Kamis, 08 Oktober 2020

Intrik di Gereja Bethany ala Kerajaan Lama Tiongkok

Oleh Dahlan Iskan

Polemik yang terjadi di Gereja Bethany tidak semata-mata persoalan administratif manajerial gereja. Ranahnya melebar ke mana-mana. Termasuk ke adat istiadat kekerabatan.

Ketika David Aswin tidak menunjukkan minat jadi pendeta, Abraham Alex Tanuseputra melihat ke cucunya: Billy. Anak pertama Hana.

Bambang Tanuseputra, adik Alex, melihat Billy punya minat jadi pendeta. Billy juga sudah besar. Sudah berkeluarga.

Saat Aswin pindah ke Bali, terlihat Billy sering diminta Alex naik panggung. Untuk mendampinginya berkhotbah. Terlihat Alex dengan serius menyiapkan Billy sebagai pengganti.

Maka, tidak heran bila pendeta terkemuka Amerika, Benny Hinn, tertarik pada Billy. Lantas, ketika Hinn berkhotbah di Gereja Bethany Nginden Surabaya, ia menahbiskan Billy sebagai pengganti Alex.

Sayang, Billy adalah cucu dari anak perempuan Alex. Dalam adat Tionghoa Billy disebut cucu luar. Ia membawa marga bapaknya. Bukan marga Alex.

Ini menjadi persoalan serius. Apalagi, kelak, menyangkut harta Alex yang luar biasa banyak.

Entah apa yang terjadi, yang jelas Aswin pulang ke Surabaya. Ia tinggalkan Bali. Bisnisnya di Bali rupanya juga kurang memuaskan.

Tak lama kemudian Aswin ditahbiskan sebagai pengganti Alex. Pimpinan puncak Gereja Bethany pun pindah sepenuhnya ke Aswin. Bukan ke Billy.

Saya pun bertanya kepada Bambang: apa yang terjadi di antara waktu penobatan Billy dengan penobatan Aswin? Siapa yang berperan besar sehingga Alex menobatkan Aswin?

Mengabaikan begitu saja penobatan Billy sebelum itu? Siapa yang mendorong pengabaian itu? Aswin sendiri? Alex pribadi? Atau siapa?

Ternyata bukan salah satu dari mereka.

"Istri Koko Alex," jawab Bambang.

Waktu itu di lingkungan keluarga penuh dengan gambaran yang mirip kerajaan lama di Tiongkok. Yakni ketika sang raja sudah tua dan sakit-sakitan.

Ada menantu yang sangat dominan di situ: Yusak, suami Hanna.

Ada cucu laki-laki yang seperti sudah diangkat menjadi pangeran: Billy.

Dan... ada orang luar, wanita muda, yang dianggap berbahaya bagi dinasti keluarga: Elke Widjanarko.

Bambang Tanuseputra, sang adik, pernah menasihati kokonya itu agar jangan menyerahkan semua kekuasaannya ke Aswin. Mengapa tidak bertahap saja. Tapi Alex seperti berada di bawah tekanan.

Sebaliknya, sang adik juga menasihati kokonya itu: jangan terlalu dekat dengan Elke. Kedekatan itu telah menimbulkan gunjingan yang serius di kalangan jemaat.

Tapi semua sudah terjadi.

Aswin, kata Bambang, sebenarnya masih ingin melibatkan ayahnya.

Suatu saat Aswin mengundang bapaknya untuk hadir di pertemuan pimpinan Bethany. Tiga orang diutus untuk menemui Alex di rumahnya di belakang Gereja Bethany Nginden. Saat itu Bambang juga lagi ada di situ.

Alex rupanya minta pendapat Bambang. Sang adik menyarankan Alex untuk hadir. Tapi Alex rupanya juga minta pertimbangan Elke. Lewat telepon genggam. Oleh tim Elke, Alex diminta untuk tidak hadir.

Mungkin Alex sumpek dengan keadaan. Telepon genggam itu diberikan kepada Bambang. Agar sang adik mendengar sendiri penjelasan dari tim doa Elke mengapa jangan hadir.

Tim doa di Jakarta itu rupanya tidak tahu bahwa telepon genggam sudah pindah tangan. Maka tim doa itu terus saja memberi penjelasan soal "jangan hadir di rapat pimpinan" itu.

Maka, Bambang sendiri mendengar semua yang dikatakan tim doa: Alex tidak boleh hadir. Di rapat itu Alex akan bernasib jelek. Tim doa sudah mendapat gambaran dari Tuhan: mendungnya sangat gelap.

"Apakah yang bicara di telepom itu Elka sendiri?" tanya saya.

"Bukan," jawab Bambang.

"David? Yang adik kandung Elke itu?"

"Bukan," jawab Bambang.

"Siapa?"

"Anggota tim doa lainnya. Laki-laki," ujar Bambang.

Bambang pun tetap minta kakaknya itu hadir. Tapi Alex tetap tidak mau. Ia sudah percaya penuh bahwa Elke itu punya kemampuan spiritual. Yakni berkat kedekatan Elke dengan Tuhan.

"Pendeta besar kok percaya begituan," kata sang adik mengkritik kokonya.

Tapi Bambang sudah bukan siapa-siapa lagi. Ia sudah dipecat Aswin dari Bethany. Ia juga sudah tidak mau ke Gereja Bethany. Ketika masih bertahan di Surabaya, Bambang pilih ke gerejanya Yusak yang juga sudah dipecat oleh Aswin. Apalagi Billy, sudah takut ke Bethany.

Maka, Kerajaan Bethany menjadi bersih dari pangeran-pangeran di luar jalur yang semestinya. Tinggal sejarah yang akan membuktikan: apakah kejayaan Bethany bisa pulih kembali. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar