Bulan ini bulan dukacita bagi kami. Berita kematian keluarga dekat datang beruntun. Mama Acha, tetangga terdekat di Desa Lamawara, meninggal dunia. Meski asli Sunda, Jawa Barat, Mama Acha sudah melebur dengan orang kampung di Pulau Lembata.
Mama Acha kenalan dengan Bapa Thomas di perantauan Malaysia. Lalu menikah. Mama Acha pulang ke Lamawara dan kerasan di kampung halaman dekat pantai itu. Sementara Bapa Thomas kembali ke Malaysia cari ringgit.
Mama Acha fasih berbahasa Lamaholot logat Sunda. Orangnya juga rajin sembahyang rosario. Bahkan mungkin lebih rajin ketimbang orang-orang kampung yang aslinya Katolik. Mama Acha baru belakangan ikut Serani.
Saya sangat kehilangan Mama Acha!
Setiap kali mudik Mama Acha ini yang paling sering datang ngobrol. Cerita-cerita tentang Jawa Barat, pertanian di daerah asalnya, suasana di perantauan hingga urusan liturgi.
Mama Acha pula yang selalu menemani Bapa Nikolaus Nuho Hurek hingga berpulang. Sembahyang bersama, jalan kaki ke gereja bersama dan sebagainya. Kini keduanya sudah dipanggil menghadap Bapa di surga.
Selamat jalan, Mama Acha!
Maiko molo, kame dore!
Ikut berduka cita. Usiamu dan diriku tak beda jauh. Usia di mana para tetua kita satu persatu meninggalkan kita. Beristirahatlah dalam damai, Mama Acha!
BalasHapusKamsia bung. Generasi kakek nenek tinggal beberapa saja. Generasi bapa mama juga pergi satu per satu.
Hapus