Rabu, 14 Juni 2023

Romo Benny Susetyo: Umat Katolik pilih pemimpin yang laksanakan nilai-nilai Pancasila

Romo Benny Susetyo, mantan pembina mahasiswa Keuskupan Malang, konco lawas, sekarang jadi orang penting di pusat. Sering nongol di televisi, mediia sosial, koran dsb. Romo asli Malang ini tidak bahas kitab suci, katekese, liturgi dan sejenisnya tapi Pancasila, Pancasila, Pancasila!

Jangan bosan-bosan membicarakan Pancasila, pesan Romo Benny. Khususnya untuk generasi milenial. Merekalah yang bakal menentukan wajah Indonesia ke depan.

Saat ini Pastor Antonius Benny Susetyo menjadi staf khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Ia baru saja diundang bicara oleh Keuskupan Surabaya. Judul seminar: Gereja Berpolitik: Sudut Pandang Ajaran Gereja dan Nilai-Nilai Pancasila.

Romo Benny makin fasih dan berapi-api bicara masalah kebangsaan, tata negara, politik, ideologi Pancasila dsb. Beta baru tahu kalau sekarang gelarnya sudah doktor alias S3. Pakar komunikasi politik, biasa ditulis media massa.

Benny sendiri membawakan paparan mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila harus dijadikan pondasi oleh masyarakat dalam berpolitik. 

Begini antara lain uraian Romo Benny dalam seminar yang diikuti ratusan aktivis Katolik di Surabaya itu.

"Riset dari Setara Institute menunjukkan bahwa anak muda, 83 persen, menganggap Pancasila bisa diturunkan dan diganti ideologi lain. Ini sudah terlihat bahwa anak-anak kita butuh diajarkan kembali pendidikan Pancasila. 

BPIP sudah membuat dan akan segera diberlakukan di sekolah-sekolah, buku ajar, yang meliputi 70 persen praktek nilai Pancasila di masyarakat, dan 30 persen ilmu dan teorinya. Buku itu akan diajarkan Juli tahun ini."

Bagaimana dengan pemilihan umum tahun 2024 yang akan datang?

"Kita harus tahu sejarahnya, intinya, Pancasila itu apa. Sila Ketuhanan itu apa, bahwa harusnya tidak ada egoisme antar keagamaan, tidak ada mayoritas dan minoritas.

 Negara ini negara kesepakatan, bukan negara agama, bukan negara sekuler. Jangan termakan manipulasi agama sekedar untuk mendapatkan dukungan.

"Anda harus memiliki kejernihan, kecerdikan dalam berpikir; yang waras harus melawan. Politik menggunakan nalar sehat. Politik di Indonesia menggunakan nilai-nilai Pancasila. 

Cari pemimpin, anggota dewan, cari tempat di mana suara anda digunakan oleh orang-orang yang tepat, yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila; bukan yang sudah memiliki track record yang buruk. Bukan juga yang menjadikan Pancasila sebagai alat politik, tetapi menjadikannya sebagai working dan living ideology," imbuhnya. 

Benny pun menutup paparannya dengan sebuah ajakan. 

"Gunakan juga ruang digital untuk pendidikan agar Pancasila benar menjadi acuan berpolitik. Literasi digital juga harus dijalankan terus menerus. Jangan jadi elitis, turun ke bawah dan melaksanakan politik moral, berdasarkan nilai Pancasila," tutupnya.

3 komentar:

  1. Jaman BK, Pancasila dipelintir sbg bagian dari Manipol Usdek. Jaman Suharto, Pancasila dijadikan gada untuk memukul lawan2 politik (baca: Islam kanan, sosialis / kiri) dengan propaganda melalui BP7 dan penataran P4. Sekarang akan ada versi baru untuk pemasyarakatan kembali Pancasila di generasi muda. Mudah2an kali ini bisa laris manis dan diadopsi oleh angkatan baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sistem ekonomi pancasila yg gak jalan. Keadilan sosial, pasal 33 dan 34 UUD 1945 juga belum wujud. Masih sloganisme dan jargonisme aja

      Hapus
    2. Semua sistem gak jalan, karena Pancasila yang Asli versi Soekarno dijungkirbalikkan. "Kebangsaan First", Soekarno paham betul, mengapa Nation Building harus diutamakan !
      Soekarno sampai rambutnya rontok memikirkan hal itu, lha kok malah dijungkirbalikkan.
      Seorang Afrika yang bijak, pernah bercerita kepada bangsanya : Ketika kami bangsa Afrika belum kenal manusia2 berkulit putih, kami punya tanah, emas, berlian, kopi, kakao, dll-nya. Ketika orang2 kulit putih itu datang ketempat kami, kami disuruh berlutut sembahyang sambil memejamkan mata dan terus disuruh nyanyi Glory glory Haleluya sambil merem.
      Ketika semua procedere selesai, kami membuka mata, semua tanah dan benda-benda kami hilang, yang ada ditangan kami cumalah sebuah kitab yang tertulis Bibel.
      Gara gara lada, pala dan cengkeh orang2 Maluku juga harus mengalami nasib yang sama, seperti teman2 kita di Afrika.
      Sudah waktunya kita berani berterus terang, jangan mencla-mencle kalau ngomong. Bilang terang2-an : JANGAN PILIH JOHANIS ! Kalau pilih Johanis nanti NKRI akan menjadi NMPB ( Negara Meteran Pom Bensin ). Iku jarene Mas Joko lho yo. Kalau di-pikir2 yo ono benere.

      Hapus