Di mana lokasi eks sekolah Tionghoa Lian Huo High School (LHHS)?
Yang bertanya ini AB. Nota bene generasi tua. Peranakan Tionghoa juga. Dia baru dapat buku wisuda LHHS (LHHS) tahun 1949-1950.
Aneh tapi biasa. Orang Tionghoa Surabaya sekalipun sudah lama kehilangan jejak sekolah-sekolah Tionghoa. Apalagi generasi kelahiran Orde Baru, tahun 1966 ke atas. Semua yang berbau Tionghoa rupanya sudah terhapus dari jejak ingatan.
SMA Lian Huo alias Lianhe alias Lien He Chung Huseh alias Lien-Chung ini memang sekolah tua yang kurang dikenal masyarakat umum. Termasuk awak media alias wartawan. Beda dengan Shin Chung alias Shin Hua High School (SHHS) di Jalan Ngaglik 27-29 dan Chung Chung alias Chung Hua High School (CHHS) di Baliwerti 115-121.
Bisa dipahami karena LHHS alias Lien Chung sudah ditutup sejak 1958. Ada persoalan politik di Tiongkok yang ikut merembet ke sini. Presiden Soekarno memutuskan untuk menutup sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan KMT.
Sedangkan SHHS dan CHHS dapat giliran ditutup pada 1966. Di awal Orde Baru. Bersamaan dengan penghapusan semua yang berbau Tionghoa di Indonesia. Semua sekolah Tionghoa dihabiskan. Gedungnya dipakai sekolah-sekolah negeri.
Gedung SHHS di Ngaglik dijadikan SMAN 7. Gedung CHHS di Baliweri awalnya dipakai Ureca dan ITS. Kemudian Ureca yang berubah jadi Ubaya pindah. Kemudian bekas bangunan CHHS dipakai sekolah negeri juga. LHHS di Undaan Wetan Nomor 2-6 jadi ruko yang kurang cemerlang.
Sejumlah pengamat masalah Tionghoa menyebut dulu, sebelum 1960, di Surabaya ada tiga high school atawa SMA terkenal. Ketiganya punya kiblat atau kecenderungan politik yang berbeda. Paling tidak pengurus yayasan atau prinsipalnya.
Pertama, Lien Chung alias Lian Chong alias Lian Huo High School (LHHS) cenderung ke Kuomintang (KMT) atauTaiwan. Seragamnya putih-biru.
Kedua, Chung Chung alias Chung Hua High School (CHHS) pakai uniform putih-putih. Kecenderungan politiknya agak netral.
Ketiga, Shin Chung alias Shin Hua High School (SHHS) memakai seragam putih-kopi susu. Menggambarkan pakaian kaum buruh atau proletar di Tiongkok. Alirannya Tiongkok Baru yang progresif revolusioner.
SHHS ini yang paling populer, kata pengamat tempo doeloe itu. Lien Chung alias LHHS agak kurang dikenal karena sudah lama tutup sejak 1958. Otomatis saat itu pilihan utama orang Tionghoa ya Shin Chung atau Chung Chung. Meski ada juga sekolah Tionghoa lain macam Ming Kuang atau Ming Kwang di Jalan Argopuro 11-15.
Beberapa tahun lalu ada reuni besar alumni Lian Huo alias LHHS di Surabaya. Cukup banyak pengusaha sukses, akademisi, dokter, hingga profesor hadir. Temu kangen setelah 45 tahun tidak bertatap muka. Ada juga yang datang dari Taiwan, USA, Hongkong, Tiongkok, dan negara lain.
Mereka juga membentuk Perhimpunan Alumni Sekolah Lianhe. Total alumni sekitar 2.000 orang meski usia Lieng Chung ini tidak panjang. "Kualitas Lieng Chung diakui perguruan tinggi papan atas seperti IPB," kata pengurus alumni saat reuni akbar pada pertengahan Februari 2003.
Ayas tadi malam melintas di depan bekas lokasi SMA Lian Huo alias LHHS di Jalan Undaan Wetan 2-6. Suasana gelap. Hanya penerangan seadanya. Dari dulu memang ruko di pojokan Ambengan dan Undaan Wetan memang kurang bersinar. Mungkin kualat telah membongkar salah satu sekolah Tionghoa penting di masa lalu itu.
Ayas dapat informasi juga bahwa eks gedung LHHS sempat dijadikan markas Korem Bhaskara Jaya. Universitas Surabaya (Ubaya) juga awalnya ditawari pakai gedung itu setelah pindah dari gedung eks CHHS di Baliwerti. Tapi, karena sudah dijadikan markas militer, maka Ubaya menggunakan gedung sekolah Tionghoa di Undaan Kulon. Sekarang jadi Sekolah Trisila.
Tak lama kemudian, aset gedung Lian Huo yang bersejarah di Undaan Wetan itu dijual. Kemudian dibongkar total. Rata dengan tanah. Lalu dibangunlah ruko itu. Jejak ian Huo benar-benar hilang sama sekali. Karena itu, sangat wajar kalau banyak orang Surabaya tidak tahu kalau dulu pernah ada SMA Tionghoa terkenal bernama Lian Huo High School alias Lien Chung alias LHHS.
Sampeyan iki weruh wae. Iku biyen sekolahe papaku, pas SMP. Ancen iku sekolah beraliran Kuomintang. Bapakku dikirim sekolah nang kono karo engkongku, sebabe engkongku duwe konco apik sing dadi konsul Republik Nasionalis Tiongkok ke Surabaya (jenenge Yap Liep Keng). Pas SMAne papaku pindah nang Sin Chung.
BalasHapusDek Lien Chung iku papaku duwe guru sing ditresnani, biyen bekas perwira Kuomintang saka Hokkian sing ditugaske dadi guru nang Indonesia. Jenenge Tang laoshi. Marine sekolah2 Chungkuok ditutupi dekne gak duwe kerjoan. Sakwise sempat kerja serabutan akhire dekne imigrasi nang Amerika. Pas tahun 1989, bapakku operasi jantung nang Amerika aku sing njagani. Lantas aku diwenehi tugas goleki Tang laoshi .. sakwise telepon telepon mrana mrene akhire ketemu… dadakno Tang laoshi ya lagek operasi jantung nang rumah sakit sing podo. Sebelah selatan kuta San Francisco. Kamare nang lantai sing podo, kacek pirang pintu saka kamare papaku. Akhire bekas guru lan murid iso reuni di rumah sakit. Ketepakan, opo rencana Gusti?
Luar biasaaaa ceritane Cak Amrik. Iku wis diatur Gusti Allah. Gak ono sing jenenge ketepakan, jarene romo nang paroki2.
HapusLien Chung iki termasuk sekolah top masa lalu. Kamsia
Saya ikut mendengar cerita2 Tang laoshi. Beliau begitu di Amrik kerja kasar sbg tukang cuci piring di restoran. Yang penting istri anak bisa makan. Pdhal usianya waktu itu sudah 50an. Anak tertuanya akhirnya bisa selesai MBA dari Golden Gate University dan menjadi kepala keuangan sebuah hotel mewah terkenal di daerah Berkeley. Bahkan beliau dibelikan rumah kecil, hidup tenang dgn istri di masa tuanya.
HapusTang laoshi kemungkinan besar sudah meninggal krn waktu 1989 itu usianya sudah 60-an menjelang 70. Sayang saya kehilangan kontak dgn anaknya.
Ralat, thn 1953, papaku pindah nang Qiao Zhong (c’hiao chung) bukan Sin Chung.
HapusDalam bahasa Mandarin, ketemuan antar manusia spt yg terjadi thd papa saya dan gurunya Tang laoshi itu disebut yuan fen (缘分). Mungkin krn saat itu keinginan tulus / doanya papaku kuat.
Qiao Zhong di Jl Pecindilan? itu juga sekolah Tionghoa yg menarik.
Hapus