Jumat, 10 Mei 2024

Hotel Tanjung Surabaya Tinggal Kenangan, Dijual setelah Kalah Bersaing di Era Milenial

Semalam Ama duduk di depan Hotel Tanjung, Jalan Panglima Sudirman 43-45 Surabaya sambil menunggu nobar pertandingan Indonesia U-23 vs Guinea di samping belakangnya. Ngeri-ngeri sedap suasananya. Suwung.

Salah satu hotel tua di tengah Kota Surabaya itu kosong melompong. Jadi bangunan mangkrak. Ada beberapa banner besar: DIJUAL. Rupanya belum laku meski sudah lama Hotel Tanjung ditutup dan ditawarkan kepada khalayak di media sosial dan banner besar.

Ama lalu coba hubungi nomor yang tertera di spanduk itu. Mbak Susi sang agen  properti membenarkan bahwa tanah dan bangunan eks Hotel Tanjung memang dijual. Siapa berminat?

Susi menulis pesan pendek di WA:

"Luas 2170m (40x52) l. Dua Sertifikat (1755m HGb sd 2036 dan 415 m SHM).  55 kamar kosongan."

Berapa yang diminta? "Harga 60 juta per meter," kata Susi.

Apakah sudah ada yang berminat?
"Iya, ada beberapa perusahaan minat dan msh dlm proses pengajuan."

Wawancara atau lebih tepat obrolan pendek itu selesai. Sebab laga krusial timnas Indonesia vs Guinea segera dimulai. Informasi dari Susi sangat penting meski hanya sekilas.

Hotel Tanjung termasuk salah satu hotel tua di Surabaya. Tempo doeloe atawa zaman Hindia Belanda sudah ada ini hotel dengan nama Pension Palmenlaan.

Doeloe (ejaan lama sebelum kemerdekaaan) banyak sekali hotel di Surabaya yang pakai nama pension. Pension Embong Tandjoeng, Pension Embong Woengoe, Pension Splendid, Pension Klopper, Pension Laarman, Pension Huize Wolf dsb dsb.

Pension ini tidak ada hubungan dengan pensiun atau pensiunan. Mbah Gugel menulis:

"A pension hotel is usually not a boarding house, but is a real hotel. A pension hotel provides rooms with no or few amenities. They usually have private bathrooms with showers. A pension hotel usually has a window air conditioning unit, but the hallways and other areas of the hotel are usually cooled only by fans."

Kembali ke Pension Palmenlaan di Jalan Palmenlaan (sekarang Jalan Panglima Sudirman). Bangunan lama pada zaman Belanda dibongkar lalu dibangun hotel baru pada 1970. Dinamakan Hotel Tanjung.

Lokasinya yang sangat strategis di tengah Kota Surabaya. Karena itu, dulu Hotel Tanjung termasuk salah satu hotel yang sangat laris. Okupansinya selalu tinggi.

Selain jual kamar, Hotel Tanjung juga punya tempat untuk seminar, pertemuan, pesta, serbaguna lah. Ama dulu sering mengikuti seminar-seminar di Hotel Tanjung ini.

Sebelum 2000-an sebagian besar tim sepak bola yang bermain di Surabaya biasanya menginap di Hotel Tanjung. Selain nyaman dan wah (pada masanya), jarak ke Stadion Tambaksari juga tidak terlalu jauh. 

Karena itu, dulu banyak anak muda yang datang ke Hotel Tanjung untuk minta tanda tangan pemain-pemain sepak bola top atau pelatih. Sekaligus ngobrol atau wawancara tipis-tipis dengan pemain idolanya.

Salah satunya Fifin gadis asal Malang berdarah Madura. Modusnya minta tanda tangan Paul Cumming, pelatih Perseman Manokwari, tahun 1980-an. Fifin juga memanfaatkan Paul untuk praktik berbicara dalam bahasa Inggris dengan native speaker.

Tak disangka, hubungan antara Fifin dan Paul Cumming makin erat dan sulit dipisahkan. Mereka akhirnya jadi pasangan suami istri hingga mau memisahkan. Paul Cumming meninggal tahun 2023 lalu di Malang.

"Hotel Tanjung itu penuh kenangan dan nostalgia. Saya kenalan dan akrab dengan Paul ya di situ," kata Fifin.

Kini, hotel tua yang punya banyak kenangan dan romantisme itu - bagi orang-orang lawas - tinggal kenangan. 

2 komentar:

  1. Kalau melihat review2 di Google, ratingnya bayak yang tidak bagus, karena bangunannya tidak terawat shg banjir jika hujan, air kran tidak bekerja, kasur ada kutunya. dll. Memang lebih baik dirobohkan dan dibangun baru. Tempatnya yang strategis membuatnya cocok untuk dijadikan apa saja. Hotel, perkantoran, pertokoan dll.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bung. Nanti kita angkat cerita tentang hantu² di hotel tua yang mangkrak macam ini. Banyak tamu yang merinding katanya - percaya klenik + takhayul ala Nusantara.

      Hapus