Rabu, 11 September 2019

Tidak berani pegang timnas



Bagaimana kalau taruhan lagi? Saya pegang Thailand? Sampean timnas Indonesia?

Kali ini mas yang dari Gedangan, Sidoarjo, tidak berani. Takut kalah lagi. Dia sudah belajar dari pertandingan pertama timnas Indonesia vs Malaysia. Saat itu Indonesia kalah karena kehabisan bensin.

Percuma pegang timnas. Mainnya kayak rawon. Gak iso melayu. Napase gak kuat, kata pria 40an tahun ini di warkop kawasan Gubeng Surabaya tadi malam.

Indonesia memang kalah segalanya. Dipermalukan di rumah sendiri 0-3. Babak pertama lumayan, tanpa gol, babak kedua hancurrr.

Pemain Indonesia itu tidak bisa bermain 90 menit. Hanya bisa main satu babak. 45 menit lalu amblas. Demikian saya mengulang teori lama berdasarkan pengamatan saya menonton timnas senior dalam 10 tahun terakhir. Timnas U16 dan U19 justru bagus.

Mas itu dan beberapa penggila bola pun menimpali. Intinya memperkuat pendapat saya. Semuanya mengkritik pemain-pemain timnas yang banyak kelemahannya. Khususnya stamina yang habis.

Jadwal kompetisi terlalu padat. Pemain-pemain kami kelelahan, kata pelatih Simon dikutip koran pagi. Pemain-pemain sudah berjuang habis-habisan di lapangan, katanya ngeles.

Masih ada beberapa pertandingan yang bakal dilakoni tim Garuda. Tapi dua laga awal ini sangat merisaukan. Tak ada harapan untuk lolos. Main di kandang aja melempem. Apalagi bertanding di Malaysia, Thailand, Vietnam, Uni Emirat Arab.

Bagaimana kalau Indonesia lempar handuk aja? Tidak perlu bertanding lagi? Toh hasilnya bisa dipastikan kalah kalah kalah... melulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar