Datang ya, ada wayangan di Kapasan! Itu ajakan Tee Boen Liong. Dalang asli Suroboyo keturunan Tionghoa itu juga dikenal sebagai Ki Sabdho Sutedjo.
Boen Liong sengaja pakai nama Sabdho Sutedjo karena berguru pada sang empu dalang purwa Ki Narto Sabdho. Boen Liong kemudian tenggelam dalam seni pedalangan dan kesenian Jawa.
"Aku malah gak iso blas baca tulisan Tionghoa," kata Boen Liong saat saya menulis kamsia atau "terima kasih" dalam aksara Mandarin.
Selasa, 10 Oktober 2023, Ki Boen Liong kembali menghibur masyarakat di kawasan pecinan Kapasan Dalam, Surabaya. Tepat di belakang Kelenteng Boen Bio yang terkenal itu.
Warga Kampung Pecinan Kapasan memang punya tradisi tahunan sedekah bumi. Persis sedekah bumi atawa ruwat desa di kampung-kampung Jawa umumnya.
Bedanya, sedekah bumi di Kapasan diadakan sekaligus merayakan Hari Jadi Nabi Khonghucu. Rangkaian acara sedekah bumi akan berpuncak pada sembahyangan di Boen Bio bagi jemaat Konfusius. Yang beragama lain tentu sembahyang sesuai agama dan kepercayaannya.
Tidak jauh dari lapangan basket belakang Boen Bio ada punden tradisional khas Jawa. Nantinya ada modin yang bakar kemenyan dan adakan ritual Kejawen. Selama pertunjukan wayang kulit punden itu selalu dijaga. Tidak boleh kosong. Wangi kemenyan menebar ke mana-mana.
"Aku dari dulu sudah biasa main di Kapasan. Pokoke wis langganan kalau ada sedekah bumi. Mesti ramai banget," kata Boen Biong sang dalang.
Saya pun sudah sering nonton wayang kulit, campursari, hingga kesenian Tionghoa di Kapasan. Seni budaya Tionghoa dan Jawa menyatu dengan harmonis. Tak sedikit orang Madura di Kapasan Dalam dan sekitarnya ikut menyaksikan sedekah bumi, wayangan, dan sebagainya.
Semoga semua makhluk bahagia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar