Senin, 29 April 2024

Mudik dengan Kapal Laut dari Surabaya ke NTT, Jadwal Makin Sulit, Empat Hari di Atas Laut

Jadwal kapal yang terbatas membuat banyak warga di kawasan Indonesia Timur baru bisa balik setelah berlebaran di Jawa pada akhir bulan April dan awal Mei 2024. 

Biasanya penumpang arus balik laut ini didominasi kalangan wiraswasta yang tidak terikat pada jadwal libur atau cuti bersama yang sangat terbatas.

Arus penumpang cukup besar terlihat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (27/4). KM Unsini tujuan Maumere dan Kupang membawa ribuan penumpang yang kembali ke tempat kerjanya di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Naik kapal laut jauh lebih murah meskipun lama. Perjalanan santai saja karena kita kan bukan pegawai negeri atau karyawan perusahaan," kata Mamat, penumpang asal Bojonegoro tujuan Kupang.

Lama perjalanan KM Umsini dari Surabaya ke Kupang selama kurang lebih empat hari. Ini karena kapal milik PT Pelni itu harus menurunkan penumpang di beberapa pelabuhan di Pulau Flores. 

Tiketnya sekitar Rp 500 ribu. Penumpang dapat jatah makan tiga kali sehari. "Tiga malam di atas kapal tapi tidak kelaparan. Mau bikin kopi atau teh atau jajan tinggal pesan aja," kata Mamat.

Yang jadi persoalan selama bulan April 2024 adalah jadwal KM Dharma Rucita VII rute Surabaya - Maumere berkurang drastis. Biasanya ada jadwal setiap pekan. Namun, selama arus mudik dan balik Lebaran malah hanya satu kali. Yakni 22 April 2024.

Lama perjalanan dari Surabaya ke Maumere, Flores, dua hari + tiga jam. Kapal milik perusahaan di Surabaya ini memang jadi pilihan masyarakat Flores dan sekitarnya yang hendak pulang kampung dengan biaya terjangkau.

"Kalau pakai kapal terbang satu orang paling sedikit 1.500 atau 2.000 (Rp 2 juta). Kalau kapal laut 500 sudah bisa pulang ke Flores," kata Frans asal Ende.

Minggu, 28 April 2024

Hampir Seluruh Gedung Kuno di Surabaya Ada Hantunya

Oleh Dukut Imam Widodo
Penulis Buku Soerabaia Tempo Doeloe

"Akung, siapa orang kulit putih yang duduk di meja kerjanya Akung?" tanya Santi (4 tahun), cucu dari Diro teman saya.

Hari itu hari Minggu. Seperti biasa Diro ngajak Santi satu-satunya cucunya untuk jalan-jalan, sampai akhirnya Diro mampir ke kantornya karena kuncinya ketinggalan di kantor. 

Kantor Diro adalah sebuah bangunan kuno peninggalan Belanda di Jalan Gemblongan, Surabaya. Begitu memasuki ruangan kerja kakeknya, meluncurlah pertanyaan dari bocah itu tadi.

Tentu saja Diro kaget. Ia tidak melihat siapa-siapa di tempat ini. Namun ia segera mafhum. Anak kecil memang lebih peka terhadap hal-hal yang bersifat metafisik.

Diro cepat-cepat meninggalkan ruang kerjanya. Ia melihat Santi tersenyum dan 'dadah' melambaikan tangannya pada makhluk tak kasat mata itu.

Begitulah yang dituturkan oleh Diro kepada saya beberapa waktu yang lalu.

Lain pula yang diceritakan oleh Hilman, pemilik sebuah bangunan kuno-megah yang ada di kawasan Kembang Jepun.

Di dalam ruangan kerjanya itu, ia merasa ada sesuatu yang aneh. Seminggu yang lalu ia dapat kiriman satu paket cookies yang isinya bermacam-macam.

Ada nastar, kastengels, garut keju dll. Satu per satu toples roti kering itu ia buka untuk dicoba rasanya. Semuanya enak, persis seperti cookies yang ia rasakan tatkala masih kuliah di Den Haag.

Ia ingat dengan jelas bahwa semua roti kering dalam toples plastik itu ia ambil tiga-tiga. Dan ia sudah bisa memperkirakan sisanya.

Namun pagi ini, ia terkejut. Masing-masing toples yang berjumlah 10 itu, isinya tinggal separuh!

"Pasti ada yang mengambil! Tapi siapa orangnya?"

Semula yang ia curigai adalah Tarman si penjaga malam. Namun kecurigaan itu segera ia tepiskan. Mana mungkin Tarman yang giginya ompong itu bisa mengunyah roti kering?

Ia sengaja tak mau menceritakan hal ini pada Dina sekretarisnya, atau stafnya yang lain. Memalukan, masak direktur kehilangan makanan, seluruh kantor diberi tahu?

Ketika membuka iklan-iklan di Youtube. Tak sengaja ia pun menemukan solusinya. Tanpa berpikir panjang, iapun menelpon perusahaan pemasang iklan itu.

Ketika seluruh pegawainya sudah pulang, petugas dari perusahaan itu pun datang. Ia tidak menceritakan, mengapa ia membutuhkan benda tersebut.

"Pasanglah di tempat yang tidak mencolok!" perintahnya.

"Baik, Pak," jawab petugas itu.

Sejam kemudian pekerjaan itu sudah selesai. Sebuah kamera khusus kini sudah terpasang di ruang kerjanya.

Kisahnya belum bisa dilanjut karena ada tamu.

Hantu-Hantu Belanda Ikut Nonton Film di Gedung Tua Surabaya

Oleh Dukut Imam Widodo
Penulis Buku Soerabaia Tempo Doeloe

Kejadiannya sudah agak lama.

Pada suatu malam saya mengadakan acara launching buku saya "Hikajat Soerabaia Tempo Doeloe" di sebuah gedung kuno di dekat Kebun Binatang Surabaya.  Dalam acara tersebut saya juga memutar filem dokumenter Soerabaia Tahun 1920.

Seorang ibu berambut putih datang menemui saya.

"Mas Dukut yaa?" sapanya.

"Inggih Bu. Panjenengan sinten?" tanya saya karena saya memang tidak kenal dan merasa tidak mengundangnya. 

Dalam acara ini saya hanya mengundang teman-teman dekat saja.

Ibu itu menyebutkan namanya, lantas katanya pula:

"Filem dokumenternya bagus lho, tapi yang menonton bukan kita saja," ujarnya.

Saya tidak mengerti maksudnya, dan dia pun menjelaskan:

"Belanda-Belanda itu juga ikut menonton. Mereka senang melihat filem itu," Ibu itu menunjuk ke atas. Tapi yang saya lihat hanya tembok kosong.

Saya mau bertanya lebih lanjut, tapi ibu itu sudah tidak ada lagi di hadapan saya. Ia lenyap begitu saja.

Sabtu, 27 April 2024

Ancis Matarau Penyanyi Pop Lamaholot Asal Ile Ape, Lembata, yang Sedang Naik Daun di NTT



Salah satu penyanyi pop daerah Lamaholot yang tengah naik daun adalah ANCIS MATARAU. Lagu-lagunya kebanyakan berbahasa Lamaholot. Karena itu, Ancis sangat populer di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, NTT, daerah yang penduduknya berbahasa Lamaholot.

Artis Lamaholot lain yang lebih dulu ngetop adalah FELIX MATARAU. Sekian tahun lalu Felix mempopulerkan lagu pop Lamaholot gaya dolo-dolo dengan hitsnya Nona Masih Kecil. Ada beberapa seri lagu Nona Masih Kecil dibuat setelah album pertama booming di bumi Lamaholot dan NTT umumnya.

Saya mulai kenal Ancis Matarau setelah mendapat kiriman video dari seorang perantau asal Adonara di Jawa Timur. Mela tua, katanya. (Sangat bagus).

Lagu berjudul Selen Ro ciptaan Pastor Markus Solo Kewuta SVD itu terasa lebih segar saat dibawakan Ancis Matarau. Pater asal Lewo Uran, Flores Timur, yang jadi staf kepausan di Vatikan, itu senang bukan kepalang. Sebab lagu Selen Ro ciptaannya mendapat sambutan luar biasa di NTT.

Pastor Markus Solo Kewuta SVD menulis:

"Cita2 panjang di Roma utk menciptakan sebuah lagu tari Selen Lamaholot yang bernapas panjang dan disukai banyak orang ternyata terpenuhi. Syukur Tuhan utk inspirasi unik waktu itu.

Terima kasih Ade Ancis Matarau dan Ade Univilson untuk kerja sama jarak jauh yang produktip. Semangat untuk semua penggemar di mana saja berada."

Setelah dua tahun lebih menikmati lagu-lagunya di YouTube, akhirnya saya bisa ngobrol singkat dengan Ancis Matarau. Obrolan langsung nyambung pakai bahasa Lamaholot gaya Ile Ape.

 Penyanyi dan musisi ini ternyata berasal dari Desa Waiwaru, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. Satu kecamatan dengan saya. Cuma beda desa. Desaku di pantai utara, sedangkan desanya di selatan.

Saat ini Ancis Matarau tinggal di Maumere. Proses kreatif, cipta lagu, aransemen musik dan sebagainya dilakukan di Maumere. Dia punya Matarau Entertainment yang memproduksi lagu-lagu pop berbahasa Lamaholot. Belakangan ada juga yang berbahasa Nagi (Larantuka) dan bahasa Indonesia.

Luar biasa! Anak-anak muda Lembata ternyata mampu melejit di era digital ini. Dulu waktu aku masih kecil belum ada penyanyi atau musisi Lembata yang mampu bikin karya musik yang bagus dan dikenal publik secara luas.

Ancis Matarau sudah berhasil "soga naran lewo tana titen" - mengangkat nama baik kampung halaman kita.

Terima kasih, Ama Ancis!


SELEN RO

Ciptaan : Pastor Markus Solo Kewuta SVD
Vocal : Ancis Matarau

Ore o o soka ro sare sare
Soka ro sare sare 
soka soka sokaro
taro sare sare 

O re oo seleno lere lere
Seleno lere lere
Selen selen selen 
Taro lere lere

Pana peken inam nimun
Gawe lupan amam nawan pia lango tobo
Pana peken inam nimun 
Gawe lupan amam nawan pia lango tobo

Ore o..oo.. Lenso selen ro
Lenso selen ro
Selen selen selen 
ari ana titen

Ore o seleno lere lere
Seleno lere lere 
Selen selen selen
taro lere lere

Pana maan sare sare
 maro pate pulo ina ama wahan kae
Gawe maaro mela mela 
maan helo lema kaka ari wahan kae

Daftar Hotel di Surabaya pada Masa Kolonial Belanda Tahun 1930-an



Masih ada beberapa hotel era kolonial Belanda di Surabaya yang masih berdiri hingga tulisan ini dibuat pada 27 April 2024. Yang paling terkenal dan tetap mewah adalah Hotel Oranje (sekarang Hotel Majapahit) di Jalan Tunjungan. 

Ada juga Hotel Kemadjoean di Jalan KH Mas Mansur. Bangunannya juga masuk daftar cagar budaya. Bisnis hotelnya biasa-biasa saja, bahkan cenderung lesu. 

Berikut Daftar Hotel, Losmen, atau Pension (Guest House) di Surabaya pada Tahun 1930-an. 

1. Antosch, Undaan 55
2. Baroe, Kapasan 18 
3. Binnendijk, Pasar Besar
4. Brunet, Kaliasin 8
5. Buitenzorggsch, Pasar Besar Wetan 51

6. De Bijenkorf, Bubutan 79
7. Grand Hotel, Sambongan 52
8. Han Yong Kie, Gang Sechawal 10
9. Hok Tjhia Lie Sia, Slompretan 55
10. Horino, Pasar Bong 25

11. Huize Bon Abri, Gentengkali 34
12. Huize Coen, Coenboulevard 17 (Hook Darmo)
13. Hwa Bie Lie Sia, Slompretan 102
14. Insulinde, Sambongan 51
15. Juliana, Embong Malang 15-17

16. Kemadjoean, Kempenstraat 103
17. Kiong Ho Tjan, Tepekongstraat 13
18. Lam Sing Lie Sia, Cantian 34
19. Liberty (eig. Tan Siauw Tjong), Bongkaran 49
20. Metropole, Embong Malang 25

21. Nam Hwa, Sambongan 50
22. Ngemplak, Ngemplak
23. Oranje Hotel, Tunjungan 65
24. Paringan, Bongkaran 51
25. Peng Aan Tjan, Sambongan Gang Tjay Poo 8

26. Pension Embong Tandjoeng, Embong Tanjung 22
27. Pension Embong Woengoe, Embong Wungu 3-9 dan Jokodolog 1-2
28. Pension Huize Jeanne, Embong Wungu 8-10
29. Pension Huize Marianne, Bali 24
30. Pension Huize Marijke, Embong Sawo 1

31. Pension Huize Wolf, Kroesenpark 7 (hook Jokodolog)
32. Pension Klopper, Soematrastraat 3
33. Pension Laarman, Juliana Boulevard 14-16
34. Pension Splendid, Kroesenpark 9-10
35. Riche, Tambak Bayan 20-22

36. Sampoerna, Ngaglik 5-7
37. Sans Souci, Embong Kenongo 1-3, 14-16, 17-19
38. Sarkies, Embong Malang 7-11
39. Simpang Hotel, Jalan Simpang
40. Tay Tjhian Lie Sia, Kembang Jepun 41

42. Tiong Hwa, Bongkaran 47
43. Tiong San Lie Sia, Slompretan 81
44. Tokyo, Koningenhelaan 14
45. Tong An, Slompretan 47

46. Tong Fong Lie Sia, Bongkaran 30
47. Victoria, Jalan Genteng
48. Slamet, Bongkaran 45
49. Spoor Hotel (v/h Hotel Minahasa), Jalan Stasiun 4
50. Ngemplak, Jalan Ngemplak

Sumber: Telefoongids Soerabaja Uitgave Mei 1937 - Bijgewerkt tor 20 April 1937

BACA PULA



Kamis, 25 April 2024

Pantun Lamaholot Punya Nilai Sakral, Koda Kiring Nuba Nara



Pagi ini, Kamis 25 April 2024, hujan lumayan deras di Surabaya. Bahkan hujan sejak Rabu malam. Aneh, jelang musim kemarau malah hujan hampir saban hari.

Rencana gowes ke kawasan Bandara Juanda, Buncitan, Segoro Tambak, Tambak Oso, Gunung Anyar, Rungkut pun berantakan. Terpaksa baca-baca cari informasi dan lagu-lagu Lamaholot di YouTube.

Tiba-tiba muncul pesan dari Paulus Latera Manuk. Ama guru SMA Petra 4 Surabaya itu tinggal di Pondok Jati Sidoarjo. Asli Botung, Adonara Barat. Meski sudah puluhan tahun tinggal di Jawa, Ama Paulus sangat cinta bahasa Lamaholot.

Ama Paulus, seperti biasa, membagi pantun Lamaholot. "Mela tua," saya kasih jempol untuk guru bahasa Indonesia itu. Mela tua artinya sangat bagus, very good.

Wulo nubun belang baran
Beton denge koda
Beton kaan denge koda
Leik lali raran kae

Kopi hokeng wauke banget
Gula jawa kemi kee
Gula jawa kemi kee
Kakan dike arin sare. 

 Wulo nubun belang baran
Beton denge koda
Beton kaan denge koda
Leik lali raran kae

Wai rae ba bele
Ba hau go gawe rehik
Ba hau go gawe rehik
Anak mari tite bala take

Eeeee Tina le oa Tina leee
Tina lega ake doan bain Tina leee
Puken Tina na balik hala leee
Tina lega ake doan bain Tina sayang

Ama Paulus Latera Manuk berpesan kepada angkatan muda Lamaholot, khususnya generasi Z, agar tidak melupakan bahasa, budaya, adat istiadat, kearifan lokal Lamaholot. 

Jangan sampai ada orang muda Lamaholot yang tidak bisa berbicara dalam bahasa Lamaholot.

"Pantun-pantun harus dalam bahasa Lamaholot. Nilai sakral akan sangat terasa. Goe koda kirin ihike semisal bahasa Jawa halus. Sarat makna dan penuh pesan moral," katanya.

"Lagu-lagu titen Lamaholot ne penuh dengan koda nuba nara," kata Ama Paulus.

Selasa, 23 April 2024

Dolo Sidiridi Namang - Soka Seleng Mura Lewo Rame Tanah Sampe Seni Tawa Gere


Dolo-dolo ini lagu daerah berpantun khas etnis Lamaholot di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, NTT. Setiap ada pesta apa pun selalu ada acara tarian massal "dolo-dolo sampe lera gere": dolo-dolo sampai matahari terbit.

Saking populernya dolo-dolo, Bapak Mateus Wari Weruin (RIP), komposer yang juga guru SPG Frateran Podor, Larantuka, membuat komposisi musik liturgi bertajuk Misa Dolo-Dolo dalam bahasa Indonesia. 

Lagu ordinarium Misa Dolo-Dolo ini sangat terkenal di kalangan umat Katolik di seluruh Indonesia. Kor-kor Katolik di Jawa pun sering membawakan lagu liturgi dolo-dolo karena enak dan mudah.

Belakangan saya lihat lagu dan tarian dolo-dolo makin viral di media sosial khususnya di kalangan para perantau asal NTT. Khususnya asal bumi Lamaholot macam saya.

Tim paduan suara NTT tahun lalu juga sukses di Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) tingkat nasional dengan lagu bergaya Dolo-Dolo Soka Selen. Dolo-dolo Gampang Hala paling viral di Batam dan Malaysia, khususnya Sabah dan Serawak.

Saya sendiri terkesan dengan Dolo Sidiridi Namang ciptaan Bung Siprianus alias Spidol asal Pulau Solor. Syair dan melodinya benar-benar pas dengan pengalamanku semasa kecil di pelosok Pulau Lembata. 

Kemampuan bahasa Lamaholot saya yang berkurang karena terlalu lama merantau akhirnya muncul lagi setelah menikmati lagu Dolo-Dolo Sidiridi Namang.

Liman pai moe sorong liman pai
Gere dolo-dolo pia namang tukan 
Peheng liman moe tiro liang namang
.......... 
Soka seleng mura lewo rame tana
Mura lewo rame tana
Sampe seni tawa gere

BACA JUGA


Senin, 22 April 2024

Losmen Sonokembang Surabaya Dulu Bagian dari Hotel Brantas, Jadi Galeri Seni, Resto, hingga Rental Mobil

Salah satu hotel di tengah Kota Surabaya yang kini tenggelam adalah Losmen Sonokembang di Jalan Sonokembang. Bertetangga dengan Hotel Brantas yang sudah dibongkar dan dijadikan apartemen mewah dan modern itu.

Hotel Brantas dan Losmen Sonokembang sama-sama dibangun pada zaman Hindia Belanda. Sekitar tahun 1930-an. Tempat tinggal manajemen hotel berada di sekitar bangunan losmen yang khas tempo doeloe.

Dalam daftar hotel di Surabaya tahun 1954 tidak ada nama Hotel Sonokembang atau Losmen Sonokembang. Yang ada Hotel Brantas di Jalan Embong Sonokembang 4-6 Surabaya. Kemudian Hotel Brantas di Jalan Kayoon 72-88 Surabaya.

Artinya, Hotel Brantas dulu ada dua unit. Di Jalan Kayoon dan Embong Sonokembang. Direkturnya sama: Tuan K. Blanken dari Belanda.

Hotel Brantas tergolong salah satu hotel favorit yang diminati tamu-tamu dari luar Surabaya. Tarifnya lebih murah ketimbang Hotel Olympic yang lokasinya tidak jauh dari Sonokembang. 

Saat ini Olympic Hotel masih buka tapi kondisinya sudah muram dan parah. Tak ada tanda-tanda kalau pada era 1950-an dan 60-an pernah jadi hotel mewah di Surabaya.

Kejayaan Hotel Brantas 1 di Kayoon dan Hotel Brantas 2 di Sonokembang (kemudian jadi Losmen Sonokembang) perlahan-lahan meredup. Tahun 80-an dan 90-an makin suram seiring munculnya pemain-pemain baru. Apalagi di dekatnya ada Hotel Elmi dan Hotel Tanjung yang lebih segar.

Maka, Losmen Sonokembang alias Hotel Brantas 2 pun gulung tikar. Kemudian dijadikan kafe, tempat live music, hingga galeri seni. Saya sering meliput pameran seni rupa di Galeri Sonokembang itu.

Octaviani Setya menulis pada 8 September 2016:

"We're moving to a new space this week. Provoke! Magazine Surabaya is moving to SKALE Creative Space at Jl. Sono Kembang no. 2 Surabaya (ex- Hotel Sono Kembang). Come and have a talk over a cup of tea at our lovely terrace 😊"

Saat menjadi Skale Creative Space banyak sekali acara-acara kesenian di Sonokembang. Juga aktivitas anak muda yang kreatif di dalam serta di halamannya. Ramai sekali.

Kali terakhir saya menyaksikan pameran lukisan Jansen Jasien (perupa Sidoarjo).bersama Fabiola Natasha,  Redi Murti, Rakhmad Dwi Septian, Veronica Ajeng pada 30 November 2019.

Saya juga dapat undangan untuk menghadiri pembukaan pameran lukisan @urbanartconsortium pada 29 Oktober sampai 12 November 2023. Tapi saya tidak bisa hadir. Saya menugaskan dua mahasiswa Unesa yang sedang magang untuk meliput acara kesenian itu.

Ahad pagi, Hari Kartini, 21 April 2024, saya penasaran dengan ruang seni di eks Losmen Sonokembang. Saya sengaja gowes di Jalan Sonokembang. Nuansa seninya tidak ada lagi. Nuansa hotel atau losmen tempo doele juga hilang.

Pintu pagarnya tertutup rapat. Tidak ada lagi kafe atau resto yang membuat kita punya alasan untuk masuk dan menikmati suasana khas tempo doeloe. Kelihatannya jadi tempat persewaan mobil.

Hotel Brantas di sebelahnya sudah lama dibongkar dan dibangun apartemen mewah. Eks Losmen Sonokembang pun naga-naganya tinggal menunggu waktu saja. 

BACA JUGA


Minggu, 21 April 2024

Nostalgia Hotel Brantas Surabaya di Jalan Kayoon - Berubah Jadi Apartemen Mewah di Tengah Kota

Rupanya banyak orang yang mencari Hotel Brantas Surabaya di mesin pencari Google. Mungkin dikira Hotel Brantas masih eksis. Biasanya orang-orang lawas. Mbah Gugel biasanya mengarahkan ke amahurek.blogspot.com.

Artikel lama "daftar hotel di Surabaya tahun 1950" cukup populer di Amahurek. Ada nama Hotel Brantas di daftar telepon tempo doeloe yang saya contek dari buku Penundjuk Telepon Surabaja tahun 1954.

Hotel Brantas di Jalan Kayoon 72-88 Surabaya termasuk salah satu hotel tua di Surabaya. Sejak zaman Belanda sudah ada. Di daftar hotel tahun 1926 ada nama Hotel Brantas di Kajoonstraat, Soerabaia. Ada juga Hotel Slamet di Bongkaranstraat. Kemudian Hotel Oranje di Toendjoenganstraat.

Sayang, hotel-hotel tempo doeloe itu surut satu per satu. Bangkrut. Ada yang dibongkar lalu dibangun gedung baru. Bisa hotel modern atau rumah toko atau kantor biasa.

Hotel Brantas juga tak jauh berbeda nasibnya. Tahun 1990-an sudah merosot meski masih banyak tamu. Tahun 2000-an makin sepi. Namun, masyarakat masih memanfaatkan aulanya yang luas untuk resepsi mantenan, pertemuan, seminar dan sebagainya.

Kawan satu kantor, Agus Wahyudi, dulu mantenan di Hotel Brantas. Suasananya masih klasik dan bagus meski tidak semewah hotel kelas atas macam Hyatt, Westin, Majapahit, atau Shangri-La. 

Saya juga beberapa kali menghadiri diskusi, seminar, atau jumpa pers di situ. Lalu perlahan-lahan Brantas Hotel surut dan tenggelam. Kemudian ditutup rapat dengan pagar seng.

Simsalabim, dalam waktu singkat sudah berdiri gedung jangkung nan modern. Apartemen Praxis. Suasana hotel lawas yang redup berubah jadi keren dan moderen. Apartemen macam Praxis ini memang sedang booming di berbagai kawasan Surabaya.

Tak jauh dari Hotel Brantas ada Hotel Sonokembang. Sama-sama hotel lawas. Satu manajemen. Tempo doeloe direkturnya Tuan K. Blanken orang Belanda.

Losmen Sonokembang beberapa kali berubah fungsi. Jadi kafe, galeri lukisan, tempat live music, dan entah apa lagi. Dulu sempat ramai tapi lama-lama juga redup.

Ahad pagi, 21 April 2024, Hari Kartini, saya gowes di kawasan Jalan Gubeng, belok kiri Siloam Hospital lalu masuk Jalan Sonokembang. Rupanya kafe sudah tutup lama. Sekarang jadi tempat rental mobil kalau tidak keliru. Bangunannya pun sudah dikepung apartemen.

Naga-naganya eks Losmen Sonokembang ini juga bakal habis. Jadi perluasan Praxis Apartment yang membutuhkan lahan baru di sekelilingnya. 

BACA JUGA


Sabtu, 20 April 2024

Larantuka Lewo Namang, Nagi Tua Punya Nama - Torang Mati di Kaki Tuan



Larantuka Kota Reinha. 

Kota di ujung timur Pulau Flores yang punya tradisi devosi kepada Bunda Maria yang sangat kuat. Tradisi yang diperkenalkan oleh misionaris Ordo Dominikan dari Portugis pada tahun 1510-an.

Saya punya banyak kenangan mendalam dengan Larantuka. Semasa SMP tinggal di San Dominggo. Dekat dengan kompleks Dioses Larantuka di Bukit San Dominggo itu.

Ibu Mia Riberu sering bercerita tentang betapa hebatnya Reinha Maria yang melindungi Nagi Larantuka dari serangan musuh. Betapa kekuatan doa, iman yang kokoh, mampu membuat musuh bertekuk lutut.

Kontas ganti ajimat!

Kontas artinya rosario. Sembahyang kontas jangan dilupakan. 'Kontas itu punya kekuatan luar biasa," kata Ibu Maria Riberu yang saya anggap sebagai guru bahasa Nagi alias Melayu Larantuka saya.

Hebat sekali gaya bercerita Ibu Mia Riberu di San Dominggo dulu. Khususnya tentang Larantuka Kota Reinha. Kota yang sudah diserahkan kepada Reinha Maria alias Tuan Reinha alias Tuan Ma. 

Cerita kenangan semasa SMP San Pankratio (sore) itu muncul lagi setelah saya menonton video klip lagu berjudul Larantuka Punya Reinha karya MM Weruin dan FK Fernandez. Syairnya berbahasa Nagi.

Cerita tentang Tuan Reinha melindungi Nagi Larantuka dari serangan musuh. Tuan Reinha datang dengan pedang api bernyala. Musuh pun gentar. Larantuka selamat.

LARANTUKA PUNYA REINHA
Ciptaan MM Weruin/FK Fernandez


1. Misi Solor telah lenyap
Benteng Lohayong saksi nyata
Kaka aring pindah agama
Bale serang Kota Reinha

Larantuka Sikka Paga
Lagi Wure dengan Konga
Siap siaga dalam bertahan
Berdiri teguh di dalam iman

LARANTUKA LEWO NAMANG
NAGI TUA PUNYA NAMA
TUAN REINHA TUAN ANA
TORANG MATI DI KAKI TUAN

2. Raja dengan Confreria
Keka dinde renu semua
Tiap hari tetap berdoa 
Dalam tori dalam kapela

Angkat hati pada Allah
Serah diri pada Reinha
Kru dan kontas ganti ajimat
Rela mati untuk agama

LARANTUKA LEWO NAMANG...

3. Pesa penya San Dominggo
Tempat somba dudo mendeko
Kapal musuh di ujung tanjo
Bapa sentidu mama besindo

Hela genta memberi segna
Rede genta tambah semangat
Asa pesa sambil permesa 
Tiro tiro jo lalu ponta

LARANTUKA LEWO NAMANG...

4. Tuan Panje Lui Anrada
Minta berkat dari Allah
Tuan Sisu Kapitan Jentera
Kumpu renu kipa Belanda

Liat Tuan Reinha datang
Lindo Nagi Larantuka
Lagi anyo diguarda
Dengan pedang api bernyala

LARANTUKA LEWO NAMANG..

16 Pantun Lamaholot Khas Felix Matarau di Lagu Dolo-Dolo Nona Masih Kecil 2

 


Makin banyak lagu-lagu daerah NTT dimuat di media sosial. Khususnya YouTube. Setiap kabupaten punya lagu pop daerah sendiri-sendiri. Semuanya punya penggemar.

Lagu pop Lamaholot pun banyak sekali di YouTube. Irama dolo-dolo paling aku suka karena sangat khas Lamaholot - Flores Timur dan Lembata. Beda dengan pop biasa yang cuma syairnya saja dalam bahasa daerah.

Salah satu lagu dolo yang aku suka adalah Nona Masih Kecil 2 ciptaan Felix Matarau. Seniman asal Lembata ini dulu viral dengan Nona Masih Kecil 1, Nona Masih Kecil 2, Nona Masih Kecil 3, 4, dan seterusnya.

Refrein lagu pakai bahasa Nagi (Melayu Larantuka), sedangkan pantun-pantunnya berbahasa Lamaholot. Pantunnya bikin geli orang mengerti bahasa Lamaholot karena terkesan "agak nakal" dan ada humornya.

Seorang pemuda dan pemudi berbalas pantun. Si cowok merayu dan si cewek me jawab. Pemudanya kadang agak maksa tapi si nona yang masih kecil malah menjawab secara dewasa.

"Janji herun rema tukan (janji ketemu tengah malam)

Padu take di mela hae (tak ada damar - lampu - pun tak mengapa)

Soot ake hae roi (takut ada yang lihat)"


Aku cermati lagu Nona Masih Kecil 2 ini lebih panjang ketimbang lagu dolo-dolo Lamaholot lain di YouTube. Durasinya hampir 10 menit. Tidak lazim untuk lagu pop yang biasanya cuma 4 atau 5 menit.

Namun, di sisi lain, ada bagusnya karena lagu ini dicipta untuk keperluan tarian dolo-dolo. Setiap ada pesta di kampung atau acara apa saja biasa dimainkan. "Dolo-dolo sampe lera gere" - dolo-dolo sampai matahari terbit.

Total ada 16 pantun. 

Felix Matarau dari Lembata merayu lalu dijawab Ary Diaz penyanyi wanita asal Larantuka. Luar biasa kreatif Felix ini. 

Dia salah satu seniman musik Lamaholot yang sangat populer di tanah Lamaholot, bahkan NTT umumnya. Profisiat!


NONA MASIH KECIL 2


Ciptaan Felix Matarau

Bes/C = do, irama tarian dolo-dolo


Refrein:


TEGA NONA MASIH KECIL

TATA GANTO CINTA SAMPE, SAMPE, SAMPE NONA BESAR

KALO NONA SUDAH BESAR

TATA BAWA CINTA  SAMPE, SAMPE 

SAMBO DAGING DARAH


(TATA E.. ADE, MAMA MASIH PIARA ) 2x


1. Manu goko wewan telo 

Ruat janji o go arik e

Lau kai go dore goko


2. Janji herun rema tukan 

Padu take di mela hae

Soot ake hae roi

(Ade.. ah.. mama masih piara)


3. Herun sare ti onem sare

Arik mapun o go tata e

Arik suka gali gali


4. Suka gali koon kerun lama nua

Rema reron glurek kala lone

Onem bura mara go sadar hala

(Tata.. ah.. mama masih piara) 


5. Tobo ledan lone lolon

Mapun gawak oh go arik e

Tata gawak gole gole


6. Ledan sampe puho wutun

Arik ledan go puho wutun

Puho gesek onek pia lesu loran

(Ade.. ah.. mama masih piara)


7. Sumpah mati go sanggup hala

Bisa hala o go tata e

Arik leta ake sampe


8. Goe pia be tawa gere 

Belek wati o go sayang e

Koi kuran ake paksa bain

(Tata.. ah.. mama masih piara)


9. Yonek peten pasti go sebako

Moe gali o go arik e

Koi kae go beto kala rema


10. Biar saja aman sumpa

Inam tani rema hode reron

Cinta kae marin tabe aku

(Ade.. ah.. mama masih piara)


11. Nuan nolo pe marin nafsu take 

Puken aku o go tata e

Sedon goe ata Jawa dai


12. Onem pia sewa mamun Flores

Puken ata budi adat sare

Soron gole asal koon moe

(Tata.. ah.. mama masih piara)


13. Ake beke ake kurang onem

Badan goe bura helo hala

Go penahin puken hama hala


14. Goe pia di miten bele

Miten goe helo moe hala

Koi kae ti go penahin onem

(Ade.. ah.. mama masih piara)


15. Onem pia di pasti rela

Marin saja o go tata e

Ake kurang ake perohon onem


16. Biar moe miten bele

Goe pia di peduli hala

Asal tata mo piara goe

(Tata.. ah.. mama masih piara)


BACA JUGA

Pantun dolo-dolo Lamaholot kenangan lama

Pantun Dolo-dolo Lamaholot Botung Lewo Lema

Pantun Dolo-dolo Lamaholot Paling Dicari di Blog Amahurek

Jumat, 19 April 2024

Pantun Lamaholot Adonara Botung Lewo Lema - Mengenang Almarhum Dr S. Belen

Oleh Guru Paulus Latera Manuk
Putra Botung di Sidoarjo

Tahun 2009 kaka almarhum Dr. S. Belen balik lewo tana. Beliau berkesempatan bertemu dan  berbagi cerita dengan guru-guru seluruh Pulau Adonara bertempat di aula Paroki Waiwerang.

 Sebelum acara dimulai beliau berkirim pesan dan meminta saya untuk mengirimkan koda kirin tou rua  untuk nae tayangkan sebagai prolog dan perkenalan. 

Lewuk tadon Adonara
Tanah nara nuha nebon
Lewo soron  goe lodo
Tana tapin goe balik

Teti koli lewo pulo
Lali Botung lewo lema
Tite kakan dano arin
Ake pepan ake paron

Bako kire bako kire
Sepat golo bako kire
Bako boleng koli botung
Sepat golo  bako kire

Almarhum S Belen dengan mantap membaca syair ini. Ternyata nae bangga sebagai putra Lamaholot sejati. 

