Senin, 28 Maret 2022

Blog mati karena inersia

Blognya kok tidak aktif? 
Sudah mati ya?
Kok gak ada tulisan baru?

Banyak sekali pertanyaan seperti itu. Memang cukup lama saya tak bikin catatan ringan di laman ini. Catatan berat yang panjang barang laka di era media sosial yang padat, singkat, menarik.

Selama pandemi, dua tahun jalan, minat menulis catatan harian di blog memang sangat rendah. Pagebluk itu terlalu ngeri. Begitu banyak kenalan, teman, hingga keluarga dekat jadi korban keganasan virus corona.

Saya sendiri pernah kena dua kali atau tiga kali. Tidak tes swab tapi gejala-gejalanya sudah jelas covid. Gairah menulis untuk guyon, refleksi, jadi sangat berkurang. Lebih banyak ikut misa online lewat HP.

Karena itu, kadang sebulan cuma dua naskah, tiga, empat paling banyak. Blog yang baik minimal seminggu sekali ada update. Lebih bagus dua naskah seminggu.

Kita orang jadi malu dengan Mr Yu yang tiap hari menulis catatan menarik dan panjaaang.. dan viral. Padahal bos 70-an tahun itu sangat sibuk. Kita orang cuma sibuk nonton video di YouTube, nostalgia tempo doeloe di media sosial, atau piknik ke hutan.

Kebiasaan untuk menulis catatan harian jadi hilang. Inersia, istilah lawas di pelajaran fisika kelas A1 dulu. Kalau sudah inersia, kakaknya malas, maka sangat sangat sulit memulai lagi kebiasaan lama itu.

Inersia harus dilawan meski sulit. Bertahun-tahun tidak jalan kaki pasti tidak akan mau jalan kaki meski hanya satu dua kilometer. Padahal dulu tiap hari jalan kaki ke mana-mana di kampung halaman. Belum ada motor, mobil, sepeda pancal pun tak sampai 10 biji.

Bulan Maret ini saya coba lawan inersia itu. Lumayan, naskahnya sudah bisa di atas 20 biji. Tidak lagi dua atau tiga biji. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar