Israel menjajah Palestina sampai sekarang. Karena itu, Palestina wajib didukung agar bisa merdeka. Zionis Israel harus enyah dari tanah Palestina.
Karena itu, apa pun alibi dan argumentasi Israel, posisi Indonesia sudah jelas. Bahwa akar persoalan konflik Arab vs Palestina adalah penjajahan itu tadi. Selama Palestina masih dijajah, diokupasi, maka konflik di tanah Palestina tidak akan pernah selesai.
PM Israel Benjamin Netanyahu serta pejabat-pejabat Israel selalu bilang perang ini untuk menghabisi Hamas. Israel tidak berperang melawan Palestina saat ini tapi melawan Hamas.
Hamas yang menguasai Gaza disebut "human animal". Hamas juga disebut organisasi teroris semacam Alqaeda atau ISIS oleh Israel dan negara-negara Barat.
Namun, di mata orang Indonesia, Hamas itu pejuang-pejuang yang ingin membebaskan negaranya dari cengkeraman Israel. Dari dulu Hamas tidak kompromi soal kemerdekaan itu. Beda dengan faksi lain macam Fatah yang masih mau kompromi dan diplomasi demi tujuan kemerdekaan Palestina.
Pemerintah Indonesia pun tidak mengecam Hamas. Jokowi hanya meminta PBB agar menyelesaikan akar masalah konflik berkepanjangan di kawasan yang disebut Tanah Suci itu. Akar masalahnya ya penjajahan Israel itu.
Pasukan Israel terus membombardir Gaza. Balas dendan atas aksi pejuang Hamas pada hari Sabat akhir pekan lalu. Mata ganti mata. Gigi ganti gigi. Teror ganti teror.
Gaza bisa hancur berantakan bila perang ini berlangsung lama. Apalagi sampai berbulan-bulan, satu tahun, seperti Rusia vs Ukraina. Ribuan bahkan jutaan rakyat sipil jadi korban.
Israel, kalaupun menang perang, tidak banyak mendapat manfaat dari perang yang tidak simetris ini. Rakyat Palestina, baik Hamas atau bukan, semakin menyimpan dendam atas zionis itu. Rakyat Israel bakal sulit tidur nyenyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar