Senin, 09 September 2019

Soesijanto GM Luminor Hotel Sidoarjo Doyan Golf

GM Luminor Sidoarjo Soesijanto dan PR Hotel 88 Surabaya Devy Widya


Dulu saya sering mampir di Luminor Hotel, Jalan Jemursari Surabaya, kalau ada live music. Kebetulan GM-nya, Soesijanto, senang musik. Sesekali dia bikin jazz night. Yang paling saya ingat, Ucok, saksofonis terkenal di Surabaya, mengajak anggota komunitas jazz-nya ke Luminor.

"Asyik banget kalau di hotel ada event jazz secara rutin. Apalagi tamu-tamu kami banyak yang suka," ujar Soesijanto.

Tak banyak percakapan tentang jazz, musik, okupansi dsb saat menikmati live music di Luminor Jemursari. Maklum, general manager yang satu ini sibuk meladeni tamunya yang banyak. Diajak bicara satu per satu.

"Kalau ada live music, silakan datang lagi," kata arek Suroboyo itu.

Eh, tak lama kemudian Soesijanto pindah ke Sidoarjo. Jadi GM Luminor Hotel di Jalan Pahlawan. Tak jauh dari mulut jalan tol, Stadion Gelora Delta, dan RS Delta Surya. Lokasi Hotel bintang 3 milik Waringin Hospitality itu memang sangat strategis. Membuat wajah Sidoarjo lebih modern.

Maka, diskusi atau lebih tepat ngobrol bareng GM Soesijanto jadi lebih sering. Ada-ada saja idenya untuk memeriahkan hari jadi Kabupaten Sidoarjo.

"Kita bikin semacam pesta kuliner khas Sidoarjo. Libatkan semua hotel yang ada di Sidoarjo. Kita harus ciptakan event untuk menarik wisatawan," katanya.

Ide ini kemungkinan baru bisa dieksekusi tahun depan. Saat hari jadi Sidoarjo kemarin Luminor Hotel bikin event sepeda sehat ke sejumlah objek wisata di Kabupaten Sidoarjo. Di antaranya candi-candi dan Pabrik Gula Toelangan (yang sudah dua tahun tidak beroperasi). Peserta sepeda sehat ini umumnya pengusaha dan relasi Luminor Hotel di Surabaya.

Soesijanto menilai Kabupaten Sidoarjo punya banyak potensi yang bisa diangkat ke tingkat nasional. Bandara Internasional Juanda berada di Sidoarjo. Terminal Purabaya di Bungurasih, Kecamatan Waru. Hotel-hotel berbintang juga mulai banyak. Tidak lagi terkonsentrasi di kawasan Bandara Juanda, tapi sudah masuk ke tengah kota.

Selain Luminor Hotel di Jalan Pahlawan, belakangan ada Favehotel di Jalan Jenggolo dan Neo+ di Jalan Raya Waru. Ada pula The Sun Hotel yang lebih dulu beroperasi pada 2005. Tamu-tamu hotel ini perlu "ditahan" agar bisa jalan-jalan dan berwisata di Kota Delta.

"Makanya, belum lama ini kami juga support acara jambore sepeda tua nasional di Gelora Delta. Kami tampilkan menu-menu khas Sidoarjo yang lezat," katanya.

Omong punya omong, akhirnya saya tahu kalau GM Soes ini penggemar berat golf. Bukan cuma hobi, golf sudah jadi kebutuhan hidupnya. "Saya sudah coba hampir semua olahraga. Sampai sekarang masih main bulutangkis. Tapi tidak ada olahraga yang nikmatnya melebihi golf," ujarnya seraya tersenyum.

Golf? Apanya yang nikmat?

"Wuihhh... sulit diceritakan. Kenikmatan golf itu hanya bisa dirasakan. Sekali merasakan nikmatnya golf, kita akan jatuh cinta selamanya," tuturnya.

Kalau sudah bicara golf... GM Soesijanto tampak sangat bahagia. Wajahnya berseri-seri. Soesijanto kemudian memberi semacam kursus kilat cara memukul bola golf.

 "Mukulnya gak asal. Gak boleh pakai power. Ada seni dan teknik khusus. Kalau Anda memakai power, ya pasti gagal."

Soesijanto kemudian memperlihatkan video di ponselnya. Hampir semuanya tentang permainan golf kelas dunia. Padang golf dengan rumput hijau yang sangat terawat.

 "Coba Anda perhatikan orang tua ini. Teknik memukulnya luar biasa. Gerakannya seperti hipnotis," katanya.

Sebagai orang yang sangat awam golf, saya sulit memahami permainan golf. Olahraga yang mirip klangenan pengusaha-pengusaha dan para veteran yang purnatugas. Nikmatnya di mana?

"Waduh, luar biasa golf itu. Kapan-kapan kita bikin turnamen golf biar Anda bisa melihat langsung di lapangan," ujar sang GM lantas tertawa kecil.

Soesijanto juga menyebut golf ini punya banyak filosofi. Salah satunya adalah bagaimana melawan diri sendiri. Musuh terbesar golfer itu sejatinya bukan pemain lain tapi dirinya sendiri. Dia harus bisa kontrol emosi, tetap tenang menghadapi berbagai handicap dsb dsb.

"Jadi, kita tidak gampang stres. Beban pekerjaan seberat apa pun bisa kita hadapi dengan tenang," kata GM Soes ala motivator Mario Teguh.

5 komentar:

  1. Main Golf bagi saya kok seperti main kelereng. Kita orang Bali menyebutnya main guli ( neker, gundu, atau Murmel bahasa Jerman-nya ), mungkin bahasa lamaholot disebut lain.
    Saya juga punya seorang teman yang gila Golf. Kalau dia mulai cerita tentang Golf, masya Allah, teori-nya ber-macam2, bahkan kecondongan rumput pun ada dalil-nya.
    Dulu dia gila main Tennis, karena beruntung ketiban durian runtuh, dia menikah dengan puteri salah satu pengusaha Konglomerat Indonesia. Sejak itu raket tennis-nya digantung, beralih pegang Golf Stick. Dia dan teman2-nya keliling dunia, hanya untuk mencobai main Golf, disemua lapangan Golf terkenal di manca negara. Beberapa kali juga ke Tiongkok untuk mencoba lapangan Golf yang baru dibuka disana.
    Yah tiap orang punya Hobby mereka sendiri2, toh yang dipakai uang-nya sendiri atau uang istri-nya.
    Payahnya menantu saya sendiri juga sok2-an main Golf, dibagasi mobil-nya selalu ada Golf-bag yang besar. Karena bagasi mobil-nya BMW Serie X1 kurang besar, maka dia barusan membeli yang Serie X3. Sifat snobby-nya (Snobismus) ternyata nurun dari orang-tua-nya yang bekerja sebagai guru sekolah menengah, yang juga main Golf dan masing2 naik mobil mewah.
    Minta rumah yang ada taman-nya, tetapi tidak punya duit. Minta ke orang-tua-nya, tidak dikasih, tidak ada uang kata mereka.
    Anak perempuan-ku lah yang minta uang kepada ku. Apa boleh buat, kalau wanita sudah kesmaran, tai kucing pun dianggap cokelat. Ya saya belikan rumah yang laki-nya mau. Kalau satu dibelikan rumah, yah terpaksa 3 anak lainnya juga dibelikan, agar adil dan dikemudian hari anak2 tidak cekcok saling iri.
    Satu anak-saya bilang kepada saya, Papa kenapa engkau tidak mau menikmati hidup yang royal, suatu ketika engkau akan menjadi mayat yang kaya-raya, apakah gunanya !
    Asu,jancuk, seandainya papa-mu ini hidup foya2, main Golf, numpak Ferrari Testarossa 512TR, apakah ada orang lain yang gila diatas bumi, yang bersedia membelikan kalian rumah dan suatu hari mewariskan rumahnya sendiri dan uang tabungan cash, yang jumlahnya, tak-kan bisa kalian tabung dengan gaji kalian, seumur hidup-pun.
    Sudah nasib-ku dilahirkan dari rahim seorang perempuan cina-totok, dan dididik untuk bekerja keras dan hidup hemat.
    Barang2 apapun aku tidak kepingin, walaupun mampu membeli.
    Kalimat syahadat sudah hafal diluar kepala, tetapi karena usia dan racun Marlboro, raga tidak sanggup lagi. Bagian badan yang
    kaku justru di tengkuk dan pundak, bukannya di bagian yang semesti-nya. Wahai Ahok, berbahagialah engkau !

    BalasHapus
  2. Haiya... menarik banget. Kalau sudah hobi berat memang orang seperti lagi mabok asmara. Apa dilakukan demi hobi main golf, tenis, dsb.

    Orang2 tajir di surabaya juga makin gila nggowes. Bukan gowes sepeda kebo, sepeda jengki atawa sepeda lawas atawa sepeda murahan macam kita orang. Mereka punya sepeda harganya bisa melebihi mobil.

    Kumpulan orang2 tajir ini kemudian pigi ke berbagai negara untuk ikut perlombaan dsb dsb. Lalu pasang iklan besar tentang mereka punya kegiatan ngonthel di luar negeri dengan medan yg menantang, suhu eropa nan dingin menusuk tulang dsb dsb.

    Kalau golf ini memang hobinya tuan2 pengusaha dan eksekutif yg tajir temen. "Sambil main golf kita bisa bicara bisnis dsb," kata orang yg doyan golf.

    BalasHapus
  3. Xiansheng: Barang2 apapun aku tidak kepingin, walaupun mampu membeli."

    Ciamik tenan. Ajaran ini yg perlu dihayati dan diamalkan orang2 Indonesia. Seperti pemghayatan dan pengamalan pancasila.

    Kalau soal racun tembakau barangkali tabib2 di tiongkok punya pemawar yg mujarab. Jamu2 cungkuo biasanya sangat manjur. kamsia

    BalasHapus
  4. Golf itu olahraga yg menyenangkan bagi mereka yg memang hobi.

    BalasHapus