Sudah 12 tahun Pater Markus Solo Kewuta SVD bertugas di Vatikan. Jadi semacam staf ahli Takhta Suci. Sejak Paus Benediktus XVI yang kini emeritus dan dilanjutkan Paus Fransiskus. Pastor asal Flores Timur ini selalu jadi pendamping dan tak bosan-bosannya menyerukan perdamaian dunia.
Padre Marco, begitu nama populer Pater Markus Solo SVD, pekan ini ikut mendampingi rombongan kiai dan ulama Indonesia yang berkunjung ke Vatikan. Termasuk menemani Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin beraudiensi dengan Paus Fransiskus.
Inilah untungnya ada orang Indonesia yang jadi staf kepausan. Orang Flores Timur pula. Yang bahasa daerahnya bahasa Lamaholot seperti bahasa ibu di kampung saya. Sama-sama Keuskupan Larantuka pula.
Pater Markus Solo SVD menulis:
"Tadi sama Pak Menteri Agama Indonesia bincang2 ttg bgm majukan perdamaian & kerukunan di tanah air. Pendidikan inklusif jd kata kunci," tulis sang pater yang mengawali panggilan dengan masuk Seminari Hokeng itu.
Selanjutnya, Pater Markus menemani Pak Menag jalan-jalan di kompleks Vatikan City. "Beliau sangat tertarik mendengar penjelasan2 saya. Katanya: Romo, baru ketemu tapi rasanya akrab. Saya jawab: Karena kita orang Indonesia," kata Pater Markus.
Masa jabatan menteri dari PPP ini tinggal seminggu lagi. Rupanya di ujung pengabdiannya sebagai menteri agama, Lukman Hakim menyempatkan diri berkunjung ke Vatikan. Diskusi tentang banyak hal. Indonesia yang majemuk, Bhinneka Tunggal Ika, dsb.
Satu jam lalu Menag Lukman mengunggah fotonya saat berada di Vatikan. Sang Menteri menulis:
"Mengabadikan diri di depan lukisan tokoh2 agama dunia, usai berdialog dg Mgr. Miguel Angel Ayuso, Presiden Dialog Antaragama, Dewan Kepausan Tahta Suci Vatican, ditemani Romo Markus Solo asal Flores, NTT, yg sudah 12 tahun mengabdi di Vatican."
Ada guyonan kecil Pater Markus Solo yang bikin saya ketawa sendiri. Rombongan dari Indonesia minta nomor teleponnya. Pater Markus pun menulis + 379 kode Vatikan.
"Ini bukan tanda salib tapi plus," kata Pater Markus disambut tawa anggota rombongan.
Maklum, belakangan ini isu jin kafir sedang ramai di media sosial. Hehehe....
Padre Marco, begitu nama populer Pater Markus Solo SVD, pekan ini ikut mendampingi rombongan kiai dan ulama Indonesia yang berkunjung ke Vatikan. Termasuk menemani Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin beraudiensi dengan Paus Fransiskus.
Inilah untungnya ada orang Indonesia yang jadi staf kepausan. Orang Flores Timur pula. Yang bahasa daerahnya bahasa Lamaholot seperti bahasa ibu di kampung saya. Sama-sama Keuskupan Larantuka pula.
Pater Markus Solo SVD menulis:
"Tadi sama Pak Menteri Agama Indonesia bincang2 ttg bgm majukan perdamaian & kerukunan di tanah air. Pendidikan inklusif jd kata kunci," tulis sang pater yang mengawali panggilan dengan masuk Seminari Hokeng itu.
Selanjutnya, Pater Markus menemani Pak Menag jalan-jalan di kompleks Vatikan City. "Beliau sangat tertarik mendengar penjelasan2 saya. Katanya: Romo, baru ketemu tapi rasanya akrab. Saya jawab: Karena kita orang Indonesia," kata Pater Markus.
Masa jabatan menteri dari PPP ini tinggal seminggu lagi. Rupanya di ujung pengabdiannya sebagai menteri agama, Lukman Hakim menyempatkan diri berkunjung ke Vatikan. Diskusi tentang banyak hal. Indonesia yang majemuk, Bhinneka Tunggal Ika, dsb.
Satu jam lalu Menag Lukman mengunggah fotonya saat berada di Vatikan. Sang Menteri menulis:
"Mengabadikan diri di depan lukisan tokoh2 agama dunia, usai berdialog dg Mgr. Miguel Angel Ayuso, Presiden Dialog Antaragama, Dewan Kepausan Tahta Suci Vatican, ditemani Romo Markus Solo asal Flores, NTT, yg sudah 12 tahun mengabdi di Vatican."
Ada guyonan kecil Pater Markus Solo yang bikin saya ketawa sendiri. Rombongan dari Indonesia minta nomor teleponnya. Pater Markus pun menulis + 379 kode Vatikan.
"Ini bukan tanda salib tapi plus," kata Pater Markus disambut tawa anggota rombongan.
Maklum, belakangan ini isu jin kafir sedang ramai di media sosial. Hehehe....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar