasional. Yakni Tahun Baru Tionghoa, Tsing Bing 5 April, Hari Lahir Khonghucu, dan Hari Lahir Sun Yat Sen.
Hari lahir raja, ratu, dan pangeran Belanda juga libur nasional.
Dari daftar hari libur nasional itu terlihat sekali betapa masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda doeloe punya tempat khusus. Meski statusnya oosterlingen, warga negara asing, orang Tionghoa dapat tempat khusus di mata pejabat-pejabat Belanda.
Saya tidak punya daftar hari libur pada tahun 1960-an atawa Orde Lama. Yang pasti, di masa Orde Baru semua yang berbau Tionghoa dihapus. Jangankan libur Tsing Bing, tahun baru Tionghoa alias Imlek pun dihapus. Apalagi Hari Lahir Confucius dan Hari Lahir Sun Yat Sen.
Libur tahun baru Imlek baru muncul lagi setelah Gus Dur jadi presiden. Libur Tsing Bing cuma ada di Tiongkok sana.
Kang Hurek, daftar hari liboeran tahoen 1949 yang anda kutip diatas, entah siapa yang njoesoen. Di soesoen pasti di tahun 1948. Kalender itu tidak berlaku bagi kita berdua, yang notabene kala itu adalah warga negara Repoeblik Indonesia Timoer, Presiden nya Tjokorda Soekawati dan perdana menteri nya Ida AA Gde Agung, yang saya kenal secara pribadi. Kok tidak ada Hari Raya Galoengan ? Kan mustahil.
BalasHapusKesimpulannya tahun 1948 sudah ada Hoaks.
Kalau disusun oleh antek-londo yang cinta kepada Wilhelmina, Juliana, Bernhard dan Beatrix, mengapa nama Dr. Sun Yat Sen tercantum disana, paradox, sebab Dr. Sun adalah musuh besarnya pemerintah belanda.
Organisasi Tong Meng Hui yang didirikan oleh Dr. Sun Yat Sen dilarang diseluruh Hindia Belanda, dan pengikutnya ditangkap kalau ketahuan.
Belanda kuatir anak2 muda Inlander, generasi Soekarno Hatta, ikut terpengaruh oleh ideologi TongMengHui yang bersifat Nasionalis, Anti Penjajah Asing. Kakek buyut saya adalah salah satu pentolan organisasi rahasia Tong tersebut. Dia tahun 1905 meninggalkan Soerabaja, pulang ke kampung halaman nya berrevolusi bersama Dr. Sun, sampai dia mati dan dikubur di Quanzhou.
Kalau disusun oleh orang yang cinta Indonesia, mengapa masih harus sebut2 nama2 para pentolan londo ?
Pokoknya serba aneh, sudah ada hoaks dan kadroen zaman doeloe.
BalasHapusSumber: Zakboek (buku kecil) Parlemen Pasoendan 1948-1949.
Diambil dari Museum Peranakan Tionghoa pimpinan Azmi Abubakar.
Daftar hari libur ini sering jadi bahan percakapan yang menarik di media sosial. Tapi ya bisa saja hoax tempo doeloe.