Setiap bulan Agustus saya selalu ingat Bukit Kemenangan. Lagu seriosa tempo doeloe ini biasa dibawakan paduan suara pelajar dan mahasiswa di Grahadi Surabaya. Saat upacara bendera 17 Agustus, Hari Kemerdekaan Indonesia.
Lagu ini juga mengingatkan saya pada Bu Bambang, guru vokal dan piano di Klojen, Malang. Ibu ini biasa mengajar kor dengan gaya klasik. Beda jauh dengan paduan suara yang saya kenal saat anak-anak hingga SMP di kawasan Flores Timur, NTT.
Bu Bambang (nama aslinya ayas tidak tahu) punya wawasan musik jauh di atas rata-rata. Aku perhatikan cara dia mengajar vokal, pernapasan, frasering, falsetto dsb.
Bukit Kemenangan selalu diajarkan Bu Bambang karena dianggap sebagai lagu seriosa standar BRTV. Tingkat kesulitannya cukup tinggi.
Lagu Bukit Kemenangan ini pun sering jadi lagu wajib lomba paduan suara pelajar dan mahasiswa di Jawa Timur. Aransemen paduan suaranya digarap Musafir Isfanhari, guru musik dan musisi senior di Surabaya. Sampai sekarang aransemen kor SATB versi Isfanhari ini selalu dipakai di kampus-kampus dan SMA di Jatim. Termasuk di Grahadi itu.
<< 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑠𝑚𝑖𝑙𝑙𝑎ℎ..
𝐹𝑖𝑠𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑙𝑙𝑎ℎ…
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑑 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑚'𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎ℎ
𝐷𝑒𝑚𝑖 𝑚𝑒𝑟𝑑𝑒𝑘𝑎
𝑁𝑢𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑠𝑎
𝑅𝑒𝑙𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑗𝑖𝑤𝑎
𝑀𝑒𝑟𝑖𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑙𝑒𝑔𝑎𝑟
𝑃'𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟
𝐻𝑎𝑡𝑖 𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟
𝐾𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑢𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑦𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑁𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑎𝑗𝑢 >>
Gara-gara sering bikin catatan tentang seriosa, dulu, saya sering dianggap sebagai pengamat musik klasik (seriosa). Ada beberapa musikolog dari luar negeri yang bertanya kepada saya tentang perkembangan lagu-lagu seriosa di Indonesia.
Sharifah Faizah PhD dari Kuala Lumpur, Malaysia, paling serius mengorek data dan informasi tentang seriosa di Indonesia. Sharifah baru saja menerbitkan buku tebal tentang sejarah dan perkembangan seriosa kita. Ia beberapa kali menghubungi saya.
Minggu lalu saya membaca buku karya Sharifah yang sangat tebal dengan analisis musik yang sangat akademis. Boleh jadi inilah buku pertama tentang seriosa yang paling mendalam dan komprehensif.
Salah satu lagu yang dibahas adalah Bukit Kemenangan. Menarik banget memang cerita di balik lagu patriotik yang menggelegar ini. Belum lagi nada-nada pentatoniknya.
Sharifah, kawan dari Malaysia, ini pun berhak menyandang gelar profesor. Tahniah 🙏🏼🙏🏼