(Foto: RD Laurens Yatim Muda menyalurkan bantuan kepada pengungsi letusan Gunung Lewotolok di Pulau Lembata, NTT. Beliau rama praja Keuskupan Larantuka.)
Mana yang baku menurut bahasa Indonesia?
rama atau romo?
rama praja atau romo projo?
tata krama atau toto kromo?
Surabaya atau Suroboyo?
Majapahit atau Mojopahit?
Jenggala atau Jenggolo?
Di Sidoarjo ada Lapangan Jenggala di Kecamatan Gedangan dan Lapangan Jenggolo di Kecamatan Kota.
Di Sidoarjo ada Jalan Mojopahit di kawasan RSUD, sementara di Jalan Majapahit di Surabaya terletak di belakang Pastoran HKY Katedral, dekat kampus Unika Widya Mandala, Jalan Dinoyo. Sama-sama nama jalan yang mengacu pada kerajaan lama dengan Raja Hayam Wuruk itu.
Kata ROMO/RAMA yang artinya ayah atau bapak atau bapa sangat populer di kalangan masyarakat Katolik di Indonesia. Sebab, imam atau pastornya selalu disapa romo/rama.
Ada juga sapaan pater untuk pastor-pastor yang punya ordo atau kongregasi seperti SVD, SJ, Karmelit, dsb. Romo atau pater artinya sama: bapak. Father bahasa Inggrisnya.
Berbeda dengan di NTT yang membedakan romo (praja/projo) dengan pater (ordo), di Jawa semua pastor sama-sama dipanggil romo. Sangat jarang ada umat Katolik di Jawa yang menyapa pastornya dengan pater, kecuali di paroki-paroki yang digembalakan imam-imam SVD.
Berdasar pedoman transliterasi bahasa Jawa, kata romo harus ditulis rama. Dan harus dibaca romo, bukan rama ala bahasa Indonesia. Karena itu, baik ditulis rama atau romo, ucapannya sama: romo.
Bagaimana dengan bahasa Indonesia?
Saya sering iseng menulis komentar di grup-grup Katolik di Jawa dengan kata rama. Pagi ini, misalnya, diskusi tentang oknum-oknum pastor yang kurang ramah. Selalu tidak punya waktu bila hendak ditemui umat. Ada pastor yang lebih suka orang kaya ketimbang orang miskin. Singkatnya, perilaku yang tidak sesuai dengan kaul imamatnya.
Nah, rupanya ada orang yang mengoreksi ejaan saya. "Yang benar romo, bukan rama," kata aktivis gereja dari Jakarta kalau tidak salah.
Maka, saya kutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hasilnya ini:
-------------
bentuk tidak baku: romo
n ayah
n Kat padri; pastor
n Kat panggilan untuk pastor
-----------
Menurut KBBI, kamus paling resmi terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 40-an tahun lalu, kata 'romo' itu tidak baku. Yang baku adalah 'rama'.
Apakah tim penyusun KBBI itu keliru mengingat mayoritas beragama Islam? Tidak juga. Jangan salah! Penyelia utama KBBI itu mendiang Prof Dr Anton M. Moeliono yang beragama Katolik.
Bukan sekadar Katolik, Prof Anton punya latar belakang pendidikan dan keluarga yang sangat kental dengan kekatolikan. Ada juga Prof Harimurti Kridalaksana dari UI yang juga berlatar belakang Katolik yang kuat.
Karena itu, kata-kata yang bernuansa Katolik sudah pasti telah dikaji secara mendalam. Pasti ada argumentasi akademis mengapa kata baku yang dipakai rama, bukan romo. Dan itu ada kaitan dengan pedoman transliterasi bahasa Jawa hanacaraka ke alfabet Latin itu.
Nah, daripada pusing berdebat soal rama vs romo, RP Hidin Situmorang, O.Carm. yang asli Batak pernah bilang, "Jangan panggil saya Romo Hidin! Sebaiknya panggil saya Pastor Hidin!"
Hehehe.....