Jumat, 30 Juni 2023
Bahasa Melayu Larantuka (Nagi) Dibawa Pengungsi dari Melaka Malaysia
Kamis, 29 Juni 2023
Lembu di Malaysia, Sapi di Indonesia, Lembu Sapi di Alkitab
Selasa, 27 Juni 2023
Citra Scholastika Bawakan Mazmur Tanggapan di Gereja Matraman Jakarta
Paroki Santo Yoseph, Matraman, Jakarta, baru saja merayakan hari jadi ke-144, pada Sabtu 24 Juni 2023. Sudah cukup tua gereja itu. Cukup banyak orang Flores yang membagikan gambar dan video perayaan HUT ke-144 Gereja Katolik Matraman di Jakarta Timur.
Sabtu, 24 Juni 2023
Maestro Paduan Suara FX Arie Soeprapto Bahagia di Surga
Mbah Karmanu, 91 tahun, jemaat tertua di Gereja Advent Sumberwekas
Pater Yustin Genohon Tukan SVD Bernyanyi di Rumah Bapa
Satu lagi komposer musik liturgi beristirahat dalam damai (RIP). Pater Yustin Genohon Tukan, S.V.D. meninggal dunia di Maumere, Flores, Selasa 20 Juni 2023. Rupanya pater asal Pulau Lembata, NTT, sudah lama punya masalah diabetes.
Jumat, 23 Juni 2023
Siswi berhijab bersih-bersih Gereja Katolik Tanggul, Jember
Kamis, 22 Juni 2023
Bacang Legendaris Tante Oei di Peneleh. Selamat Pesta Pecun 🙏🏼🙏🏼
Rabu, 21 Juni 2023
Makan belalang dan madu hutan dari Probolinggo
Berat badan beta tidak pernah ideal - over weight
Kamis, 15 Juni 2023
Pater Abdon Ferianto CSS pastor pertama ordo Stigmatines asal Indonesia
Rabu, 14 Juni 2023
Romo Benny Susetyo: Umat Katolik pilih pemimpin yang laksanakan nilai-nilai Pancasila
Senin, 12 Juni 2023
David Foster bakal konser lagi di Indonesia minus Peter Cetera
Sabtu, 10 Juni 2023
Sketsmasa majalah terbesar dari Surabaya era 1960-an manajemen gotong royong
Bung Johnny Plate Sekjen DPP Partai Nasdem, mantan PMKRI, mantan seminaris jatuh dalam pencobaan
Nusa Tenggara Timur paling banyak menghasilkan pastor Katolik di Indonesia, bahkan dunia. Tapi NTT dari dulu tercatat sebagai provinsi termiskin karena tidak punya entrepreneur. Kalau Indonesia ingin maju dan kaya, syaratnya harus punya banyak entrepreneur, kata konglomerat terkenal.
Menengok rumah tua di pinggir jalan raya Lawang
Ayas dulu senang jalan-jalan di kawasan Lawang, Kabupaten Malang. Awalnya penasaran dengan rumah sakit jiwa (RSJ) di Sumber Porong. Kebetulan ada kerabat jauh punya anak yang stres berat pernah dirawat di situ sampai waras. Lalu kumat lagi di Jakarta. Waras lagi dst.
Ada seorang paman asal Pulau Lembata, NTT, punya istri orang Sumber Porong. Dekat RSJ terkenal itu. Klop sudah.
Ayas juga beberapa kali menginap di Hotel Niagara. Bangunan kolonial paling antik yang jadi tetenger Lawang City. Konon ada makhluk halus, noni-noni Belanda dan Tionghoa masih kerasan di situ meski Indonesia sudah lama merdeka.
Rupanya cerita-cerita klenik macam itu sulit dibuktikan. Ayas tidak dapat gangguan sedikit pun. Tak ada penampakan sama sekali. Malah Ayas yang pernah menderita insomnia bisa tidur nyenyak sekali di Niagara Hotel. Haleluyaaaa!
Belum lama ini Ayas mampir lagi di Lawang. Blusukan di Sumber Waras lihat bekas rumahnya Ucok AKA Harahap rocker eksentrik pentolan AKA Group Surabaya. Almarhum Ucok meski Arek Suroboyo berdarah Batak-Prancis, lebih banyak tinggal di rumah ayahnya Ismail Harahap di Lawang. Ini setelah Apotek Kali Asin (AKA) di Surabaya dijual kemudian dihancurkan.. dibangun patung karapan sapi itu.
Harta pengusaha apotek terkenal di Surabaya itu ludes. Rumahnya di Lawang sudah dijual. Tinggal tersisa foto-foto kenangan rocker gaek Ucok Aka berpose di depan rumah mewah dan besar itu. Dijualnya tidak sekaligus tapi dicuil sedikit-sedikit.
"Sempat jadi sengketa ahli waris," kata Ita Nasyah. Kawan lama, mantan wartawan Jawa Pos, itu yang menulis buku biografi Ucok Aka Harahap. Ayas sempat diminta Ita jadi editor buku tersebut.
Masih di Lawang, Ayas mampir di rumah tua di pinggir jalan raya. Kondisinya makin memprihatinkan. Om Sutopo, 86 tahun, tampak setia menunggui rumah lawas itu. Dia tinggal di sebelah rumah mangkrak itu. Sekaligus jaga warkop atawa kafe nuansa tempo doeloe.
"Aslinya itu rumah punya wong Totok (Tionghoa). Anak-anaknya pigi kerja ndek Jakarta dsb. Mangkane omahe ndak terurus. Aku dhewe ya isone cuman bersih-bersih rumput," kata Sutopo.
Ayas terus memandangi bangunan art deco berumur satu abad lebih itu. Kemudian memotret untuk dokumentasi. Lalu balik ngobrol dengan siansen yang ramah itu.
Siansen Sutopo lahir di Pekalongan. Pindah ke Lawang tahun 1952. Wis karatan ndek Lawang. Karena itu, Ayas pun nanya-nanya tentang Ucok AKA Harahap (alm) dan sepak terjangnya di Lawang dulu. Termasuk istri-istrinya. Ucok dikabarkan menikah 9 kali. Istri terakhir seorang notaris di Pagesangan, Surabaya. Di akhir hidupnya Ucok AKA tinggal bersama Jeng Sri di situ.
"Ucok AKA itu saya punya teman baik. Dulu saya sering main ke rumahnya dan dia sering main ke sini. Omahe warisan bapaknya sudah dibeli orang. Ndak ada sisanya," kata Om Sutopo.
Om kan sudah puluhan tahun tinggal di sini. Omah tua itu apa ada..?
"Oh, ada penunggunya (makhluk halus). Makanya kita orang kudu hati-hati. Banyak sembahyang," pesan Om Sutopo.
Aha... pesan yang bagus. Kita orang kudu banyak sembahyang!
Mas Budi asli Lawang memberi informasi tambahan tentang rumah tua itu:
"Awal 80-an rumah itu masih dihuni sebuah keluarga. Sepertinya orang kaya lama. Kalau tidak salah mereka punya 1 - 2 mobil tua yang masih terawat.
Saat itu ada 1 remaja putri yang tinggal di situ, yg bersekolah di SMA St Yusuf, Malang. Dia langganan mobil antar-jemput milik teman saya (saya sering ikutan jadi kenek mobil tersebut).
Sejak tahun 2000-an, rumah tersebut mulai tampak kosong tak berpenghuni."