Salam Lewotana!

BACA JUGA



Pantun Dolo-Dolo Lamaholot Paling Sering Dicari di Blog Ini

Blog amahurek.blogspot.com ini mangkrak cukup lama. Unggahan naskah sangat sedikit. Padahal blog yang baik minimal mengunggah dua naskah sepekan. Jangan sampai nol koma nol.

"Mengapa blogmu mati? Kok gak produktif kayak dulu? Terlalu sibukkah?" begitu pertanyaan kawan-kawan lama.

Sibuk sih tidak. Buktinya saya masih sering nonton YouTube satu sampai tiga jam saban hari. Apalagi kalau kontennya bagus. Kadang bahkan sampai pukul 01.00 masih tengok YouTube. Maklum, ada WiFi gratis.

Kamis, 19 April 2024. Saya iseng-iseng mengunggah postingan asal jadi. Sebab bulan April belum ada artikel sama sekali. Paling tidak Google yang punya Blogspot dan Adsense tahu bahwa amahurek.blogspot.com masih aktif.

Jumat pagi, saya cek Google Search Console (GSC). Memang ada dampaknya setelah ada tambahan beberapa naskah baru.

 Kunjungan naik 32%. Tayangan +33%. Penghasilan juga naik 355% ketimbang hari yang sama pekan lalu. Angkanya sangat kecil. Belum cukup untuk bayar parkir di Surabaya.

Yang tidak saya sadari - karena tidak pernah cek GSC - adalah pencarian tertinggi justru terkait budaya Lamaholot di Flores Timur dan Lembata, NTT. Padahal selama ini saya tidak pernah serius menggarap konten yang berkaitan dengan Lamaholot.

Bahkan, doa Bapa Kami Bahasa Lamaholot (versi Ile Ape) juga masuk 9 besar pencarian. Rupanya banyak orang Lamaholot atau NTT terseret masuk ke blog ini setelah mencari topik tertentu di Google. 

Naskah-naskah yang berkaitan dengan Surabaya, Malang, Jawa Timur boleh dikata kurang laku. Sebab sudah dihabisi oleh laman-laman besar dan portal berita di Surabaya, Malang, dan kota-kota lain di Jawa Timur. 

Cerita unik tentang maestro ludruk Cak Durasim yang tempo doeloe biasa tampil di Radio Nirom Surabaya pun tidak dilirik. Padahal, setahu saya belum ada unggahan lain di internet. 

Kawan-kawan yang jago SEO dan algoritma sering kasih nasihat: bikin blog atau website yang punya niche. Kontennya harus fokus. Kuliner ya kuliner tok. Wisata tok. Sepak bola tok. Persebaya tok. Jangan campur aduk kayak prasmanan.

Itu kalau main Adsense. Kalau tidak punya niche, prasmanan, isinya macam-macam ya angka kunjungan sangat rendah. Gak ada yang baca. Mbah Gugel gak akan kenal dan rekom.

Kelihatannya ke depan Amahurek harus lebih banyak memuat naskah tentang Lamaholot, Lembata, Flores Timur, Alor. Konten yang ada kaitannya dengan Lamaholot. 

Siapa tahu performanya jadi bagus  sehingga bisa bayar parkir di Pecinan Kulon.

 Pencarian di Google Search Console








Kamis, 18 April 2024

Michael Bambang Hartono Orang Terkaya di Indonesia Doyan Makan Tahu Pong di Warung Pinggir Jalan

 Michael Bambang Hartono, 83 tahun, dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Saban tahun masuk daftar orang paling tajir.

Oei Hwie Siang pemilik Grup Jarum dan BCA. Meski super kaya, Hwie Siang masih senang makan di pinggir jalan. Membeli makanan yang dijajakan pedagang kaki lima.

Di media sosial beredar foto Hwie Siang sedang makan di warung pinggir jalan. Di Semarang. 

"Pak Hwie Siang sedang makan tahu pong kesukaannya di warung pinggir jalan di Semarang," tulis Herry Tjahjono.

"Orang kaya sejati melakukan segala sesuatu untuk esensi, bukan sensasi. Dia makan untuk menikmati rasa, bukan mengunyah gengsi," pendapat Herry Tjahjono.

Begitu banyak komentar yang memuji kesederhanaan Michael Bambang Hartono. Orang kaya, super kaya, tapi seleranya seperti orang kebanyakan. "Orang kaya beneran memang gak pamer gengsi," kata warganet.

Marore Hetty mengaku pernah menikmati kebaikan bos besar itu di Semarang. Dia mengalirkan air bersih ke beberapa langsung dari rumahnya yang kebetulan terletak di paling ujung dan paling tinggi.

 "Jadi, ratusan kelurga hidup dari air yang beliau alirkan, tanpa minta bayar!!! Bedakan dengan air dari PAM yang tidak gratis. Hal ini sudah beliau lakukan dari generasi ke generasi," kata Marore.

Saya pernah wawancara empat mata dengan Michael Bambang Hartono di Surabaya. Saat kejuaraan taichi di Pantai Kenjeran. Hwie Siang ketua pengurus pusat taiji yang membuka kejuaraan.

Orangnya memang sederhana. Tidak kelihatan kalau orang kaya tujuh turunan. Dia makan soto ayam dari PKL Kenjeran dengan lahap. Lalu bicara tentang kegemarannya berolahraga taichi. 

"Taichi itu bagus untuk kesehatan, mengontrol emosi," katanya.

Hwie Siang juga atlet bridge tingkat nasional. Bahkan ikut Asian Games di Jakarta sebagai atlet tertua.

 "Saya main bridge supaya tidak cepat pikun," katanya. 

Menanti Kedatangan Opa Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024

 Vatikan mengumumkan secara resmi bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia pada 3 - 6 September 2024. Paus asal Argentina itu bakal tiba di Jakarta pada 3 September 2024.

Selain Indonesia, Sri Paus juga melawat negara kecil Timor Leste dan Singapura. Juga menyambangi umat Katolik di Papua New Guinea (PNG).

Mengapa Indonesia, bukan Filipina? 

Filipina mayoritas Katolik. Umat Katolik di Indonesia sangat minoritas. Hanya 3 persen. Kalah jauh dengan Protestan. Apalagi Islam yang hampir 90 persen.

Paus Fransiskus rupanya sudah dapat banyak masukan dari para pembisiknya di Vatikan. Termasuk Pastor Markus Solo SVD asal Flores Timur yang sudah lama jadi staf kepausan. Juga dari para pembesar kongregasi atau ordo-ordo di Vatikan. 

Inti bisikan itu: Indonesia punya Pancasila. Bhineka Tunggal Ika. Toleransi umat beragama bagus di Indonesia. Orang Katolik cuma 3 persen tapi bisa bebas sembahyang, misa, devosi, dsb. Misa saban hari pun tak ada gangguan.

Bangun gereja baru di Indonesia juga gampang. IMB tidak dipersulit. Gereja-gereja tidak disegel. Tidak dilempari batu. Sembahyang lingkungan atau rosario di rumah tidak diganggu.

Paus Frans ini sudah tua sekali. Mendekati 90 tahun. Sudah lama ada gangguan pernapasan. Duduk di kursi roda. Kondisi Opa Paus ini jadi perhatian orang Katolik di seluruh dunia. 

Apalagi Paus tidak boleh pensiun. Kecuali Paus Benediktus XVI yang berani mengundurkan diri. Dus, melanggar tradisi kepausan di Vatikan selama ratusan tahun.

Karena itu, Pater Markus mengajak orang Katolik di Indonesia agar berdoa, berdoa, sembahyang, sembahyang. Semoga Paus Fransiskus diberi kesehatan dan kekuatan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, Singapura, Timor Leste, PNG.

Seandainya kondisi Paus Frans tidak memungkinkan ya rencana lawatan pastoral ke Indonesia batal. Itu yang terjadi di UEA tahun lalu - kalau tidak salah.

Bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Haleluyaaaa!!!

Nostalgia Old School, Old Friends, Osob Kiwalan, Bentoel Rebus di Ngalam

Mitreka Satata (SMAN 1).
Bhawikarsu (SMAN 3).
Studium et Sapientia (SMAN 4)

Ayas mengenang nawak-nawak asal NTT di kompleks sekolahan lawas di Ngalam alias Malang saat libur Lebaran lalu.

 Ivon Lussy dan Ruth Diana dari Kupang. Paulina dan  Yoke dari Sumba Timur. Yohanes Kii dari Sumba Barat. Lambertus dari Lembata.

Kenangan jalan kaki saban pagi dan sore dari Belakang RSSA ke kompleks Tugu. Sarapan bentoel rebus dekat Lapangan Ajendam. Bentoel kukus dulu memang maknyus. Macam talas atau keladi tapi ada rasa manisnya.

Ayas biasa lari sore keliling Alun-Alun Bunder bersama Yohanes. Lihat barang antik di Splendid Inn. Jalan kaki melewati jembatan kecil di pasar bunga dan pasar burung menuju Kayutangan. 

Begitu banyak penjudi, maling, pencopet hingga nolab ada di kawasan itu. Malam hari agak menakutkan karena hanya diterangi lampu ubleg remang-remang. "Hati-hati jaga dompet dan tas!" pesan Hadi, kawan SMAN 3, asli Ngalam.

Saban hari Ayas dikursus Osob Kiwalan. Boso walikan (bahasa terbalik) khas Malang. Kata-kata dibaca dari belakang. Tapi tidak semua kata boleh dibalik.

Ayas kadit nakam oskab: Saya tidak makan bakso.

Sudah bertahun-tahun 6 (mantan) anak muda Flobamora yang dulu menuntut pelajaran di SMAN Tugu itu tidak baku dapa. Tak ada kopi darat (kopdar). 

Haleluya! Saat ini Ruth Diana jadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT di Kupang. Beta ikut senang dan bahagia. Beta dulu juga belajar bahasa Kupang dari Ruth dan Ivon. 

Bae sonde bae Flobamora lebe bae!
Jangan lupa bentoel rebus dan kacang merah di rumah mendiang S. Boenthalib, bapak kos sekaligus Ketua RT di Belakang RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar).

Rabu, 17 April 2024

Hari Kartini - Tak Ada Lagi Wanita Bersanggul

Pertemuan kemarin membahas edisi khusus Hari Kartini. Beberapa wanita dinominasikan sebagai Kartini masa kini. Kriterianya subjektif pasti.

Saya jadi ingat Hari Kartini tempo doeloe. Ada kebiasaan wanita-wanita pakai kebaya, bersanggul. Hari Kartini pun identik dengan Hari Kebaya atau Hari Sanggul.

Apakah masih ngetren sanggul dan kebaya di tanah air? Jawa Timur khususnya?

Ki Dalang Tee Boen Liong prihatin. Suasana sekarang sudah beda jauh dengan tahun 90-an. Era modern, digital, dibarengi dengan kebangunan rohani. Revivalisme. Maka sanggul ikut menepi.

Tee Boen Liong, dalang Tionghoa Surabaya, menulis:

"Sanggul² usaha persewaanku sudah menjadi kenangan karena jarang dan hampir ga ada yg sewa sanggul di acara hajatan & karnaval².

Bahkan di Hari Kartini sudah jarang ada karyawan bank yg berkebaya bersanggul. Hanya penari, pesinden dan pelestari budaya aja yang bersanggul.

Saya berharap masih tumbuh generasi penerus kita yang mau berkebaya & bersanggul yg melestarikan budaya tradisional Indonesia."

Saya lalu ngobrol agak panjang dengan Ki Boen Liong. Ruwet juga masalah persanggulan ini. Akidah agama, doktrin, kebangunan rohani ikut membuat sanggul-sanggul makin tidak laku di masyarakat.

Wanita dulu menganggap rambut sebagai mahkota. Makin berwibawa jika mahkota itu dikasih sanggul.

Zaman sekarang rambut wanita kudu ditutupi. Tidak boleh memperlihatkan rambut di tempat umum. Rambut istri hanya boleh dilihat suami, kata komentator di media sosial.

Apa boleh buat, Boen Liong kudu banting setir. Tidak bisa lagi usaha persewaan sanggul. Boen Liong pasti lebih tahu apa yang sedang ngetren di pasar yang berubah.

Nyambangi Senior Mitreka Satata, Dukut Imam Widodo, di Wiguna Surabaya


Ayas pagi ini nggowes ke kawasan Juanda, Tambak Sumur, Wisma Gunung Anyar (Wiguna). 

Mampir ke Wiguna Tengah IX. Nyambangi Sam Dukut Imam Widodo. Silaturahmi Lebaran.

Ayas sudah sering mampir ke rumah Sam Dukut. Beliau ini senior sesama alumnus Mitreka Satata alias SMAN 1 Malang. 

Karena itu, Dukut biasa cerita tentang gedung old school di kawasan Tugu Malang yang eks AMS/HBS pada masa Hindia Belanda. Lengkap dengan misteri-misteri noni Londo nan rupawan.

"Ayas alumnus Mitreka Satata tahun 1973. Wis kewut," kata Sam Dukut.

Mantan manajer di PT Smelting Gresik ini jago Osob Kiwalan Ngalaman - bahasa walikan khas Malang. Dukut bahkan membuat kamus kecil bahasa walikan.

Sambil menikmati jajan sisa riraya, Ayas bertanya tentang manuk bence di Ngalam saat Dukut cilik. Manuk bence sering muncul di Lowokwaru 40, rumahnya Dukut. Manuk bence itu pertanda bahaya.

Suatu ketika burung misterius itu nongol di Lowokwaru. Warga waswas. Ada perasaan tidak enak. Ternyata benar. "Ada pencurian di lingkungan kami," katanya.

Dukut Imam Widodo spesialis menulis buku-buku tempo doeloe. Diawali Soerabaia Tempo Doeloe, lanjut Hikajat Soerabaja Tempo Doeloe, Grisee Tempo Doeloe, Sidoardjo Tempo Doeloe, Malang Tempo Doeloe, Djember Tempo Doeloe.... 

Masih banyaaak lagi buku-buku tempo doeloe lahir dari tangan Kera Ngalam van Lowokwaru ini. Ayas dapat hadiah khusus buku Malang Tempo Doeloe.

Bagi Sam Dukut, frase "tempo doeloe" itu ada batasan waktunya hingga 1942. Ketika Jepang masuk ke Hindia Belanda. "Kalau gedung yang dibikin tahun 1970 ya bukan bangunan tempo doeloe," katanya.

Ngobrol dengan Sam Dukut selalu menarik dan panjang. Kadang kepanjangan. Ayas pun tahu diri. Pamit!

Sam Dukut menulis statusnya pagi ini:

"Lebaran telah usai
Liburan sudah selesai
Kembali kerja, kerja, kerja lagi!
Nggarap buku-buku yang masih tertunda.
Deadline tak bisa ditawar-tawar lagi"

Minggu, 14 April 2024

Villa Iboe di Prigen Dibangun Sentra Kuliner dan SPBU

 Mampir di Prigen, Sabtu 14 April 2024.

Nyambangi Ama Tuan John Lado SVD. Pater senior asal Pulau Lembata, NTT, itu bertugas di Graha Wacana dan Rumah Retret SVD di Ledug, Prigen.

Oh, ya, semua romo atau pastor katolik di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, NTT, disapa Ama Tuan. Orang lawas di Lembata juga biasa bilang Tuan Pater.

Dari dulu saya tertarik melihat Villa Iboe di pinggir jalan raya Desa Plembon. Mangkrak bertahun-tahun. Jadi tempat uji nyali dan pembuatan konten horor di media sosial.

Rupanya Villa Iboe era Hindia Belanda sedang direnovasi. Dibuat langgar bagus di sebelahnya. Bakal ada SPBU di sentra kuliner di situ.

Catherine Eva Aza pernah bikin konten medsos tentang Villa Iboe. Maklum, Catherine masih punya pertalian darah dengan pendiri Djamoe Iboe di Soerabaia. Panjang sekali dan rumit ceritanya Christine!

Christine malah tidak tahu kalau Villa Iboe sedang dipercantik. Sebab kepemilikan properti itu sudah di tangan orang lain. Bukan lagi garis leluhurnya.

Paus di Kampung Lamalera Lembata vs Paus di Vatikan


Sudah lama paus tidak muncul di Laut Sawu. Pekan ini kelihatannya nelayan Lamalera di Pulau Lembata, NTT, panen beberapa paus. 

Onchu Namang bagi gambar ikan paus dari pantai Lamalera. Paus ini akan dipotong-potong dan dibagi untuk semua penduduk.

Saya sendiri meski asli Lembata tidak pernah melihat langsung paus di Lamalera. Maklum, kampungku di jauh di utara, pinggir Laut Flores, dan Lamalera di selatan, pinggir Laut Sawu. Kemunculan paus pun sulit diduga.

Saya cuma sekali lihat bangkai paus di Kenjeran, Surabaya.

Paus di Lamalera kerap dicocok-cocokkan dengan Paus di Vatikan. Kok bisa?

Agama Katolik kali pertama masuk Pulau Lembata ya lewat kampung Lamalera ini. Pater Bode SVD misionaris perintis itu. 

Pastor pribumi pertama Pater Alex Beding SVD asli Lamalera. 

Pater Alex Beding juga menerima penghargaan sebagai pendiri surat kabar pertama di NTT saat Hari Pers Nasional di Kupang beberapa tahun lalu.

Penyusun buku liturgi dan nyanyian Katolik pasca Konsili Vatikan II juga orang Lamalera: Marcel Beding (sempat jadi wartawan Kompas). Bukunya Syukur Kepada Bapa yang sangat populer di NTT (Indonesia) sebelum ada buku Madah Bakti (PML Jogja) dan Puji Syukur (KWI).

Penghasil pastor, bruder, suster terbanyak di Lembata, bahkan bisa jadi di NTT atau Indonesia, ya Lamalera ini.

Profesor pertama dari Lembata juga asal Lamalera: Prof Dr Gorys Keraf, pakar linguistik.

Menteri pertama dari Lembata juga asli Lamalera: Dr Sonny Keraf - Kabinet Megawati.

Orang Lamalera sudah terbiasa sembahyang malaikat tiga kali sehari. Bisa sembahyang sendiri atau bersama. Meskipun berada di pantai atau kebun, begitu mendengar lonceng angelus berbunyi, mereka langsung sembahyang "Maria diberi kabar oleh Malaikat Gabriel..."

Beda dengan di Jawa. Lonceng Angelus juga dibunyikan di gereja-gereja setiap pukul 06.00, 09.00, dan 18.00. Tapi saya lihat tidak ada yang sembahyang malaikat meskipun berada di lingkungan gereja.

Nelayan-nelayan Lamalera juga sembahyang misa dulu sebelum pergi jauh memburu koteklema alias ikan paus. Ada gereja bagus di pinggir pantai. 

Boleh jadi daging paus mengandung unsur kimia tertentu yang membuat kecerdasan orang Lamalera di atas rata-rata. Haleluya!

Rabu, 10 April 2024

Blog mangkrak lama, makin sulit dapat pengunjung




Blog ini agak lama telantar. Postingan selama Maret dan April 2024 sangat kurang. 

Akibatnya jelas. Artikel-artikel di blog ini tidak direkomendasikan Google. Kalah SEO, kata anak Surabaya. Saat orang mencari artikel atau informasi tertentu, maka yang muncul blog atau laman lain.

Makin banyak postingan makin bagus, kata Cak Man pakar SEO dan algoritma.

Media online di Surabaya, yang kurang terkenal, rata-rata mengunggah 40 artikel sehari. Kalau libur panjang macam Lebaran kemarin biasanya turun separo. Tapi tetap di atas 20 naskah.

Karena itu, blog-blog pribadi akan sulit bersaing dengan laman-laman media daring yang profesional. Hampir semua isu sudah dihabisi media besar.

Bikinlah artikel atau postingan yang unik. Jangan sama dengan media mainstream, nasihat Cak Man.

Paling bagus bikin postingan yang bisa viral di media sosial. Postingan tidak harus banyak. Sedikit tapi viral. Gak perlu bermutu tinggi. Sekarang era medsos, digital, kata Cak Man.

Tidak mudah memang bermain blog di era virus medsos. Beda dengan main blog dulu sebelum ada medsos Instagram, YouTube, TikTok, Facebook dan sebagainya.

Dulu blog lamaku biasa diklik seribu orang per hari. Kadang bisa lebih. Sekarang dapat 100 klik aja susah. Pagi ini saya lihat ada 165 kunjungan.

 Alhamdulillah! Padahal blog ini sudah lama mangkrak.

Kalau tidak mangkrak bisa tinggi PV-nya?

Belum tentu, kata Cak Man.