Ayas ketemu Pak Tan di Bangkalan, Madura, kemarin. Siansen Tionghoa itu dulu sangat aktif di gereja katolik setempat. Dulu Tan rajin ikut retret karismatik di Ngadireso, Tumpang, Malang.
Karena itu, dia kenal dan kagum Romo Yohanes Indrakusuma, bapak rohani gerakan karismatik di Indonesia, yang sekarang hijrah ke kawasan Bogor. Romo Yohanes bahkan mendirikan ordo baru, CSE. Beliau memang punya magnet luar biasa di Pulau Jawa. Khususnya warga menengah atas yang rindu bahasa roh, kuasa penyembuhan, pengusiran kuasa kegelapan dsb.
"PDKK itu yang membuat imanku jadi kuat. Kalau nggak ada karismatik mungkin banyak orang Katolik yang hanyut ke gereja lain," kata Tan Siansen.
Sekarang Siansen masih ikut karismatik? Masih pigi retret ke Tumpang? Masih ikut retret PDKK (Persekutuan Doa Karismatik Katolik)?
"Saya ini sudah tua. Sudah jarang pigi-pigi," kata Tan.
Siansen ini malah lebih sering pigi kelenteng. Nguri-uri tradisi budaya Tionghoa. "Orang Katolik itu tidak kaku. Bisa pigi kelenteng, pigi Sai Baba, dan sebagainya. Semua itu menuju ke Tuhan," katanya.
Ayas jadi ingat Romo SHS di Bangkalan akhir 1990-an. Ayas sempat wawancara agak panjang saat magang di majalah mingguan katolik, HIDUP.
Ayas dulu kagum banget dengan SHS, pastor yang sangat intelektual. Rajin baca buku-buku tebal dan berat. Dulu SHS sering menulis artikel untuk koran-koran dan majalah di tanah air. Khotbahnya juga enak dan berisi.
Di mana Romo SHS sekarang? Ayas sudah 25 tahunan gak ketemu. Jejak digitalnya juga tidak disimpan Mbah Google.
"Anda belum tahu ya? SHS sudah lama lepas jubah. Tidak jadi romo lagi. Anda ketinggalan informasi rupanya," kata baba Tionghoa Madura itu.
Ayas kaget betul. Gak nyangka SHS lepas jubah. Maklum, ordonya dikenal ketat, disiplin dalam soal spiritualitas.
Hem... apakah beliau menikah atau..?
"Kawin sama janda kaya punya perusahaan otomotif. Ya, namanya juga perjalanan hidup orang beda-beda. Eman-eman, proses jadi romo itu sangat panjang dan sulit," kata siansen yang biasa antar jemput pastor di Paroki Bangkalan itu.
Ayas tak lagi bertanya soal imam yang lepas jubah. Sebab masalah ini sensitif dan tidak elok dibicarakan secara terbuka. Biasanya diomongkan bisik-bisik di internal jemaat.
"Kita doakan agar semua pastor, bruder, frater, suster setia pada panggilannya sampai ajal," kata Siansen itu.
Ayas jadi ingat bacaan Injil saat Minggu Palem bulan April lalu. Yesus menasihati para muridnya:
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26 : 41)