Tite ata Lamaholot toi sembahyang Pater Noster bahasa Latin, Bapa Kami bahasa Indonesia, Rama Kawula bahasa Jawa, Our Father Who Art In Heaven bahasa Inggris.
Bapa Kami bahasa Lamaholot?
Go hapal hala. Go koi hala.
Tuan-tuan pater, katekis rae lewo nolo ajar ribu ratu sembahyang bahasa Melayu (Indonesia).
Koda kiring sembahyang lohumen pe take. Ata Jawa Katolik nong misa bahasa Jawa. Ata Batak misa bahasa Batak.
Ata kiwanen Lamaholot misa bahasa Lamaholot? Ehhh... take paera.
Versi Bahasa Indonesia:
Kita orang Lamaholot (Flores Timur dan Lembata) saban hari sembahyang Bapa Kami pakai bahasa Indonesia. Dulu biasa disebut bahasa Melayu oleh orang-orang tua di kampung.
Selain bahasa Indonesia, orang Katolik di seluruh dunia hafal Pater Noster bahasa Latin. Kalau tidak hafal bisa baca di buku Puji Syukur atau Madah Bakti. Di internet lebih gampang menemukan teks Pater Noster.
Saya yang sudah lama di Jawa pun sudah biasa berdoa Rama Kawula di misa bahasa Jawa. Our Father Who Art in Heaven - Bapa Kami bahasa Inggris - pun saya hafal.
Tapi Bapa Kami bahasa Lamaholot?
Saya tidak hafal. Bahkan saya tidak pernah tahu ada Bapa Kami dalam bahasa Lamaholot. Di buku-buku pun tidak ada. Angkatan bapak dan kakek saya pun tidak tahu sembahyang pakai bahasa daerah.
Belakangan baru ada beberapa orang Lamaholot yang mengarang sendiri sembahyang Bapa Kami dalam bahasa Lamaholot. Ada Lamaholot versi Ile Boleng (Adonara), Ile Mandiri (Larantuka), Ile Ape (Lembata), Solor dan sebagainya.
Tidak ada Bapa Kami versi resmi dalam bahasa Lamaholot. Misa dalam bahasa daerah Lamaholot pun tidak ada. Semuanya dalam bahasa Melayu, kemudian bahasa Indonesia.
Tempo doeloe semua misa pakai bahasa Latin.
Karena itu, saya kagum dengan orang Katolik di Jawa yang ada liturgi dalam bahasa Jawa. Semua doa-doa resmi Katolik ada versi bahasa Jawa.
Bulan Mei ini bulan Maria. Sebulan penuh ada sembahyang rosario. Saya jadi teringat sembahyang Bapa Kami dalam bahasa Lamaholot.
Saya sendiri tidak hafal meski pernah berusaha mengulang-ulang Bapa Kami ratusan kali. Selain faktor usia yang kian menua, daya ingat berkurang, kata-kata Lamaholot yang dipakai dalam doa Ama Dewa Lera Wulan bukan bahasa sehari-hari tapi bahasa sastra kelas tinggi. Semacam krama inggil di Jawa.
Yang jelas, doa Bapa Kami versi Latin, Indonesia, Inggris, Jawa, Batak, Lamaholot dsb sebenarnya sama saja. Yesus dan murid-muridnya dulu pun tidak berdoa dan berkomunikasi dalam bahasa Latin atau Inggris.
Anehnya, kita tidak pernah diajari teks doa asli Bapa Kami dalam bahasa asli yang diucapkan Yesus Kristus saat mengajarkan doa itu kepada para muridnya. Makanya dulu waktu masih usia SMP saya mengira Yesus berbahasa Latin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar