Kamis, 24 Maret 2022

Paus Frans ajak sembahyang untuk Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022. Saya pasti ingat karena bertepatan dengan open house acara ulang tahun di kantor. Kamis 24 Maret ini pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina genap satu bulan.

Entah kapan perang yang tak jelas juntrungannya ini berakhir. Gempuran sanksi-sanksi dari USA, NATO, dan sebagainya tidak mempan. PBB juga mandul. Sebab Rusia punya hak veto. Begitu juga Tiongkok yang condong ke Rusia sebagai sesama komunis.

Rusia negara kaya raya. Ia bisa swasembada pangan, energi, dsb. Tidak perlu pasokan atawa uluran tangan Amerika dan sekutunya. 

Rusia juga mandiri untuk urusan agama. Ia punya semacam Paus sendiri. Patriark Kirill namanya. Gereja-gereja ortodoks sejak dulu menganggap Katolik Roma dengan Paus di Vatikan sebagai gereja yang perlu diluruskan.

"Hanya ada satu gereja yang benar. Gereja kita," kata Patriark Kirill alias Sirilus di YouTube.

Bapa Kirill jenggotnya sangat lebat, anda sudah tahu, ada kewajiban untuk memelihara janggut di kalangan pimpinan gereja ortodoks. Bapa ini keras betul kalau menyerang Barat, khususnya Katolik, Protestan, dan gereja-gereja aliran  Barat. 

Pekan ini Vatikan membagikan seruan Paus Fransiskus kepada umat Katolik di seluruh dunia. Seruan untuk sembahyang bersama untuk Ukraina dan Rusia. Berserah diri kepada Bunda Maria.

Ave Maria, ora pronobis. Bantulah anak-anakmu yang tengah menderita di Ukraina. Bunda Maria dimintai tolong agar perang di Ukraina segera berakhir.

Saya belum sempat googling apakah pimpinan tertinggi Gereja Ortodoks di Rusia juga mendukung seruan Paus Fransiskus itu. Yang pasti, dia anggap seruan Uskup Roma, sebutan orang ortodoks untuk Sri Paus, tidak berlaku untuk gereja-gereja timur.

Yang pasti, Patriark Kirill dan jemaatnya juga sembahyang tiap hari. Berdoa agar perang segera berakhir. Terlalu lama perang selama dua bulan, tiga bulan, satu tahun, dua tahun.. tentu membawa korban nyawa dan harta lebih banyak lagi. Lama-lama semua laki-laki di Ukraina gugur demi membela negaranya.

1 komentar:

  1. Mas Franz, saya yakin dalam situasi sekarang ini, sembahyang pun tidak ada gunanya, terlambat sudah, korban sudah terlalu banyak.
    Di Eropa terlalu banyak tukang kompor, bahkan yang perempuan ngipas-ngipasnya lebih rajin daripada yang lelaki, contohnya Ursula von der Leyen dan Annalena Baerbock.
    Belum pernah saya mendengar politisi Nato dan EU yang bilang; Berhenti perang, jangan perang. Yang saya dengar tiap hari di Televisi adalah: berikan mereka senjata modern yang diminta oleh si Badut.
    Hanya di kepala nekolim ada perang yang bersih, jika mereka terlibat perang, contohnya di Vietnam, Irak, Libya, dll.
    Semua peperangan adalah jahat, kotor, kejam, tak berguna.
    Kejahatan perang ada di kedua belah pihak, saling berdusta, saling tuduh, saling pura-pura, saling bertaktik.

    Mengapa otak manusia lebih bodoh daripada otak binatang ? Saya suka memelihara banyak binatang, 8 ekor anjing, 23 ekor ayam, 36 ekor burung, kolam ikan lele dan patin. Didalam kandang binatang tidak ada pertarungan, sebab binatang sadar dan berpikir :
    " Der Klügere gibt nach, wenn er der Schwächere ist ".
    " Yang Cerdas mengalah, apabila dia tahu, dia lebih lemah ".
    Apakah fantasi western democracy-nya Ukraina lebih berharga daripada nyawa orang2 Irak, atau Vietnam ? Mengapa kita bersedia mengobarkan Perang Dunia Ketiga, gara-gara fantasi mereka.
    Mengapa orang2 Indonesia dulu di bioskop, nonton film Hollywood, keplok-keplok, suit-suit gembira, jika ada adegan John Wayne dan US Kavaleri membantai orang2 yang dipacaki jadi orang Indian. Kenyataan nya, memang penduduk asli Amerika dibantai oleh orang eropa, ada ungkapan: Nur ein toter Indianer ist ein guter Indianer. Hanya orang Indian yang mati adalah orang Indian yang baik. Halleluya.

    BalasHapus