Jumat, 12 Mei 2023

NTT Nasib Tidak Tentu Kini Terangkat berkat ASEAN Summit di Labuan Bajo

Nusa Tenggara Timur disingkat NTT. Orang NTT sejak dulu punya beberapa pelesetan NTT. Ada yang bilang Nusa Tetap Tertinggal, Nasib Tidak Tentu, tapi Nanti Tuhan Tolong.

Bukan tanpa alasan. Sejak dulu angka kemiskinan tinggi. Rakyat NTT hidup di bawah garis kemiskinan, begitu kata Gubernur NTT Ben Mboi saat aku kecil di pelosok NTT pada 1980-an.

Dulu NTT hanya ada 12 kabupaten. Sekarang 22 kabupaten. Dulu orang NTT pun kurang mengenal Labuan Bajo. Yang dikenal cuma kadal raksasa Varanus Komodoensis. Itu pun karena komodo jadi lambang Provinsi NTT sejak 20 Desember 1958.

Kabupaten Manggarai Barat belum ada. Labuan Bajo dan pulau-pulau sekitarnya ikut Kabupaten Manggarai. Daerah asal Brigjen TNI Ben Mboi yang jadi gubernur NTT paling fenomenal (menurut saya).

Setelah reformasi kabupaten-kabupaten bermekaran. Labuan Bajo jadi kabupaten sendiri. Salah satu kabupaten termuda di NTT. Eh, ternyata Labuan Bajo malah maju sangat sangat pesat ketimbang kabupaten-kabupaten tua macam Kupang, Ende, Sikka (Maumere), atau Flores Timur (Larantuka).

Itu semua tak lepas dari kerja nyata Jokowi. Tanpa dukungan penuh pemerintah pusat mustahillah Labuan Bajo bisa dikemas sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. Malah jadi tuan rumah KTT ke-42 ASEAN. 

Benar-benar sulit dipercaya! 

NTT alias Nusa Tetap Tertinggal alias Nasib Tidak Tentu itu kini terangkat ke dunia internasional. Labuan Bajo alias pelabuhan untuk nelayan-nelayan dari suku Bajo mulai dikenal orang banyak. Orang-orang NTT yang biasanya punya inferiority complex atau minderwaardigheids complex kini boleh sedikit berbangga. 

NTT: Nanti Tuhan Tolong! 
Tuhan sudah tolong lewat tangan-tangan pemerintah pusat. Khususnya Presiden Joko Widodo.


Presiden Joko Widodo:

"Labuan Bajo di NTT adalah salah satu tempat terindah di Indonesia. Para pemimpin negara-negara ASEAN yang hadir di KTT ke-42 ASEAN pun begitu menikmati suasana senja Labuan Bajo dari atas kapal pinisi seusai serangkaian pertemuan di hari pertama, Rabu 10 Mei 2023."

PM Singapura Lee Hsien Loong:

"This is my first time on this beautiful island of Flores in the Nusa Tenggara region of east Indonesia, right next to the Komodo National Park. It is one of Indonesia's many island gems and a 'city of sunsets'.

Look forward to fruitful discussions with fellow leaders over the next few days. – LHL"

PM Malaysia Anwar Ibrahim:

"Kendati terikat dengan jadual padat Sidang Kemuncak ASEAN ke-42 2023 di Labuan Bajo, saya dan Azizah sempat menyertai sesi wacana santai bersama rakan-rakan sejawat di Marina Dock dan Ayana Komodo Waecicu Beach selain menikmati pandangan di kepulauan yang terkenal dengan komodo, wisata alam, haiwan dan buatan.

Peluang ini juga digunakan bagi merapatkan hubungan terjalin dalam mengukuhkan ketumbukan di bawah sebuah keluarga ASEAN yang harmoni.

Moga rantau ASEAN senantiasa diberikan perlindungan dan kemakmuran rezeki yang berlimpah."

8 komentar:

  1. Ada dua aforisma yang saya ingat, dari mulutnya Angela Merkel.
    Ketika dia masih berkuasa dan dikritisi : Setiap bangsa punya pemerintah yang setimpal dengan rakyatnya ! ( Lu kritisi gua, berarti lu kritisi diri lu sendiri ).
    Ketika dia sudah pensiun dan dikritisi : Waktu muda belajar, setelah tua baru mengerti ! ( Waktu muda, gua kira semua yang gua lakukan benar adanya, setelah tua baru mengerti, ternyata tidak semuanya benar ).
    NTT bisa diplesetkan Nusa Terindah Terbahagia.
    Apakah kebahagiaan bisa dibeli dengan uang, emas dan permata ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamsia atas Siansen punya pendapet yg bagus dan positif. Istilah baru yg bagus untuk NTT: Nusa Terindah Terbahagia.

      Hapus
  2. Selamat atas makin terangkatnya NTT. Kapan saya bisa berlayar ke Labuhan Bajo? Semoga

    BalasHapus
  3. Dulu ada kebiasaan orang NTT untuk humor dengan menertawakan diri sendiri. Macam Nasib Tidak Tentu atau Nusa Tetap Tertinggal itu. Humor macam ini ada bagusnya untuk melepas ketegangan. Humor jadi gawat kalau menertawakan orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika NTT adalah Nusa Tetap Tertinggal, maka yang salah dan harus bertanggungjawab siapa ?
      Jika orang NTT merasa tertinggal, maka jelaskan tertinggal daripada siapa ? Apakah kalah sama orang Yaman ? Apakah ale mau, beta pindahkan ke negeri Yaman ?
      Jika orang NTT yakin Nanti Tuhan Tolong, maka beta ingin tanya, apakah ale pernah baca Injil, Matius 7 : 17-18 ?
      Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik.
      Pohon yang baik tidak mungkin buahnya busuk.
      Pohon ( Pemimpin ) nya suka marah marah, selalu mau main tempeleng, rakyatnya ya jadinya debt collector.

      Hapus
    2. Siansen bener. Pemimpin galak yg marah2 melulu, ngampleng wong, ngamukan, gaya preman memang sangat bahaya. Kita orang ndak seneng!

      Hapus
    3. Humor jadi gawat kalau menertawakan kampung halaman orang lain. Dalam benak manusia, selalu ada sifat Kumbakarna nya, right or wrong my country.
      Saya pernah diundang ke pesta ulang tahun seorang teman, mantan sekolahan St. Louis Surabaya, di Frankfurt. Banyak teman2-nya dari SMP, SMA, Fakultas, dari manca negara yang datang. Kebetulan saya dan istri duduk semeja dengan pasutri sarjana teknik lulusan Jerman yang sekarang sudah kembali hidup di Jakarta. Sebelumnya saya tidak kenal sama mereka. Yang laki asal Surabaya dan istrinya orang Jakarta.
      Dari obrolan mereka tahu, saya sekarang kebanyakan hidup di Tiongkok daripada di Eropa. Dari obrolan saya juga tahu, bahwa Cino-baba-blandis-hollands spreken kuwi sama she atau marga dengan saya. Bahkan secara silsilah saya harus memanggil dia encek (paman) dan istrinya encim (bibi).
      Si Blandis cerita riwayat leluhurnya sampai ke kakek-buyut, dan dia hafal benar alamat desa leluhurnya di Tiongkok.
      Mendengar itu, saya jadi kagum, kok ada wong baba-blandis bisa tahu sejarah leluhurnya, lebih jelas daripada aku si-Totok-singkek.
      Lalu saya panggil teman, si-tuan rumah, saya suruh teman itu bercerita kepada temannya, si-blandis, tentang desa leluhurnya di Tiongkok itu. Desa itu ya desa yang sama dengan desa leluhur-saya. Dan teman dari St. Louis itu sudah pernah saya ajak ke Fujian-Quanzhou, ke rumah kakek-buyut saya.
      Istrinya si-blandis adalah seorang singkek-khek di Jakarta, langsung mohon kepada saya agar sudi membawa dia dan suami-nya ke desa leluhur itu. Tetapi "paman-baru" itu cuma geleng2 kepala; dia bilang: Gua ini sudah keliling ke seluruh Tiongkok untuk main Golf, untuk apa gua ke China lagi !
      Bantah istrinya : Gua tahu, kita sudah pergi keliling Tiongkok, tetapi lu belum pernah lihat kampung halaman-lu di Tiongkok , berarti " Lu Belum Potong Buntut " !
      Blandis mendebat : Khan gua sudah sering pergi ke rumah leluhur-lu di Guangdong . Istrinya jadi sengit : Ya, yang
      potong-buntut, khan gua bukannya lu. Lu masih punya buntut !
      Orang Jakarta kok bisa punya istilah yang aneh-aneh; saya belum pernah dengar ada orang potong buntut !
      Achirnya kemauan sang istri Khek keturutan juga. Saya antar mereka cari rumah saudara sepupunya dan pergi ziarah dan sembahyang ke makam kakek buyutnya. Memang kita satu desa, famili sendiri semua, leluhur kami tahun 1392 adalah panglima tentara di garnison Quanzhou.
      Ketika masuk ke kampung-desa, si-istri nyeletuk : Kok desa-nya kumuh, seperti kampung di Sunter, Jakarta Utara, bagian yang padat penduduk.
      Si-suami, baru beberapa menit menginjak kakinya di kampung leluhur, langsung sifat Kumbakarna nya muncul :
      Timbang desa leluhur lu di Guangdong, cuma bisa berak malam hari kalau sudah gelap, lantas ndodok di pematang sawah, berak disana, karena rumah lu tidak punya kakus !
      Kita janjian ketemu saudara sepupunya di rumah kakek saya. Melihat rumah kakek yang besar dan megah, dengan 34 kamar tidur, barulah si-istri kagum. Dia bilang, rumah ini adalah rumahnya orang kaya zaman dulu. Doi tidak tahu thaykong-ku dulu memang konglomeratnya pasar Pabean Surabaya.

      Hapus
    4. Ciamik betul siansen punya cerita pengalaman yg berkesan bikin kita senyum sendiri. Istilah Blandis sangat menarik. Dulu ada buku cerita tentang gaya Blandis2 tempo doeloe yg ulahnya lebih Londo ketimbang bule asli Londo. Ono Londo Ireng, Londo Kuning, dsb.

      Blandis di ceritanya siansen kayaknya Londo Kuning. Biasanya ngomong bahasa Melayu lawas ada campuran frase2 Blandis.. goede morgen enz.

      Hapus