Sabtu, 06 Mei 2023

Warga Eks Syiah Dipulangkan ke Sampang setelah Taubat

Sebanyak 265 pengungsi asal Sampang dipulangkan ke kampung halaman mereka. Selama 10 tahun warga Sampang itu tinggal di Rusun Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo. 

Kasus ini dulu sempat ramai hingga ke luar negeri. Isunya sangat peka: soal agama. Ratusan orang Sampang itu penganut Syiah. Mazhab yang tidak dikehendaki eksis di Indonesia. Khususnya Madura.

Rumah-rumah pengikut Syiah itu dibakar. Ladang dan sebagainya pun habis. Tajul Muluk pemimpinnya ditangkap, diadili, dipenjara. Sekarang sudah bebas dan bertobat. Kembali ke jalan yang benar.

Cukup lama orang-orang Sampang itu jadi pengungsi di Sidoarjo karena akidah atawa doktrin Syiah mereka sangat kuat. Mereka berani tanggung risiko meski rumah dan harta benda mereka ludes. 

Presiden SBY bersama Pemprov Jawa Timur berusaha mencari jalan keluar. Termasuk membentuk tim khusus yang dipimpin rektor UINSA Surabaya. Tetap saja sulit. 

Ayas cukup sering menemui dan meliput warga Sampang di Puspa Agro itu. Sering melihat mereka bekerja sebagai kuli pengupas buah kelapa. Ada juragan dari Malang yang mempekerjakan ratusan pengungsi.

Ada juga yang jualan kopi, gorengan, bakso dsb. Awalnya sulit karena orang-orang Sampang ini asalnya petani di desa. Tidak terbiasa dengan kehidupan kota industri ala Sidoarjo. Tapi lama-lama terbiasa. Suasana di Puspa Agro jadi meriah saban hari. 

Ayas juga disuruh meliput sekolahnya anak-anak Syiah Sampang. Pemkab Sidoarjo membuka kelas khusus di rumah susun. Ada juga yang dititipkan di SDN dekat rusunawa macam SDN Jemundo. 

Lama-lama mereka terbiasa hidup sebagai penduduk musiman di Sidoarjo. KTP mereka tetap Sampang tapi tinggalnya di Sidoarjo. Kalau ada pemilu legislatif, pilpres, pilkada coblosnya ya di rusunawa itu.

Saking lamanya tinggal di Puspa Agro Sidoarjo, isu pengungsi Sampang tidak lagi menarik. Ayas masih sering ke Puspa Agro tapi tidak tertarik lagi membahas kasus Sampang.

 Ayas justru lebih sering ngobrol dengan pengungsi-pengungsi Pakistan, Afganistan, Somalia, Myanmar, dsb. Kebetulan para pengungsi asing itu juga tinggal di rusunawa yang sama. Cuma beda tower. Pengungsi asing dibiayai UNHCR.

Ayas lalu digeser ke Surabaya. Sudah pasti makin jarang mampir ngopi di warkopnya Jeng Sri di Puspa Agro. Dekat banget dengan lokasi pengungsi asal Sampang itu. Ayas bahkan sudah tak punya nomor Ustad Tajul Muluk dan beberapa pimpinan warga Sampang di Puspa Agro.

Sampai akhirnya muncul berita kemarin di laman internet. Ratusan pengungsi Sampang akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya. Dijemput pejabat Pemkab Sampang. Dulu Bupati Fadhilah yang pimpin pengusiran warga Syiah ke luar Pulau Madura.

Alhamdulillah!

Ayas baca ternyata masalah akidah atau doktrin sudah selesai. Ratusan warga Sampang itu sudah tobat massal. Kembali ke jalan yang benar. Tidak lagi ikut "ajaran Tajul Muluk" yang dianggap sesat.

 Tajul sendiri pun sudah taubat, katanya.

11 komentar:

  1. Semoga suatu hari ayas bisa membaca artikel di Blog Anda :
    " Pendeta Tang Chong-rong dan ratusan pengikutnya sudah kembali ke jalan yang benar, setelah dibaiat di Kathedral Jalan Dr. Sutomo Surabaya ".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe itu beda ia punya cerita. Rev Tang sudah serani calvinis sejak lahir di Amoy sana lalu pigi merantau ke bumi selatan, sekolah teologi sampai jadi rev yang heibaat.

      Kalau dulu2 di Sampang ini secara tradisi sejak zaman wali sanga memang bukan Syiah lalu dapat doktrin dari guru syiah yang baru pulang kampung. Lalu mereka rame2 ikut aliran baru yang dianggap asing itu. Makanya diusir agar pengikutnya tidak semakin banyaaak.

      Hapus
    2. Kathedral sekarang di Jalan Polisi Istimewa. Jalan Dr Soetomo sudah dipenggal.

      Hapus
    3. Jalan Polisi Istimewa juga ganti nama jadi Jalan Muh Jasin untuk mengenang perjuangan beliau sebagai pimpinan polisi istimewa atawa Brimob yg pertama.

      Hapus
    4. Oh ya? Di Google Maps masih disebut Jalan Polisi Istimewa. Saya bersekolah di sana. Kawin, eh, nikah, di sebelahnya.

      Hapus
    5. Sama aja. Nikah dan kawin sinonim. Kita punya Undang-Undang Perkawinan. Sakramen Perkawinan.

      Hapus
  2. Syiah itu seperti Katolik. Percaya dgn santo, berdoa lewat mereka. Percaya dgn kepemimpinan Imam yang harus ada silsilahnya dari awal.

    Kalau Sunni itu seperti Protestan. Semua boleh jadi imam. Semua boleh jadi ustadz.

    Tapi Sunni di Indonesia pun melakukan bbrp adat istiadat Syiah, terutama di NU, seperti penghormatan luar biasa kpd kiai / Gus2 anaknya kiai. Ziarah makam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Isu Syiah ini sangat sensitif di sini. Makanya dulu ratusan pengungsi Sampang itu biasa ditulis di media sebagai para pengikut Tajul Muluk. Kudu hati-hati meliput dan menulis isu2 SARA. Ada wartawan senior alumni Dempo itu sempat ditangkap sama aparat di Madura.

      Hapus
    2. Ngeri ya Bang, Lupus est homo homini. Sesungguhnya SARA bikinan manusia. Santo Santa Dewa Dewi semuanya kita orang yang bikin. Di desa tempat saya bekerja, ada seorang petani yang saleh dan misdinar gereja, yang dikuduskan menjadi Santo oleh Gereja Katholik. Dia tidak mau jadi tentara nazi, sebab sebagai orang katholik yang taat, tidak sudi melanggar Perintah Allah ke-6. Tahun 1943 dia dihukum mati.
      Di desa yang dulu 99 persen penduduknya pendukung fanatik Hitler, tentu saja keluarga itu dibenci dikucilkan.
      Saya kenal baik dengan istrinya, anak2- dan cucu2-nya.
      Adakah orang Lomblen yang berani mencubit pipi istri dan anggota keluarga Santo, seperti yang saya lakukan ?
      Jika tidak tahu, telor atau ayam duluan, yo wis tho, gitu aja kok repot, terus berhalusinasi bikin sara segala, lantas tukaran saling bunuh. Serigala pun tidak seganas manusia.

      Hapus
    3. Jangankan Syiah yang memang perang2an dari sejak kematian Nabi Muhammad. Ajaran sufi atau tasawuf seperti yang dipraktekkan Syekh Sitijenar pun menjadi persoalan, sampai Sitijenar dimanunggalkan dengan Gusti secara paksa oleh wali2 "mainstream" karena takut umat menjadi "sesat".

      Ini mirip dalam sejarah Nasrani, ketika ada gerakan Gnostik ... semacam manunggaling kawula gusti juga dengan adanya Injil Thomas, Injil Maria Magdalena. Isinya kira2 mirip. Ada percikan2 Tuhan di dalam setiap diri manusia .. yang bisa dilatih shg manusia menjadi lebih dekat dan akhirnya kembali kpd sumbernya. Menurut saya itu luar biasa. Tetapi menurut Kristen yang garis lurus (orthodoks) itu tidak boleh. Tuhan itu transenden ... sangat kuasa. Maka Injil Thomas dll dibungkam oleh bapa2 Gereja .... demikian selama 1700 tahun, hingga ditemukan kembali di kumpulan Dead Sea Scrolls dari Laut Mati.

      Hapus
  3. Dulu di Lomblen ada kasus mirip di Sampang tapi skalanya kecil. Ada orang katolik asli Lomblen merantau di Jawa dapat wanita haleluya lahir baru. New born christian. Waktu pulang kampung pasutri itu menginjili orang2 kampung yang katolik abangan.

    Kerjanya menjelek-jelekkan katolik. Melarang sembahyang rosario, devosi dsb. Warga awalnya sabar tapi lama2 resah. Lalu orang itu diminta kembali ke Jawa bersama istrinya.

    Ayas pernah singgung soal ini di blog lama. Masalah SARA atau sekte atau aliran atau denominasi memang sangat sensitif di kita orang punya negara.

    BalasHapus