Selasa, 02 Agustus 2022

Patung Naga di Kembang Jepun, Teringat Bung Yusach Hariadi

Senin, 2 Agustus 2022.

Saya ngobrol dan ngopi bersama beberapa petugas yang mengecat gapura Kya Kya Kembang Jepun, Surabaya. Mereka juga membersihkan dan mengecat patung Naga khas Tiongkok yang gagah itu.

Pemkot Surabaya rupanya serius meromansakan kawasan pecinan kota lama yang selalu remang-remang pada malam hari. Bakal ada Car Free Night (CFN) di Jalan Kembang Jepun dan Jalan Karet alias Pecinan Kulon. 

Saya jadi ingat Yusach Nunung Hariadi. Seniman asal Mojokerto itu yang bikin patung Naga Tiongkok di Kya Kya Kembang Jepun. 

Bung Yusach juga yang bikin patung Dewi Kwan Im lengkap dengan naga-naga Tiongkok di Sanggar Agung, kelenteng di Pantai Ria Kenjeran.

Kalau soal patung-patung khas Tionghoa, ya Bung Yusach Hariadi seng ada lawan! Dahsyat banget.

Bung Yusach berpulang pada hari Senin, 10 Agustus 2020 pagi. Saat itu wabah covid sedang merajalela di negeri ini. Istirahatlah dengan tenang, Bung.

Hidup singkat, seni abadi.

5 komentar:

  1. Patung Naga Kuning di Kembang Jepun walaupun tidak bergerak, namun kokoh-gagah, terbuat dari semen dan pasir.
    Bagaimana hebatnya " kata majemuk ", yang merubah total arti kata dasar nya.
    Papier = kertas, Tiger = Macan, Papiertiger = Macan kertas, dulu menurut paman Mao sinonim dengan USA , yang di ibaratkan dengan macan ompong.
    Papier = kertas, Drache = Naga, Papierdrache = layangan, layang-layang dari bambu dan kertas. Terbang tinggi di langit, di pasangi sowangan, meraung-raung, bergerak meliuk-liuk, sombong namun tak berdaya. Apakah negeri leluhur-ku hanyalah Papierdrache, alias Naga-kertas atau layangan sowangan yang ekornya panjang ?
    Piye toh engkoh Jin-ping ? Rika wis lali tha ?
    我们万众一心,冒着敌人的炮火,前进,前进,前进。
    Si Macan-Ompong tetap punya Armada ke-7, yang membuat negara2 di Asia kecirit ketakutan.
    Mengapa macan ompong tetap sangat berbahaya ?
    Professor ilmu forensic yang menguji saya, dulu berteman dengan Prof.Dr. Siwabesi, Menkes RI. Mungkin keduanya pernah berburu macan di Sumatera. Nah, ketika saya diuji, Professor bertanya, darimana engkau tahu, bahwa korban atau mayat itu mati karena macan ? Saya bilang, lihat bekas gigitan. Salah, kata Professor, macan membunuh dengan pukulan kaki depan yang kuat dan kuku2-nya yang tajam.
    Wallahualam, wong bule bilang apa, sakarepe kono, pokoke isun diluluskan ! Tai koetjing rasa cokelat, Yo Guten Appetit !
    Sampai detik ini, selama engkoh Xi tidak bereaksi, adem-ayem wae, yo wong bule Über Alles. Merampas benua Amerika, Australia, menjajah Asia, Afrika, ya biasa2 saja. Lha wong mereka hanya menjalankan Perintah Tuhan sesuai Kitab Moses Genesis 1:28.
    Mereka memberi kita orang kulit berwarna Kultur, Budaya, Agama, Moral dan Etika. Tanpa orang kulit putih, kita bangsa Asia, Afrika, Amerika, Australia, adalah binatang2 yang berjalan dengan dua kaki. Demikianlah isi otak mereka, tidak ada yang bisa merubah fakta itu. Sampai pertengahan abad ke 18, nenek-moyang gua di Tiongkok Quanzhou, masih telanjang gelantongan diatas pohon lengkeng. Puji Tuhan, Jesus Christus telah mengirim para missionaris bule ke Fujian, memberi nenek-moyang gua pakaian dan mengajar mereka membaca, menulis dan berhitung.
    Deo Gratias !



    BalasHapus
  2. Itoe betoel matjam ompong mingsih bisa njakar en bikin mati orang. Ia poenja swara aoeman mingsih keras. Dia orang merasa djadi polisi doenia ini. Kamsia atas siansen poenja koetipan Genesis 1:28.

    BalasHapus
  3. Ouw.. kita orang tempo doeloe di pelosok djoega tidak kenal "deko laboer" (celana dan baju). Dia orang jang bawa itoe peradaban ke sini dan kita orang tiroeken biar tidak dibilang primitif.

    BalasHapus
  4. Nene Peloso pigi liat Taiwan, Paman Xi poenja kepala bisa pening toedjoeh keliling.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ada orang gila yang bilang Taiwan bukan termasuk wilayah China, mungkin si Gila ada benarnya. Tetapi orang gila pun tahu, sejak jaman dynasti Han, pulau Taiwan dan pulau2 kecil di sekelilingnya adalah milik provinsi Fujian, khususnya termasuk wilayah Quanzhou. Seperti halnya pulau2 Nusa Panida, Ceningan dan Lembongan masuk wilayah Kerajaan Klungkung. Kalau ada orang gila bilang pulau Nusa Panida milik orang Katar, ya biarkan saja, lha wong sekarang zamannya freedom of speech, tiap orang boleh nyerocos sesuka udelnya, democracy ala nekolim, semuanya serba bebas, bahkan mereka diskusi di TV nasional selama 45 menit, tentang masalah Mode potongan cukuran jemboet untuk musim panas tahun 2022.
      Bagi saya pribadi, jika terjadi perang antara China dan Taiwan, petaka itu bak Bharatayudha.
      Mama-saya punya engkoh laki, kami memanggil dia "Sa-Ku"
      yang artinya paman engku ke tiga (三舅) dan mama juga punya adik perempuan, kami panggil dia A-yi, (bibi).
      Mereka semuanya lahir dan besar di Quanzhou, Kecamatan Licheng, Kelurahan Wubao.
      Sa-Ku adalah tentara Kuomintang dengan pangkat Mayor, waktu dia kalah perang dan lari ke pulau Taiwan, bersama Cukong-nya, Chiang Kai-shek. Dia di Taiwan punya anak, cucu dan cicit.
      A-yi, adik perempuan mama, punya cucu, dia tentara di China, PLA-Navy, dengan pangkat MayorJenderal, Wakil panglima wilayah tempur bagian timur, yang spesial untuk menggempur Taiwan.
      Nene Peloso alias Sundel Bolong berhasil mengadu domba keponakan-keponakan ku, yang notabene podo-podo cino, podo-podo pakai bahasa Minnanhua, podo-podo produkt dari rahim nenek buyut kami perempuan Taiwan asli atau suku Gaoshanzu, suku orang gunung, untuk berkorban di Kurusetra, bak Kurawa lawan Pandawa.
      Mbak Christine-P. sudah mewanti-wanti : Sudah kubilang, jangan kau bermain dengan api yang membara.
      Jangan, jangan, kau terbakar nanti !
      Katakanlah katakan sejujurnya, kalau tak mungkin Buddha menyejukkan hati Ing-wen dan Jin-ping, Untuk apa Cheng-yen dan Tzu-chi koar-koar di Sunter Jakarta.

      Hapus