Sabtu, 06 Agustus 2022

𝗡𝗧𝗧 = 𝗡𝗮𝘀𝗶𝗯 𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗧𝗲𝗻𝘁𝘂.. 𝗡𝗮𝗻𝘁𝗶 𝗧𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗧𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴

Masyarakat (NTT) di perantauan sesekali perlu go public. Sekadar silaturahmi dengan komunitas etnis lain, diskusi tipis-tipis, promosi wisata tipis-tipis, ngomong soal Pulau Komodo, danau tiga warna di Ende, berburu ikan paus di Pulau Lembata, dsb.

Provinsi NTT - lebih sering dipelesetkan jadi Nasib Tidak Tentu atau Nusa Tetap Tertinggal tapi Nanti Tuhan Tolong - merupakan salah satu dari 34 provinsi yang kurang dikenal di luar NTT. Khususnya di Pulau Jawa.

Tidak banyak orang Jawa atau Sunda atau Betawi atau Madura yang tahu Pulau Flores, Pulau Timor, Pulau Sumba, dan pulau-pulau kecil macam Rote, Sabu, Raijua, Alor, Pantar, Lembata, Adonara, Solor, dsb. Apalagi Pulau Babi, Pulau Komba yang konon dihuni para suanggi alias hantu-hantu blauw.

Orang Bali, Lombok, Sumbawa hampir bisa dipastikan lebih paham NTT karena tempo doeloe kita pernah satu provinsi, yakni Provinsi Soenda Ketjil kemudian Provinsi Nusa Tenggara. Ibu kotanya di Singaraja. Sejak 20 Desember 1958 dimekarkan jadi tiga provinsi: Bali, NTB, NTT. 

Karena itu, kita orang senang kawan-kawan komunitas Flores Bersatu dan Flobamora ikut berpartisipasi di acara Persatuan Nusantara Satu Rasa di Rumah Joglo, MERR Surabaya, Gunung Anyar. Sekaligus memeriahkan Suroan.

Nona Yetty dan Nona Joan tampil mengenakan pakaian adat Manggarai dan Rote.  Joan yang lahir dan besar di Rungkut terlihat anggun mengenakan busana tenunan khas Rote. 

Rote itu di mana? Pulau paling selatan Indonesia. Banyak seniman dan nona-nona manis berasal dari pulau ini. Komposer dan penyanyi lawas Obbie Messakh pun asli Rote.

Provinsi NTT punya 22 kabupaten. Di setiap kabupaten ada beberapa motif tenun dan budaya yang agak berbeda. Manggarai pun ada Manggarai Barat, Manggarai Timur, Manggarai (Tengah). Belum lagi kawasan Kepulauan Komodo.

Kalau di MERR kemarin budaya Manggarai dan Rote yang ditampilkan, kali lain gantian Sumba Timur, Sumba Barat, Sikka, TTU, TTS, Belu, dsb. 

Bae sonde bae Flobamora lebeh bae! 

(Baik tidak baik NTT lebih baik!)

5 komentar:

  1. NTT = Nanti Tuhan Tolong
    Hilf dir selbst dann hilft dir Gott = Tolong diri mu sendiri duluan setelah itu baru Tuhan mau tolong.
    Siapa bisa ubah batu jadi roti ?????? Mateus 4,3

    BalasHapus
  2. NTT masakah kalah sama orang Arab. Orang Arab zaman dulu sudah kasih nasehat kepada anak2 nya : Jangan kau selalu Insya Allah dan Allahu Akhbar melulu, ikat onta mu baik-baik !
    Yang kita Pertuan Agung pun, tidak bisa ubah batu jadi roti.
    Jangkul tanah, siram air, tanam bibit gandum, jaga dan pelihara ladang, panen, jemur, giling, bikin tepung, beli ragi, olah adonan roti, cari kayu bakar, beli open, panggang dan jaga roti agar tidak gosong atau mentah. Urip kuwi ternyata sengsara tenan.

    BalasHapus
  3. Teman-ku A-liong hidup di perkampungan hoakiao tiongkok memperkenalkan dirinya ; saya Aliong, engkong saya cina, nenek orang Sabu asli, papa saya baba, mama orang Rote asli. Saya sejak 1960 jadi chung-kuok-ren, merk hitachi, hitam tapi china.

    BalasHapus
  4. Itoe bagoes betoel baba dari Rote merek hitachi. Semoga beliaoe hidoep seneng di Tiongkok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aliong sudah sering kali bolak-balik pulang ke NTT. Dia cerita, begitu mendarat di bandara Cengkareng, sudah ada saudara sepupu-nya, orang NTT berpakaian dinas, menyandang bintang di pundak, yang menjemput nya di area imigrasi, jadi tidak pernah dia harus diperiksa masuk ruang spesial untuk tamu asal Tiongkok, yang ujug-ujug-nya pakai uang tempel. Begitulah sampai NTT dia selalu ditemani oleh para kerabatnya. Untungnya dia masih sangat fasih berbahasa Indonesia dengan logat NTT-nya yang kental.
      Memangnya di Wan-fa huaqiao nongchang, kampung hoakiao wan-fa, mayoritas hoakiao nya berasal dari NTT, pulau Sumba, Rote dan Sabu. Generasi Aliong, sudah usia 70 tahun keatas, adalah sisa-sisa orang NTT yang masih bisa berbahasa Indonesia. Anak2 mereka sudah jadi orang China totok. A-liong kulitnya hitam, giginya putih rata bak kalung mutiara, rambutnya keriting, mulutnya selalu tersungging senyum yang ramah, namun sinar matanya tajam. Secara jasmaniah, dia lebih asli daripada semua gubernur DKI. Saya jumpa dia, hanya waktu Sincia atau Cengbeng, kalau dia pulang kampung. Hari-hari, ber-tahun2 dia bekerja nguli di Hong-Kong. Lumayan dia bisa punya dua apartement di kota kabupaten, tempat kami tinggal.
      Kota kabupaten, berpenduduk 230 ribu jiwa, adalah sebuah desa dalam ukuran di Tiongkok.
      Orang NTT, kalau ketemu satu sama lain, langsung saja ngaku famili. Joseph anak Ngada, Cosmas anak Ende, kalau ketemu Frans Seda, juga langsung panggil Oom Frans.

      Hapus