Rabu, 23 Oktober 2019

Orang Flores Jadi Menteri - Johny Plate


Orang Flores kembali masuk kabinet. Johny Plate dari Manggarai, Flores Barat, NTT, dipercaya Presiden Jokowi jadi salah satu menterinya. Johny politisi kawakan dari Nasdem. Tangan kanan Surya Paloh ini menjabat sekjen Partai Nasdem.

Tentu saja Johny dipilih bukan karena latar belakang daerah Flores atau agama Katolik. Tapi bagaimanapun juga orang Flores atau NTT patut bersyukur. Orang kita setidaknya dianggap layak jadi menteri.

Dulu orang Lembata juga jadi menterinya Presiden Megawati. Dr Sonny Keraf, dosen Unika Atmaja, jadi menteri lingkungan hidup. Orang Rote, NTT, Saleh Husen juga jadi menterinya Presiden SBY.

Orang Flores jadi menteri bukan cerita baru. Meskipun sebagian besar rakyat Flores masih buta huruf pada 1960an dan 1970an, ada orang Flores yang dianggap hebat sehingga pantas jadi menteri pada masa lalu.

Dialah Frans Seda. Tokoh besar dari Maumere, Sikka, ini dipercaya sejak zaman Presiden Soekarno. Di awal Orde Baru, Presiden Soeharto juga mengangkat Frans Seda sebagai salah satu menteri kepercayaannya.

Yang menarik, orang Flores dan Lembata yang jadi menteri biasanya berlatar belakang seminari. Eksem: eks seminari alias protolan seminar. Waktu kecil ingin jadi pastor tapi gagal di tengah jalanan. Bukan panggilan, begitu alasan khas para eksem itu.

Sonny Keraf dulunya sekolah di Seminari Hokeng, dekat Larantuka, Flores Timur. Johny Plate eks Seminari Kisol, Manggarai.

 "Di mana pun kita berada, kita harus melayani negara dan gereja," kata Johny Plate yang dulu aktivis PMKRI saat mahasiswa di Atmajaya Jakarta.

Pro ecclesia et patria!
Untuk gereja dan negara!

Begitulah semboyan orang muda Katolik di Indonesia. Moto ini dilanjutkan dengan "100% Katolik + 100% Indonesia%".

Ada lagi semboyan anak-anak muda gereja:

Ora et Labora.
Mangan Ora Mangan....

Selamat bertugas Bung Johny!
Bae sonde bae
Flobamora lebe bae!

1 komentar:

  1. Orang Flores mau menjadikan aku sebagai menteri.
    Si Joseph van Bajawa, eks seminari, Homo floresiensis, selalu ber-angan2 ingin menjadi RI-1. Kalau dia sudah kumat, memikirkan kondisi dan situasi Indonesia, negara kaya-raya tetapi rakyatnya miskin dan terbelakang, karena kekayaan negara digrogoti oleh tikus2 kroni Suharto, maka mulutnya nyerocos tentang politik, ingin membangun Indonesia seperti negara2 Jerman, Swedia dan Austria, dibawah pimpinan Willy Brandt, Olof Palme dan Bruno Kreisky, dari Partei Sosial Demokrat. Tiga politisi itu, disebut Tiga Sejoli, yang sangat berpengaruh di Eropa Barat pada era '60 - '70 an.
    Si Flores bingung ber-pikir2, apa nama kabinet yang akan dia bentuk, dimana aku akan diangkat sebagai salah satu menteri nya.
    Sebagai calon bawahan, aku hanya diam. Walaupun dalam hati-ku ngomel, oallah, kamu anak eks seminari masih takut memakai kata sosialis, kuatir rakyat Indonesia menyamakan paham sosialis dengan paham komunis.
    Yah, begitulah anak muda, masih mentah, berani terjun ke laut, tak pernah menyangka didalamnya ada ikan hiu.
    Kalau seandainya si Joseph sekarang masih melamun, ingin menawarkan posisi menteri kepada ku, pasti aku tertawa menolak !
    Di-pikir2, begitulah caranya membentuk kabinet, ngobrol ngalor ngidul, ngerokok-ngopi-nyamil, memilih teman yang loyal, yang tidak mokong, yang tidak merasa selalu lebih pintar dari si Boss, kompromis dengan Partei lain-nya. Si Boss ya tetap Boss lah ! Pro patria et labora et ora.

    BalasHapus