Selasa, 23 Mei 2023

Mampir di Kelenteng Mojosari yang baru terbakar


Kelenteng Hiap Thian Kiong di Mojosari, Kabupaten Mojokerto, dilalap api pada Minggu (7/5/2023) siang. Si jago merah  l menghanguskan sebagian bangunan TITD  yang didirikan pada 1897 tersebut.

Minggu kemarin (21 Mei) kita mampir untuk melihat dari dekat kondisi Kelenteng Mojosari itu. Lokasinya strategis sekali di pojokan jalan raya. Kita orang yang wisata ke Pacet, Trawas, Jolotundo dsb biasanya lewat di depan itu kelenteng.

Kita disambut dengen baek oleh dua orang Tionghoa yang lagi sibuk membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan. Ada juga dua tukang kelihatannya wong Jowo. Kelihatannya sedang persiapan renovasi.

 "Sekarang baru dibersihkan setelah pita garis polisi diambil," kata salah seorang pengurus kelenteng yang perempuan.

Kita perhatikan hanya satu bangunan yang kobong. Tiga bangunannya masih utuh. Gedung pertemuan kena separo. Gedung pertunjukan wayang potehi tidak terkena api sama sekali. Patung dewa-dewi masih kelihatan utuh meski terpanggang si jago merah di siang bolong itu.

Kita juga tanya siapa tuan rumah itu kelenteng dan bagaimana kondisinya. "Maksudnya tuan rumah?" wanita itu bertanya balik.

Kita punya maksud apakah tuan rumahnya Makco, Dewi Kwan Im, Kong Tik Tjung Ong.... 

"Oh.. di sini tuan rumahnya Dewa Kwan Kong," katanya.

Oh, kita orang dulu pernah beberapa kali mampir di Kelenteng Mojosari dan sempat nulis beritanya. Itu karena kita dikasih tahu Ki Subur, dalang wayang potehi dari Sidoarjo, yang ditanggap main di situ. Dalam rangka sembahyang rebutan atau apa kita lupa.

Ki Subur biasa main lakon potehi sesuai permintaan Kwan Kong sebagai empunya rumah. Biasanya cerita tentang petualangan Sie Djien Kwie. Seru banget. Subur yang wong Jowo mampu menghidupkan cerita lama itu dengan bahasa gado-gado Hokkian, Jowo, Melayu Tionghoa, dan bahasa Indonesia. 

Selalu ada adegan lucu yang bikin kita orang ketawa-ketawa. Meskipun penontonnya sedikit, pertunjukan potehi jalan terus. Biasanya main saban hari selama satu bulan.

Kita lihat itu panggung sekaligus rumah khusus untuk pertunjukan wayang potehi masih utuh. Kita ikut senang dan mendoakan semoga kelenteng tua itu segera diperbaiki agar cakep lagi seperti sedia kala. Dan, kalau ada pentas potehi kita orang akan luangkan waktu untuk dateng nonton lagi.

4 komentar:

  1. Manusia itu sifatnya ingin memercayai apa yang bisa dilihat, didengar, dan disentuh. Tuhan itu terlalu abstrak. Maka dalam agama atau aliran apapun, jika ada tokoh panutan akan diletakkan di altar atau penggalan2 ucapannya digantung di atas dinding. Mereka disebut nabi, wali, dewa dewi, atau santo santa yang punya sambungan langsung ke Tuhan.

    Karena manusia itu dasarnya penuh ketakutan (takut tidak bisa makan, takut mati), maka lama setelah cerita2 aslinya dilupakan, dewa dewi dan para santa santo dijadikan instrumen untuk minta pesugihan atau tolak bala dan minta keselamatan. Padahal ketika mereka dijadikan dewa dewi atau santa santo, itu untuk dikenang sifat2 yang baik tertentu. Ikut agama seharusnya belajar melatih sifat2 kebajikan, tetapi pada umumnya hanyalah alat manusia untuk melepaskan rasa takut dan mencari kemakmuran dan keselamatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamsia atas Siansen punya pandangan yg lojik dan akademis. Memang kita orang kudu tirukan sifat2 kebajikan dari para dewa agar dunia jadi aman dan makmur.

      Hapus
  2. Kwan Kong (Guanyu, kong nama titelnya) dan Zhuge Liang (Tjoe ke liang) adalah tokoh2 sejaman di sejarah, diceritakan di legenda Sam Kok (tiga negara). Kwan Kong adalah seorang jenderal perang. Zhuge Liang seorang perdana menteri, penasehat raja yang intelek dan strategis. Saya lebih mengagumi Zhuge Liang drpd Kwan Kong.

    Mengapa Kwankong yang dijadikan dewa, dan bukan Zhuge Liang? Pdhal Zhuge Liang melakukan banyak hal yang lebih ? Menurut salah satu pendapat … yang mengubah Guanyu menjadi dewa Guan Gong (pinyin) itu kan raja. Raja mau agar rakyatnya meniru sifat2 dewa … kalau Zhuge Liang yang didewakan, rakyat mau menjadi pintar dan bisa2 mau menasehati raja. Sedangkan jika Guanyu yang didewakan, rakyat akan menuruti tabiatnya yang setia dan penurut dalam melaksanakan kehendak raja.

    Karena itu, jadikan Guanyu dewa, jadikan dia Guan Gong, dan biarkan rakyat tetap goblok agar penurut dan mudah diatur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamsia atas Siansen punya penjelasan. Kwan Kong salah satu dewa favorit para hoakiao. Kelenteng di Tuban jadi sangat terkenal lantaran Guan Gong ini. Orangnya setia, berani, ahli strategi dsb.

      Hapus