Jumat, 30 Juni 2023

Bahasa Melayu Larantuka (Nagi) Dibawa Pengungsi dari Melaka Malaysia

Oleh Datin Asima Hj Abd Latiff
Penulis/Satrawan Malaysia

Orang Melayu Konga, Flores, 1915 (foto). Moyang mereka dari Melaka lari sesudah Belanda merebut kota dari Portugis, 1641. 

Menurut Boxer (1947), perjalanan mereka dari Melaka, ke Makassar, lalu menyebar ke tempat² lain di timur. Waktu Portugis datang di Semenanjung Melayu, Portugis melakukan kebijaksanaan kahwin campur dengan orang-orang tempatan. Yakni dengan orang-orang Melayu, Cina peranakan, Chetty peranakan, di Melaka, dengan ketentuan mereka masuk agama Katolik. 

Setelah lebih dari 100 tahun, datanglah Belanda menggempur Melaka, banyak orang² peranakan Portugis ini lari ke berbagai penjuru seperti Goa, Koromandel, Ceylon, Macao, Jepun, Makassar, dan Maluku. 

Saat Belanda menaklukkan Makassar, banyak keturunan Portugis ini melarikan diri ke Flores Timur, yakni ke Larantuka, desa Wureh & desa Konga. 

Selain membawa agama Katolik Roma, mereka juga membawa Bahasa Melayu, yang lalu berkembang menjadi Bahasa Nagi, yaitu Melayu Larantuka. 

Orang Flores Timur sendiri sayangnya sudah pun jarang menyebut Bahasa Melayu Larantuka sebagai bahasa Melayu, lebih sering disebut bahasa Nagi, bahasa orang kota. Disebut bahasa orang kota karena  berkembang di Kota Larantuka, selain desa Wureh & Konga. Di luar daerah itu, bahasa yang dipakai adalah bahasa Lamaholot. 

Kamis, 29 Juni 2023

Lembu di Malaysia, Sapi di Indonesia, Lembu Sapi di Alkitab

Hari ini banyak lembu dikurbankan. Warga miskin dapat jatah daging segar. Bagus untuk menambah asupan protein hewani. Lembu adalah sumber protein yang bagus. Kecuali barangkali di Bali.

Ayas sudah lama tidak dengar kata "lembu" di Jawa. Yang dipakai "sapi". Lembu, eh, sapi sumbangan Presiden Jokowi sudah tiba di Masjid Al-Akbar Surabaya. 

Sebaliknya, kalau kita nonton televisi Malaysia, Astro Awani, misalnya, maka tak akan ada kata "sapi" di Malaysia tapi selalu lembu, lembu, lembu, lembu. Apakah "lembu" berbeda (Malaysia: berbeza) dengan "sapi"? Atau sinonim?

Kamus bahasa Melayu Malaysia mencatat:

<< sapi :  sj binatang yg rupanya spt lembu dan berwarna hitam, Bos indicus. >>

Oh, begitu penjelasan tentang "sapi" versi Malaysia. Sapi itu sejenis binatang seperti lembu dan berwarna hitam.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

<< sapi : mamalia berkuku genap yang termasuk ke dalam kelompok ruminansia, bertubuh besar, bertanduk, berkaki empat, dipelihara untuk diambil daging dan susunya; lembu〔Bos spp.〕>>

<< lembu : sapi >>

Kata "sapi" dan "lembu" sama saja di Indonesia. Sinonim. Entah warnanya hitam, putih, cokelat, belang-belang, putih hitam, dsb tetap disebut sapi atau lembu. 

Alkitab bahasa Indonesia terjemahan baru (TB) tahun 1974 yang digunakan hampir semua gereja di Indonesia malah selalu menggunakan kata "lembu sapi". Kata "sapi" jarang bahkan tidak dipakai. 

Karena itu, Ayas dulu pernah bertanya kepada guru agama di sekolah. Lembu sapi itu binatang sapi atau binatang lain? Sama saja, kata Bapa Guru. Sapi ya lembu. Lembu ya sapi.

<< Kejadian 18 : 7
Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya. >>

Bahasa memang selalu berubah seiring perkembangan masyarakat, kemajuan teknologi, interaksi dengan bahasa dan budaya lain dan sebagainya. Begitu juga bahasa Indonesia. 

Bahasa Indonesia tempo doeloe sangat dekat dengan bahasa Melayu yang dipakai di Malaysia. Lama-lama bahasa yang akarnya sama ini berkembang dan akhirnya terasa sedikit berbeda nuansa dan rasa. Orang Malaysia sekarang (hampir) tidak pernah sebut "sapi". Sebaliknya, orang Indonesia pun tidak pernah menyebut "lembu" untuk binatang mamalia Bos indicus itu.

Selamat Idul Adha 1444 Hijriah!

Selasa, 27 Juni 2023

Citra Scholastika Bawakan Mazmur Tanggapan di Gereja Matraman Jakarta

Paroki Santo Yoseph, Matraman, Jakarta, baru saja merayakan hari jadi ke-144, pada Sabtu 24 Juni 2023. Sudah cukup tua gereja itu. Cukup banyak orang Flores yang membagikan gambar dan video perayaan HUT ke-144 Gereja Katolik Matraman di Jakarta Timur.


Paroki Matraman sejak dulu memang kental dengan suasana Flores. Gereja yang sangat Flores. Maklum, romo-romo yang bertugas di Matraman dari Societas Verbi Divini alias SVD alias Soverdi. Dan 90 persen, bahkan lebih pater-pater SVD itu berasal dari NTT, khususnya Flores dan Lembata.

Ada lomba poco-poco, tarian Gemu Famire dari Maumere, pakaian adat NTT dan sebagai. Seru banget, kata teman dari Ngada yang sudah karatan di Paroki Matraman. "Ucapan syukur 144 tahun paroki, Bung!" katanya.

Ayas lebih terkesan dengan Skolastika Citra Kirana Wulan alias Citra Scholastika alias Citra Idol. Artis top yang melejit lewat Indonesia Idol itu jadi bintang tamu di pesta paroki. Bukan bintang tamu biasa penyanyi asal Jogja yang jago membawakan nomor-nomor jazz, swing, blues dan pop kelas berat itu.

"Citra yang menyanyikan Mazmur Tanggapan," kata teman itu.

Wow, luar biasa! 

Artis atau penyanyi yang beragama Katolik sih lumayan banyak. Tapi jarang atau hampir tidak ada yang terlibat langsung dalam liturgi ekaristi. Apalagi jadi pemazmur. Biasanya artis-artis itu cuma menyanyi saat resepsi di luar gereja.

