Dolo-dolo ini lagu daerah berpantun khas etnis Lamaholot di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, NTT. Setiap ada pesta apa pun selalu ada acara tarian massal "dolo-dolo sampe lera gere": dolo-dolo sampai matahari terbit.
Saking populernya dolo-dolo, Bapak Mateus Wari Weruin (RIP), komposer yang juga guru SPG Frateran Podor, Larantuka, membuat komposisi musik liturgi bertajuk Misa Dolo-Dolo dalam bahasa Indonesia.
Lagu ordinarium Misa Dolo-Dolo ini sangat terkenal di kalangan umat Katolik di seluruh Indonesia. Kor-kor Katolik di Jawa pun sering membawakan lagu liturgi dolo-dolo karena enak dan mudah.
Belakangan saya lihat lagu dan tarian dolo-dolo makin viral di media sosial khususnya di kalangan para perantau asal NTT. Khususnya asal bumi Lamaholot macam saya.
Tim paduan suara NTT tahun lalu juga sukses di Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) tingkat nasional dengan lagu bergaya Dolo-Dolo Soka Selen. Dolo-dolo Gampang Hala paling viral di Batam dan Malaysia, khususnya Sabah dan Serawak.
Saya sendiri terkesan dengan Dolo Sidiridi Namang ciptaan Bung Siprianus alias Spidol asal Pulau Solor. Syair dan melodinya benar-benar pas dengan pengalamanku semasa kecil di pelosok Pulau Lembata.
Kemampuan bahasa Lamaholot saya yang berkurang karena terlalu lama merantau akhirnya muncul lagi setelah menikmati lagu Dolo-Dolo Sidiridi Namang.
Liman pai moe sorong liman pai
Gere dolo-dolo pia namang tukan
Peheng liman moe tiro liang namang
..........
Soka seleng mura lewo rame tana
Mura lewo rame tana
Sampe seni tawa gere
BACA JUGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar