Hasil pilpres US belum jelas. Trump sudah klaim menang meski penghitungan suara belum selesai. Biden belum klaim menang meski yakin bakal jadi presiden. Seru!
Pilpres Amerika Serikat 2020 ini sangat seru. Semula saya pikir Biden menang mudah. Ternyata Trump punya kekuatan besar. Ternyata banyak rakyat Amerika yang pikiran dan tindakannya sama dengan Trump. Sama-sama tidak pakai masker. Sama percaya teori konspirasi. Sama-sama Make Amerika Great Again.
Tadinya saya pikir orang Indonesia tidak suka Trump yang nyentrik, suka omong besar, doyan mengejek orang lain itu. Apalagi orang Indonesia yang mukim di USA. Sebab, yang kita tangkap di sini Trump terkesan melecehkan manusia-manusia yang tidak berkulit putih.
Lihatlah betapa serunya Trump mengecam Tiongkok tak habis-habisnya. Virus korona pun disebut china virus. Kata 'china' selalu diucapkan dengan nada mengejek. China alias Tiongkok rupanya jadi musuh besar USA. Lebih tepatnya musuh besar Trump.
Yang bikin saya kaget ternyata ada orang Indonesia yang jadi pendukung berat Trump. Laman media sosialnya penuh dengan doa dan pujian untuk Trump. Juga hujatan untuk Biden dan Demokrat.
Orang Sumatera itu rupanya sudah lama banget tinggal di Georgia, USA. Karena itu, aktivitas politiknya sama dengan orang Amerika tulen. Bahkan lebih konservatif ketimbang banyak bule USA yang agak cuek dengan politik.
Nah, orang-orang Indonesia di Amerika yang mendukung Trump itu sangat militan. Ada saja argumentasinya untuk mengklaim kemenangan. Menuduh kubu Demokrat main curang, mengubah angka, dsb.
Dia berdoa agar Tuhan memberi jalan untuk kemenangan Trump. Saya pun membalas komentarnya dengan berdoa agar Biden yang menang. Orang itu kelihatannya marah karena dikira saya orang Demokrat pendukung Biden.
Padahal, sejujurnya siapa pun yang jadi presiden USA tidak ada pengaruhnya dengan rakyat Indonesia. Hidup tetap sulit, dan makin sulit, saat pandemi korona yang tak kunjung berakhir. Rakyat makin terseok karena penghasilannya berkurang banyak, bahkan hilang.