Ayas perhatikan gaya menyanyi Citra saat membawakan Mazmur Tanggapan. Apakah ada improvisasi ala penyanyi jazz atau blues? Ternyata tidak ada. Gayanya sangat klasik khas musik liturgi. Kualitasnya memang di atas rata-rata pemazmur yang bukan artis.

Citra Scholastika rupanya bukan sekali ini saja dipercaya sebagai pemazmur. Saat misa Malam Natal di Gereja Katedral Jakarta tahun lalu pun Citra tampil menyanyikan lagu Mazmur yang resitatif itu. "Deg-degan kalau menyanyikan Mazmur di depan ribuan umat di dalam gereja. Beda dengan menyanyikan lagu-lagu pop di konser," katanya.

Melihat latar belakang keluarganya di Jogjakarta, Citra Idol ini memang sejak kecil sudah aktif di liturgi. Katolik beneran! Karena itu, dia kerap menulis catatan yang reflektif tentang makna Natal, Paskah, dan sebagainya. 

Citra Scholastika pernah menulis:

"Bahwa keyakinan dan kepercayaan Maria akan kehendak Bapa lebih besar daripada ketakutan Maria diawali tiba tiba mengandung dan tiba tiba harus kehilangan anak dengan cara yg menyakitkan.

Teladan inilah yg mau mengingatkan stiap kali saya takut menghadapi hari ini atau esok, namun biarlah "terjadi padaku menurut kehendak Bapa" ."

Deo gratias!
Berkah Dalem!

Sabtu, 24 Juni 2023

Maestro Paduan Suara FX Arie Soeprapto Bahagia di Surga

Ada tiga orang pelatih paduan suara pelajar dan mahasiswa top di Surabaya pada era 80-an dan 90-an. Ketiganya masih berkiprah dan berprestasi pada awal tahun 2000-an. Theys Watopa, FX Arie Soeprapto, dan Musafir Isfanhari.

Ayas dulu sering ngobrol, wawancara, sekaligus menimba ilmu dari ketiga maestro tersebut. Ayas yang pernah aktif di paduan suara mahasiswa dan kor mudika di gereja akhirnya jadi paham rahasia membina paduan suara yang baik. Teorinya sederhana tapi praktiknya sangat tidak mudah.

Karena itu, tidak banyak paduan suara mahasiswa dan pelajar SMA/SMK yang benar-benar bagus di Indonesia. Kuncinya di teknik produksi suara, blending, harmonisasi, dinamika dsb. Ilmu paduan suara itu diketahui hampir semua dirigen atau pelatih.

Theys Watopa yang asli Papua sudah lama berpulang. Hampir semua tim paduan suara pelajar yang dilatih Theys pasti dapat medali emas. Kalau apes ya dapat perunggu. Di tangan Theys Watopa, Gitamsala Choir dari SMAN 5 Surabaya sering jadi juara di Jawa Timur dan tingkat nasional.

Musafir Isfanhari tak hanya pelatih paduan suara tapi juga arranger kor kelas wahid. Tata suara SATB (sopran, alto, tenor, bas) yang dibuat Isfanhari sangat menarik. Ayas paling terkesan dengan aransemen kor Bukit Kemenangan yang dibuat Isfanhari.

Sampai sekarang Pak Isfan masih sesekali melatih paduan suara pelajar di Surabaya. Tapi biasanya kor-kor besar untuk upacara 17 Agustus bersama Gubernur Jatim di halaman Grahadi. Isfan juga sering memimpin paduan suara masyarakat Tionghoa di Pasar Atom.

FX Arie Soeprapto sangat identik dengan SMAK St Louis I alias Sinlui Surabaya. Pak Yapi, sapaan akrabnya, seakan tidak boleh melatih tim-tim lain yang bakal jadi kompetitor. Maklum, Yapi juga guru SMAK Sinlui. Beda dengan Theys yang bisa melatih sekolah apa saja karena tidak punya ikatan khusus dengan sekolah atau komunitas tertentu.

Di tangan Pak Yapi alias Aryono, Sinlui Choir berhasil menjadi tim paduan suara yang sulit dikalahkan di Surabaya, Jatim, bahkan Indonesia. Ia punya trik dan teknik latihan khusus untuk membentuk suara muda-muda SMA yang aslinya masih mentah. Dibuat bulat dan enak oleh Pak Yapi.

,,Harus telaten dan sangat disiplin," katanya suatu ketika.

Belakangan Ayas sering bertemu Pak Yapi saat misa di Gereja Roh Kudus, Purimas, Gununganyar. Kebetulan satu paroki yang digembalakan imam-imam SVD asal NTT. Pak Yapi lebih sering bicara soal fotografi. Dia ternyata jawara sejati fotografi. Maestro fotografi di Surabaya.

Di kalangan wartawan-wartawan di Surabaya, Pak Yapi ini lebih dikenal sebagai master atau suhu fotografi. Mungkin cuma Ayas yang tahu kiprah dan prestasi Pak Yapi di bidang paduan suara. Maklum, Pak Yapi hanya memberikan biodata berupa daftar prestasi di bidang fotografi sejak 1970 sampai tahun 2000 sekian.

,,Itu pun tidak lengkap. Kalau ditulis semua (prestasi/penghargaan) jadi panjang sekali," kata lelaki kelahiran Kediri 20 April 1946 itu.

Kembali ke paduan suara. Sejak medio 2000-an, Pak Yapi agak mundur sebagai pembina Sinlui Choir. Tongkat estafet diserahkan ke Maya Widyaningrum, alumnus Sinlui dan ITS, serta Onni Prihantono, putra Pak Yapi. Oni mewarisi bakat ayahnya.

Sinlui Choir masih stabil prestasinya di berbagai festival paduan suara. Di sisi lain, kualitas kor-kor pelajar di Jawa Timur makin bagus dan merata. Sinlui dan Smala tak lagi dominan. Ini setelah makin banyak anak muda yang jago musik klasik dan piawai membina paduan suara.

Sejak awal pandemi covid, Ayas tak pernah bertemu dengan Pak Yapi. Hingga akhirnya mendapat kabar bahwa maestro fotografi dan paduan suara itu berpulang ke pangkuan Sang Pencipta pada 4 Juni 2023.

Selamat jalan, Pak Yapi!
Matur nuwun!

Mbah Karmanu, 91 tahun, jemaat tertua di Gereja Advent Sumberwekas

Sabtu 24 Juni 2023. Ayas mampir di kompleks Gereja Advent Sumberwekas, Prigen, Jawa Timur. Gereja di atas bukit itu disebu-sebut sebagai Gereja Advent tertua di Pulau Jawa. Dibangun sekitar tahun 1912.

Namun, bangunan gereja sekarang masih tergolong baru. Gereja yang dibangun pada zaman Hindia Belanda sudah ambruk. Lalu dibangun gereja baru. Tidak terlalu besar tapi cantik. Sedap dipandang saat kita melintas di jalan raya Prigen-Trawas.

Di sebelah atas ada bumi perkemahan Advent yang sangat luas. Mahanaim namanya. Ada juga aula besar. Diresmikan Menpora Hayono Isman pada Agustus 1997. Saat itu diadakan perkemahan anak muda Advent se-Asia Pasifik. Pesertanya sekitar 1.500 orang.

Sudah ada 20-an jemaat datang ke gereja untuk Sekolah Sabat. Kebaktian Advent memang selalu diadakan pada hari ketujuh alias Sabat alias Sabtu. Bukan hari Minggu. Karena itu, Gereja Advent di Indonesia resminya bernama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK).

Ayas tertarik dengan seorang kakek yang tampak masih semangat ikut ibadah Sabat. Orangnya ramah, grapyak, ngomong bahasa Jawa halus. Jemaat Advent tertua di Sumberwekas, Prigen, ini bernama Mbah Karmanu. Lahir di Lumbangrejo, Prigen, tahun 1932.

Luar biasa, Mbah Karmanu, 91 tahun. ,,Saya diantar sama menantu saya yang muslim,'' kata Mbah Karmanu. ,,Kita berbeda agama tapi saling menghormati."

Mbah Karmanu mengikuti sekolah Sabat bersama istri dan beberapa kerabatnya. Boleh dikata dialah pinisepuh Advent di Prigen, bahkan Jawa Timur, yang masih sugeng (hidup). ,,Teman-temanku sudah gak ada semua. Doakan ya semoga saya dikasih umur sama Tuhan."

Mbah Karmanu kemudian bercerita tentang awal mula dia menjadi jemaat Advent sebelum kemerdekaan. Tempo doeloe Karmanu mengaku tidak punya agama yang jelas. Dibilang Islam tidak pernah sembahyang, Buddha bukan, Kristen bukan. ,,Saya tidak punya cekelan (pegangan)," kenangnya.

Karmanu kecil biasa menggembala kambing di kampungnya yang sejuk dan subur itu. Dia biasa lewat di dekat Gereja Advent Sumberwekas. Tapi tidak tertarik sama sekali. ,,Dulu orang-orang kampung bilang Kristen itu agamane Londo. Kalau mati diobong (dibakar). Anak-anak semua takut dan ngeri."

Suatu ketika ada anggota Advent yang mendatangi Karmanu di rumahnya. Ngobrol soal kambing, sapi, sawah, hingga cekelan untuk bekal ketika meninggal nanti. Orang harus punya pegangan atau agama. ,,Tapi saya takut sama agamane Londo. Kalau saya ke gereja nanti dirasani orang sekampung. Wong Jowo kok melok agamane Londo,'' tutur mbah sambil tersenyum.

Orang Advent tidak putus asa. Mereka dengan sabar menjelaskan bahwa jenazah orang Kristen tidak dibakar. Ada yang memang dikremasi tapi lebih banyak yang dikuburkan seperti jenazah umumnya. 

Agamane Londo? Yang mengajak Karmanu, Imanuel, bukan orang Belanda tapi Jawa Barat. ,,Pak Imanuel sudah lama gak ada."

Karmanu awalnya kagok ikut kebaktian alias Sekolah Sabat setiap Sabtu. Lama-lama dia makin paham dogmatika dan ajaran Gereja Advent. Termasuk ajaran yang berbeda dengan gereja-gereja Kristen lainnya. ,,Gak terasa saya sudah puluhan tahun ikut Advent," katanya.

Ayas sebetulnya masih ingin ngobrol lebih banyak dengan Mbah Karmanu. Seorang Adventis senior yang sudah banyak makan asam garam sejak zaman Belanda, Jepang, kemerdekaan, orde lama, orde baru, hingga saat ini. Sayang, waktu untuk kebaktian Sabat sudah dekat. 

Ayas pun pamit.
Matur nuwun, Mbah Karmanu!
Selamat Hari Sabat!

Pater Yustin Genohon Tukan SVD Bernyanyi di Rumah Bapa

Satu lagi komposer musik liturgi beristirahat dalam damai (RIP). Pater Yustin Genohon Tukan, S.V.D. meninggal dunia di Maumere, Flores, Selasa 20 Juni 2023. Rupanya pater asal Pulau Lembata, NTT, sudah lama punya masalah diabetes.


Kondisi fisiknya menurun belakangan ini. Namun Pater Yustin masih membawakan lagu indah ciptaannya sendiri yang viral di kalangan umat Katolik di NTT. "Tuhan Memanggil Namaku!"

Sejak dulu bumi Lamaholot melahirkan komposer-komposer musik liturgi yang cukup terkenal di NTT. Bahkan seluruh Indonesia. Komponis generasi lama yang sudah RIP antara lain Pater AS Letor SVD, Mateus Wari Weruin, Apoly Bala, Petrus Riki Tukan.

Pater Yustin Genohon masih terkait erat dengan komposer generasi Jubilate, Syukur Kepada Bapa, Madah Bakti, Exultate, dan lagu-lagu ,,stensilan lepas" (istilah lawas) yang beredar di NTT. Pater Yustin biasanya menulis lagu pakai tulisan tangan. Tulisannya kurang rapi tapi mudah dibaca.

Partitur-partitur karya Yustin Genohon kemudian difoto berkali-kali. Di era digital ini partitur empat suara SATB kemudian difoto dan disebarkan ke paduan suara paroki, stasi, sekolah, komunitas dsb. Karena itu, aktivis paduan suara tidak asing dengan komposisi-komposisi gubahan Pater Yustin.

Berbeda dengan Pater AS Letor atau Paul Widyawan di Jawa yang hanya fokus pada lagu-lagu misa (liturgi), Pater Yustin menciptakan lagu-lagu rohani yang agak ngepop. Bisa dinyanyikan saat ekaristi, bisa juga untuk pop rohani alias gospel song biasa. PML Jogja biasa menggolongkan sebagai ,,lagu rohani bukan liturgi''.

Dibandingkan dengan komposer-komposer lain, Pater Yustin tergolong sangat produktif. Lagu ciptaannya yang sudah beredar sudah ratusan, bahkan mendekati seribu biji. Belum lagi lagu-lagu yang belum ,,diumatkan'' alias belum dipublikasikan. 

Inspirasi untuk mengarang lagu bisa datang dari mana saja. Dalam keadaan apa pun Pater Yustin bisa mendapatkan bisikan nada-nada, harmoni yang sudah terangkai di kepala. Saat berada di rumah jemaat, omong-omong santai, Pater Yustin kadang mengambil kertas putih lalu corat-coret notasi dan syair. Jadilah bakal komposisi musik liturgi.

Romo Yustin biasanya langsung uji coba lagu barunya. Umat yang suaranya cukup bagus disuruh menyanyikan lagu yang belum 100 persen selesai itu. Yustin menyimak sambil membuat coretan. Kemudian direvisi hingga tercipta lagu baru siap edar.

,,Kepergian sang gembala umat, Pater Yustin Genohon,  meninggalkan nestapa mendalam bagi semua orang. Ia merupakan maestro dan komponis telah melahirkan ratusan lagu-lagu rohani liturgi gereja,'' tulis salah satu portal di NTT.

Sayang, lagu-lagu Pater Yustin yang indah itu kurang dikenal di kalangan umat Katolik di Jawa. Hanya sesekali dibawakan paduan suara yang kebetulan dirigennya berasal dari Flores, NTT. Komposisi-komposisi karya Pater Yustin lebih banyak muncul di YouTube.

Ayas terkesan dengan lagu-lagu ordinarium misa gaya Lamaholot. Begitu membaca kabar berpulangnya Pater Yustin, Ayas langsung buka YouTube. Umat Katolik di Pulau Solor sana menyanyikan karya romo seniman itu dengan penuh semangat. Rasanya seperti di kampung halaman.

Selamat jalan, Pater Yustin!
Selamat bernyanyi di surga!

Jumat, 23 Juni 2023

Siswi berhijab bersih-bersih Gereja Katolik Tanggul, Jember


Ayas punya kawan lama saat kuliah dulu sekarang jadi pastor. RD Tiburtius Catur Wibawa. Gak nyangka mahasiswa FKIP Universitas Jember itu bakal jadi romo. Tapi bacaan-bacaannya, koleksi bukunya, rajin sembahyang dan misa memang sangat menunjang panggilan imamatnya.

Ayas dulu biasa pinjam kaset-kaset koleksi Catur. Biasanya lagu-lagu oldies. Titiek Puspa, Broery, Vina Panduwinata, hingga Sinatra, Jagger, Bon Jovi, Rod Stewart. Selera musik Catur sebelum jadi romo memang sangat luas.

Catur ini rada nyeniman memang. Punya kemampuan menulis naskah teater, puisi, hingga jadi sutradara. Lakon-lakonnya ada yang dipetik dari Alkitab. Salah satunya cerita tentang Ananias dan Safira. 

Ayas praktis tak pernah kontak Catur. Tahu-tahu muncul berita yang agak viral di media sosial dan internet. Ada romo Katolik di Banyuwangi yang bangun musala di Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro. 

Oh, Tuhan, Catur Wibawa sudah jadi romo. Terkenal karena unik. Gerakan-gerakannya selalu di luar kotak. Penuh kejutan. 

"Saya sediakan musala karena sebagian besar pengunjung (lahan ekologi) beragama Islam. Mereka selalu bertanya tempat salatnya di mana? Yah, saya bangun musala saja. Sederhana khas bangunan Osing," katanya.

Dari Banyuwangi, romo praja Keuskupan Malang itu dimutasi ke Paroki Tanggul, Kabupaten Jember. Ayas sangat hafal gereja di dekat alun-alun yang dulu masih berstatus stasi. Belum jadi paroki. Parokinya ya Paroki Santo Yusuf, Jember. Sekitar 30 km dari Kota Jember. 

Ayas perhatikan di media sosial dan berita-berita daring kiprah Romo Catur Wibawa di Tanggul, Jember. Beda dengan pater-pater biasa yang fokus ke liturgi, katekese, dsb. Romo Catur masih getol menyapa warga setempat yang bukan Katolik. Sering ketemu kiai-kiai, ulama, baksos lintas agama.

Yang agak heboh di media sosial, Romo Catur membagikan video 5 siswi berjilbab dari SMAN 2 Tanggul sedang bersih-bersih gereja. Menyapu ruangan layaknya koster atau umat Katolik yang kebagian giliran membersihkan gereja. Para siswi itu tampak menikmati suasana gereja yang semula asing bagi mereka.

"Gereja Katolik itu mirip museum," kata seorang siswi SMAN 2 menjawab pertanyaan Romo Catur.

Romo asal Tegaldelimo, Banyuwangi, itu tidak mengajak lima siswi berhijab tersebut untuk kerja bakti di gereja. Mereka datang sendiri dalam rangka program penguatan pelajar Pancasila. Semacam aplikasi PMP tempo doeloe secara praktis.

"Keren banget," kata Romo Catur yang memang dekat dengan anak-anak SMA itu. 

Ayas sudah menduga video siswi berjilbab membersihkan Gereja Katolik Tanggul, Jember, itu bakal menuai polemik. Ada ribuan komentar yang pro dan kontra. Ayas cuma komen satu kata, "Haleluyaaaa!"

Sebagian mengapresiasi lima siswi berjilbab yang punya rasa toleransi tinggi. Gak ngomong tok tapi dipraktikkan langsung. Sebaliknya, tidak sedikit yang kontra. Menurut mereka yang kontra, toleransi itu tidak boleh kebablasan. Cukup tidak mengganggu umat beragama lain yang menjalankan ibadah. 

Adrian Irawan:
"Pada gila kalian dalam bertoleransi, klw toleransi itu gak harus juga begitu.yg jelas gak perlu kita ambil urusan mereka sampai masuk gereja cukup aja biar mereka beribadah gak perlu diganggu."

Ani Sinurat:
"Saya juga sering bersihin mesjid waktu saya SMP di Aceh. Guru saya nyuruh bersihin mesjid kami ramai ramai.  Bagi saya tidak jadi masalah buat saya, malah dulu saya pake hijab.

Kan daerah Aceh dulu otonomi daerah,  mau tidak mau harus  mengikuti mayoritas. Bagi saya  biarpun bersihin mesjid dan kesekolah pakai hijab gak ngaruh iman saya, tetap setia pengikut Kristus."

Bagi orang NTT, khususnya Flores dan Lembata, kalau sekadar menyapu gereja atau masjid mah kecil. Orang-orang Katolik di kampung pelosok sana justru bersama orang Islam membangun masjid di kampung. Orang Islam juga ikut bantu tenaga, pasir, batu untuk renovasi gereja atau kapela. 

Orang Katolik di pelosok NTT biasa jadi ketua panitia perayaan Idul Fitri atau Idul Adha. Belum lama ini orang Islam jadi ketua panitia Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional di Kupang.

Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai! (Mazmur 133)

Kamis, 22 Juni 2023

Bacang Legendaris Tante Oei di Peneleh. Selamat Pesta Pecun 🙏🏼🙏🏼

Dr Dede Oetomo menulis ucapan Sembahyang Bakcang (端午节) pagi tadi. Dosen senior Universitas Airlangga dan Universitas Katolik Widya Mandala saban hari memuat hari raya, pesta, perayaan apa saja di laman media sosialnya.

Aha, beta jadi ingat itu bacang alias bakcang di Jalan Peneleh 92 Surabaya.

Dulu beta biasa mampir minta informasi tentang jajanan khas Tionghoa untuk hari Pecun. Resepnya, bahan-bahan, cara memasak, isinya dsb. 

Apakah dalemannya harus babi? Ini pertanyaan penting di Indonesia yang mayoritas muslim. Sebab banyak orang Indonesia, apa pun agamanya, ingin mencicipi semua kuliner Tionghoa sejak Gus Dur jadi presiden. Tapi banyak yang ragu-ragu. Khawatir makanan Tionghoa ada unsur babi dan alkohol alias tidak halal.

Oei Kong Giok, sekarang 72 tahun, bilang bacang tidak mesti diisi babi di dalamnya. Bisa juga ayam. Ada pula bacang khusus untuk vegetarian. Karena itu, di pasar dan di rumah Oei selalu ada tulisan dan tanda yang jelas mana bacang yang pakai babi, mana yang ayam, mana yang vegetarian.

Bacang di Peneleh ini sudah termasuk legendaris. Oei Kong Giok mulai merintis tahun 1978. Awalnya coba-coba dagang jajanan untuk membantu suaminya bekerja di selepan padi di Mojokerto. Ketimbang tidak bikin apa-apa di rumah.

Usaha rintisan Tante Oei lama-lama disukai sehingga usaha ini makin besar dan stabil. Di masa Orde Baru pun makanan bacang tetap laris meskipun rezim Soeharto melarang adat istiadat dan budaya Tionghoa. Kuliner Tionghoa rupanya tidak dilarang.

Tante Oei saat muda menjual bacang bikinan sendiri untuk dijual di kawasan Kembang Jepun, Undaan, Tambak Bayan, dan Pasar Atom. Itu kawasan pecinan yang masyarakatnya masih kuat adat Tionghoanya. Kalau mau Pecun bacang-bacang Peneleh laku keras.

Tuhan Allah kasih berkat, kata Tante Oei yang masih tahes di usia senja itu.

Selamat pesta bacang!
Semoga semua orang bahagia!

Rabu, 21 Juni 2023

Makan belalang dan madu hutan dari Probolinggo

Seorang wanita berjalan keliling menawarkan madu. Madu asli! Asli dari hutan! Murah, murah...

Beta yang asyik baca koran pun didatangi wanita itu. Dari Probolinggo. Ngomong bahasa Madura. Bagus buat latihan berbahasa Madura sederhana. Beta ini paham bahasa Madura tapi tidak bisa bicara lancar.

Pedagang keliling itu awalnya menawarkan Rp 200 untuk madu kuning. Madu hitam Rp 150. Kelihatannya wajar.. kalau madunya memang asli dari hutan. Tapi di Surabaya ini sulit dapat madu asli. Apalagi dari pedagang telo-lema macam wanita Probolinggo itu.

Omong punya omong, nyang-nyangan, akhirnya beta beli madu hitam. Di bawah 100.  "Kalau gak asli nanti urusannya panjang," beta gertak sambal aja.

Beta coba satu sendok. Lumayan. Dicoba pemilik warkop di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. "Nggak bener-bener asli. Biasanya ada campuran air tape," kata mas itu.

Ono rego ono rupo! Beli murah kok minta barang bagus? "Bayar murah kok njaluk slamet?" kata tukang becak asal Madura di Surabaya dulu.

Omong-omong soal madu, beta jadi ingat kitab suci. Yohanes Pembaptis makan belalang dan madu hutan.

Apakah madu hutan macam ini? Atau madu hutan khas Palestina yang lain? Belalang semacam serangga di kebun itu? Atau belalang jenis lain?

Soal madu sudah jamak. Klir. Belalang ini yang selalu ditanyakan anak-anak sekolah minggu atau murid-murid saat pelajaran agama Katolik di sekolah.

Ada dua versi soal belalang. Versi pertama belalang hewan serangga itu. Versi kedua, belalang sejenis tumbuhan yang banyak dijumpai di Palestina atau Timur Tengah. Tanaman belalang ini mirip kacang kapri. Para peziarah ke tanah suci biasanya diantar untuk melihat tanaman belalang yang jadi makanan John The Baptist itu.

Luar biasa Yohanes Pemandi dulu. Makanannya belalang dan madu hutan. Memakai jubah bulu unta. Ikat pinggangnya kulit.

Para gembala, hamba-hamba Tuhan, ada baiknya meneladani Yohanes Pemandi. Kerajaan Allah sudah dekat. Haleluya!

Berat badan beta tidak pernah ideal - over weight

Beta mampir di apotek pagi ini. Beli obat Lameson. Sudah seminggu selesma pilek. Semoga bukan covid. Beta tidak pernah swab dsb sehingga tidak pernah tahu kena corona atawa tidak.

Pekan lalu pemerintah bilang segera masuk endemi. Pandemi covid berlalu. Tapi tetap waspada. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dsb.

Lameson yang paling ampuh, kata Iwan kawan yang paling ngerti obat-obatan. Dua tiga kali minum aka wis beres, pesannya.

Sambil antre beta lihat ada timbangan nganggur. Kebetulan sudah lama sekali tidak timbang badan. Kali terakhir sebelum covid. Berapa kira-kira beta punya berat badan saat ini? 21 Juni 2023.

Masih lumayan berat. 73 kilogram. Tahun 2019 sekitar 75 atau 76 kg. Pernah tembus 80 kg tahun 2015-an.

Syukurlah, beta punya berat badan masih rada stabil meskipun tidak ideal. Kalau mau ideal ya harus di bawah 67 kg. Dan.. itu tidak pernah tercapai. Kecuali saat mahasiswa dan SMA. 

Beta sudah lama tidak olahraga lari pagi. Cuma bersepeda jarak sedang saja. Itu pun tidak ngoyo. Karena itu, pembakaran kalori tidak banyak.

"Anda sebaiknya tidak makan di atas jam 7 malam," pesan Fu Longswie (almarhum), suhu senam Ling Tien Kung di Surabaya. Makan malam hari, apalagi di atas jam 9 malam itu tidak baik, katanya.

Ini rupanya beta punya kelemahan. Sebagai pekerja malam, beta selalu merasa lapar pada malam hari. Setelah selesai sunting naskah hingga memastikan pressklaar alias fit to print. 

Maka makan sega sambal atau nasi goreng pun jadi semacam ritual malam hari. Beta pernah ganti dengan pepaya, buah naga, atau semangka tapi tidak bisa kenyang. Ganti dengan bubur londo yang dijual di minimarket pun tidak mempan.

Jadi, wajarlah kalau beta tidak pernah berhasil menurunkan berat badan di bawah 70 kg. 

Kamis, 15 Juni 2023

Pater Abdon Ferianto CSS pastor pertama ordo Stigmatines asal Indonesia

Tahbisan imam baru atau pastor Katolik itu sudah biasa. Apalagi di NTT, khususnya Flores, Lembata, Adonara, Solor, Belu. Sekali tahbisan untuk banyak diakon. 

Tapi tahbisan di Maumere pada 12 Juni 2023 boleh dikata istimewa. Uskup Maumere Mgsr Ewaldus Martinus Sedu menahbisakan Diakon Abdon Ferianto CSS sebagai pastor. Istimewanya, Pater Abdon Ferianto, CSS merupakan imam pertama CSS dari Indonesia.

Apa pula kongregasi CSS itu? 

Orang Flores yang mantan seminari pun tidak kenal ordo CSS ini. Untung kita orang bisa tanya Mbah Google yang "mahatahu". "Kemungkinan ordo lama tapi baru buka karya pelayanan di Indonesia," kata orang Flores yang tinggal di Jawa Timur.

Ada benarnya. Congregatio a Sacris Stigmatibus (CSS) atawa Kongregasi Stigmata Kudus baru buka cabang di Indonesia. Belum sampai 20 tahun. 

Beda dengan SVD, Jesuit, Karmelit, CM, CDD, OFM, dsb yang sudah bermisi di Indonesia sejak zaman Belanda. Imam-imam ordo Dominikan alias OP bahkan sudah membuka misi di Larantuka, Flores Timur, sejak zaman Portugis.

"Kami punya rumah (biara) di Nita, Kabupaten Sikka, dekat Maumere," kata Abdon Ferianto CSS tahun lalu. Waktu itu Abdon masih frater, belum romo alias pater alias pastor.

Di Maumere itu hanya ada sekitar 20 biarawan. Pastornya hanya 3 orang (ditambah Romo Abdon yang ditahbiskan kemarin). Tahun lalu juga ada tahbisan di Maumere. Tapi romo baru CSS itu asal Filipina.

Setelah tahbisan Romo Abdon, insya Allah, pada tahun-tahun mendatang akan menyusul imam-imam baru asal Flores dan NTT umumnya. Romo Abdon jadi semacam lokomotifnya. Sekaligus membuat orang Katolik di NTT, Indonesia umumnya, semakin mengenal ordo CSS atau Stigmata ini.

Di tengah kehidupan yang semakin sekuler, kita bersyukur kepada Tuhan karena panggilan imamat masih subur di NTT. Deo gratias! Alleluiaaaaa!!! 

 Proficiat untuk Pater Abdon Ferianto CSS!

Rabu, 14 Juni 2023

Romo Benny Susetyo: Umat Katolik pilih pemimpin yang laksanakan nilai-nilai Pancasila

Romo Benny Susetyo, mantan pembina mahasiswa Keuskupan Malang, konco lawas, sekarang jadi orang penting di pusat. Sering nongol di televisi, mediia sosial, koran dsb. Romo asli Malang ini tidak bahas kitab suci, katekese, liturgi dan sejenisnya tapi Pancasila, Pancasila, Pancasila!

Jangan bosan-bosan membicarakan Pancasila, pesan Romo Benny. Khususnya untuk generasi milenial. Merekalah yang bakal menentukan wajah Indonesia ke depan.

Saat ini Pastor Antonius Benny Susetyo menjadi staf khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Ia baru saja diundang bicara oleh Keuskupan Surabaya. Judul seminar: Gereja Berpolitik: Sudut Pandang Ajaran Gereja dan Nilai-Nilai Pancasila.

Romo Benny makin fasih dan berapi-api bicara masalah kebangsaan, tata negara, politik, ideologi Pancasila dsb. Beta baru tahu kalau sekarang gelarnya sudah doktor alias S3. Pakar komunikasi politik, biasa ditulis media massa.

Benny sendiri membawakan paparan mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila harus dijadikan pondasi oleh masyarakat dalam berpolitik. 

Begini antara lain uraian Romo Benny dalam seminar yang diikuti ratusan aktivis Katolik di Surabaya itu.

"Riset dari Setara Institute menunjukkan bahwa anak muda, 83 persen, menganggap Pancasila bisa diturunkan dan diganti ideologi lain. Ini sudah terlihat bahwa anak-anak kita butuh diajarkan kembali pendidikan Pancasila. 

BPIP sudah membuat dan akan segera diberlakukan di sekolah-sekolah, buku ajar, yang meliputi 70 persen praktek nilai Pancasila di masyarakat, dan 30 persen ilmu dan teorinya. Buku itu akan diajarkan Juli tahun ini."

Bagaimana dengan pemilihan umum tahun 2024 yang akan datang?

"Kita harus tahu sejarahnya, intinya, Pancasila itu apa. Sila Ketuhanan itu apa, bahwa harusnya tidak ada egoisme antar keagamaan, tidak ada mayoritas dan minoritas.

 Negara ini negara kesepakatan, bukan negara agama, bukan negara sekuler. Jangan termakan manipulasi agama sekedar untuk mendapatkan dukungan.

"Anda harus memiliki kejernihan, kecerdikan dalam berpikir; yang waras harus melawan. Politik menggunakan nalar sehat. Politik di Indonesia menggunakan nilai-nilai Pancasila. 

Cari pemimpin, anggota dewan, cari tempat di mana suara anda digunakan oleh orang-orang yang tepat, yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila; bukan yang sudah memiliki track record yang buruk. Bukan juga yang menjadikan Pancasila sebagai alat politik, tetapi menjadikannya sebagai working dan living ideology," imbuhnya. 

Benny pun menutup paparannya dengan sebuah ajakan. 

"Gunakan juga ruang digital untuk pendidikan agar Pancasila benar menjadi acuan berpolitik. Literasi digital juga harus dijalankan terus menerus. Jangan jadi elitis, turun ke bawah dan melaksanakan politik moral, berdasarkan nilai Pancasila," tutupnya.

Senin, 12 Juni 2023

David Foster bakal konser lagi di Indonesia minus Peter Cetera

Hebat betul David Foster. Sudah tua tapi belum pensiun. Komposer, musisi, produser 73 tahun ini bakal kembali lagi ke Indonesia. Bukan untuk pesiar cari angin, berenang, hiking tapi bikin konser komersial. 

Barangkali Foster ini artis top US-Kanada yang paling banyak manggung di Indonesia. Sejak era 80-an hingga 2023 ini. Ayas sebagai penggemar David Foster tentu ikut senang. Lelaki yang nikah 5 kali itu mau datang ke Indonesia berkali-kali.

Senin pagi, 12 Juni 2023, Ayas lihat iklan konser Hitman David Foster satu halaman di koran terbitan Surabaya. Wow, luar biasa. David Foster masih sehat dan produktif. Masih pinter cari cuan!

David Foster selepas covid ini bakal membawa Katharine McPhee, Michael Bolton, Loren Allred, dan Peabo Bryson. Mengapa tak ada Peter Cetera? Mungkin sedang sibuk vokalis romantis melankolis itu.

Ayas memang lebih suka lagu-lagu David Foster yang dibawakan Peter Cetera. Glory of Love, Hard to Say I'm Sorry, You're The Inspiration, etc. Foster dan Cetera kombinasi yang sempurna. Enak banget. "Rasanya kita ikut melayang ke awan," kata Diaz di kawasan Klojen, Malang, tempo doeloe.

Orang Alor itu dulu sangat sering putar kaset lagu-lagu Cetera-Foster. Ayas pun jadi ketularan melodi, aransemen, olah vokal khas yang sangat enak itu. Beda dengan lagu-lagu Amerika lain berbasis blues dan jazz yang tidak merdu macam BB King, Armstrong, Salena Jones dan sejenisnya.

Ayas masih sering tengok konser-konser Hitman & Friends di YouTube. Masih sangat meriah di mana-mana kota di dunia. Tapi tidak seenak saat Foster masih muda pada era 80-an dan 90-an. Salah satu konser David Foster yang enak saat kolaborasi di Jakarta dengan Twilite Orchestra dan saksofonis Embong Rahardjo.

Faktor U memang sulit dilawan David Foster, Bolton, Bryson, Jagger, Bon Jovi, etc. Karena itu, Ayas kurang suka menonton konser artis-artis veteran sekaliber The Hitman, Jagger, Bon Jovi, Maddona, Britney dan artis-artis lawas lainnya.

"Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda," kata Soe Hok Gie.

Sabtu, 10 Juni 2023

Sketsmasa majalah terbesar dari Surabaya era 1960-an manajemen gotong royong

Ayas sudah lama tidak bahas majalah dan surat kabar tempo doeloe di Surabaya. Kebetulan kemarin dapat kirim 3 eks majalah Sketsmasa tempo doeloe dari Bung Ali di Jogjakarta. Tuan keturunan Arab ini memang punya banyak koleksi buku-buku, majalah, koran lawas.

Sketsmasa ini majalah tua yang sudah lama almarhum. Terbit mulai 1 Oktober 1958, Sketsmasa yang beralamat di Jalan Kawung Nomor 2 Surabaya ini pernah jadi salah satu majalah laris di Indonesia. "Oplahnya 70 ribu eksemplar," tulis Soeripto Poetra Djaja pada Sketsmasa edisi 1 Februari 1962.

Pemimpin redaksi Sketsmasa itu bilang permintaan langganan dan eceran masih banyak di seluruh Indonesia. Namun persediaan kertas terbatas sehingga sulit mencetak di atas 70 ribu. 

Ayas baru tahu kalau dulu ada pembatasan kertas untuk koran dan majalah. Sketsmasa dijatah 62.500 eks. Tambahan kertas harus dicari sendiri. "Maka harap jang belum bisa diterima sebagai langganan atau agen memaafkan adanja," tulis Soeripto wartawan kawakan Surabaya tempo doeloe.

Suasana politik revolusi belum selesai ala Bung Karno sangat kental dalam tulisan-tulisan di Sketsmasa serta berbagai penerbitan pada masa Orde Lama itu. Ada jargon di sampul majalah: ADIL MAKMUR LEWAT MANIPOL/USDEK.

"Sketsmasa dan penerbitnya serta segenap pengasuhnya adalah berjiwa Nasakom. Artinya tidak terikat, tidak tergabung, tidak berafiliasi, tidak menyuarakan, sesuatu partai, tapi semua golongan. Sebab sejak terbit pada 1 Oktober 1958, Sketsmasa adalah berjiwa dan berhaluan Pancasila. Dan sejak lahirnya Manifesto politik pada tanggal 17 Agustus 1959, Sketsmasa juga berjiwa dan berhaluan Manipol-Usdek disamping Pancasila. 

Selanjutnya setelah Pemimpin Besar Revolusi mengomandokan supaya setiap orang ber-Panca Azimat Revolusi, Sketsmasa dengan iklas dan taat mengikuti dan melaksanakannya.
Dalam Komando Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno yang lainnya yang menekankan keharusan kita untuk berjiwa Nasakom, Sketsmasa mentaatinya dengan sepenuhnya," tulis redaksi Sketsmasa tentang haluan politik serta loyalitasnya pada Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi.

Dalam tajuknya ada edisi 10 Januari 1962, Pemred Soeripto Poetra Djaja menceritakan visi dan misi perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan Sketsmasa di Jalan Kawung 2 Surabaya adalah Firma GRIP. "GRIP adalah singkatan dari kata² Gotong Rojong Inti Pantjasila," tulisnya.

Majalah Sketsmasa pada era 1960-an rupanya maju pesat. Oplahnya yang mencapai 70 ribu eks itu luar biasa. Koran-koran atau majalah di masa kejayaan 1990-an dan awal 2000-an sebelum "negara api" internet dan media sosial menyerang pun jarang yang bisa mencetak sebanyak itu. 

Soeripto mengaku menggunakan hasil usaha penerbitannya sesuai dengan asas gotong royong dan kekeluargaan. Fa GRIP menyediakan mes untuk pegawai bujangan. "Mereka jang sudah kawin diusahakan dapat tempat tinggal sendiri². Beaja perumahan segala-galanja atas tanggungan perusahaan," katanya.

Luar biasa!

Masih kata Soeripto, setiap tahun perusahaan mengadakan piknik karyawan sedikitnya tiga kali. "Dan pesta makan bersama sedikitnja tiga kali pula. Masih ditambah pula dengan melihat bioskop gratis sebulan sekali."

"Tiap tahun menerima hadiah berupa uang dan pakaian tiga kali. Jaitu pada hari tahun baru, hari Lebaran, dan perajaan 17 Agustus. Hadiah uang sedikitnja sebesar gadji dan hadiah pakaian satu setel. Djuga pakaian untuk anak dan istri pada hari Lebaran," tulis Soeripto.

Luar biasa!

Sulit dipercaya ada perusahaan pers di masa Orde Lama yang makmur dan bagi-bagi rezeki untuk semua karyawan seperti Sketsmasa di Surabaya. Manajemen gotong royong sebagai inti Pancasila!

Roda terus berputar. Sang PBR Presiden Soekarno tumbang. Selepas Gerakan 30 September 1965, semua yang berbau ajaran, pendapat, pidato, jargon Bung Karno dihapus. Manipol Usdek diharamkan. Majalah Sketsmasa yang menyajikan "batjaan jang progresif dan berani" ikut goyang. 

Sketsmasa kemudian ikut arus politik baru. Berusaha menjadi pendukung setia rezim Orde Baru. Foto-foto Jenderal Soeharto dimuat banyaaaak dan besar-besar. Majalah yang dulu getol propaganda Manipol Usdek kini berubah jadi corong Orde Baru. 

Namun secara bisnis oplahnya terus menurun. Akhirnya gulung tikar. Tak banyak orang Surabaya yang ingat majalah Sketsmasa. Kecuali wartawan-wartawan sepuh macam Oei Hiem Hwie, mantan wartawan koran Trompet Masjarakat, yang pernah dibuang ke Pulau Buru.

"Sketsmasa dulu memang majalah terkenal di Indonesia," kata Om Oei yang punya Perpustakaan Medayu Agung.

Bung Johnny Plate Sekjen DPP Partai Nasdem, mantan PMKRI, mantan seminaris jatuh dalam pencobaan

Nusa Tenggara Timur paling banyak menghasilkan pastor Katolik di Indonesia, bahkan dunia. Tapi NTT dari dulu tercatat sebagai provinsi termiskin karena tidak punya entrepreneur. Kalau Indonesia ingin maju dan kaya, syaratnya harus punya banyak entrepreneur, kata konglomerat terkenal.


Yah.. NTT secara umum memang miskin entrepreneur atau pengusaha yang mampu menciptakaan lapangan kerja. Tapi bukan berarti tidak ada. Salah satu pengusaha asal NTT yang dianggap sukses adalah Johnny Gerard Plate. 

Orang Manggarai ini bukan sekadar pengusaha sukses. Johnny menjabat sekjen Partai Nasdem. Orang kedua atau tangan kanan Surya Paloh, konglomerat pemilik Partai Nasdem.

Johnny Plate awalnya ingin jadi pastor. Karena itu, dia masuk Seminari Kisol di Manggarai, Flores. Tapi rupanya Tuhan berkendak lain. Dia tidak lagi ikut pendidikan khusus untuk jadi imam Katolik. Dia pilih sekolah biasa hingga lulus Unika Atma Jaya, Jakarta. Lalu menekuni bisnis. 

Meski gagal di seminari, Sensus Catolicus Johnny Plate tetap tinggi. Dia aktif di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Organisasi ini sejak didirikan tahun 1947 selalu menggembleng anggotanya untuk melaksanakan Ansos (analisis sosial) dan mendalami ASG (Ajaran Sosial Gereja). 

Ansos berarti selalu turun ke bawah. Membaca dan menganalisis situasi sosial kemasyarakatan. ASG yang berisi dokumen-dokumen dan ensiklik juga menguraikan panjang lebar situasi kemasyarakatan, perburuhan, hubungan majikan buruh, pemerintahan, bonum comune dan sebagainya. 

Maka, para aktivis PMKRI sedikit banyak punya naluri politik yang tinggi. Bukan PMKRI kalau tidak resah dan tanggap akan tanda-tanda zaman. Tidak boleh apatis. Harus punya kontribusi untuk gereja dan negara. Pro ecclesia et patria!

Bung Johnny yang lama jadi pengusaha pun rupanya terpanggil untuk melayani masyarakat lewat politik. Hingga akhirnya jadi sekjen DPP Partai Nasdem. Karir politik yang tidak main-main. Kemudian jadi menteri komunikasi dan informasi Kabinet Jokowi.

Dulu banyak orang NTT bangga karena ada orangnya yang sukses jadi pejabat tinggi di pusat. Apalagi Bung Johnny sering muncul di televisi menjadi penerjemah atau intrepreter bahasa Inggris. Kalau ada pejabat asing berbicara dalam bahasa Inggris, Bung Johnny jadi penerjemahnya.

Saking semangatnya, Bung Johnny juga menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan peserta konferensi dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris untuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Seakan-akan Tun Mahathir tidak mengerti bahasa Indonesia yang nota bene 11/12 dengan bahasa Melayu Malaysia. 

Anak-anak seminari Katolik di mana-mana memang digembleng untuk berbahasa Inggris, Latin, Belanda, Prancis dsb. Jadi, tidak heran Bung Johnny sangat piawai berbahasa Inggris meski logat Flores Barat sulit lenyap. 

"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26 : 41)

Ayat Injil itu sering dikutip pater-pater dan pendeta. Mantan seminaris macam Bung Johnny pasti hafal wejangan Gusti Yesus tersebut. Bung Johnny rupanya jatuh ke dalam pencobaan.

Wikipedia menulis:
 
"Pada tanggal 17 Mei 2023, Johnny G. Plate ditahan karena terlibat dalam kasus korupsi proyek penyediaan infrastruktur Base transceiver station 4G infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kominfo tahun 2020–2022. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 8 triliun."

Delapan triliun! 
Banyak bangeeeet! 

Semoga Bung Johnny bisa membuktikan di pengadilan bahwa dirinya tidak bersalah. Tapi, kalau memang bersalah, ya selamat introspeksi di dalam penjara. Banyak sembahyang! Banyak baca kitab, Bung! Banyak gerak badan!

Menengok rumah tua di pinggir jalan raya Lawang

 


Ayas dulu senang jalan-jalan di kawasan Lawang, Kabupaten Malang. Awalnya penasaran dengan rumah sakit jiwa (RSJ) di Sumber Porong. Kebetulan ada kerabat jauh punya anak yang stres berat pernah dirawat di situ sampai waras. Lalu kumat lagi di Jakarta. Waras lagi dst.

Ada seorang paman asal Pulau Lembata, NTT, punya istri orang Sumber Porong. Dekat RSJ terkenal itu. Klop sudah.

Ayas juga beberapa kali menginap di Hotel Niagara. Bangunan kolonial paling antik yang jadi tetenger Lawang City. Konon ada makhluk halus, noni-noni Belanda dan Tionghoa masih kerasan di situ meski Indonesia sudah lama merdeka. 

Rupanya cerita-cerita klenik macam itu sulit dibuktikan. Ayas tidak dapat gangguan sedikit pun. Tak ada penampakan sama sekali. Malah Ayas yang pernah menderita insomnia bisa tidur nyenyak sekali di Niagara Hotel. Haleluyaaaa!

Belum lama ini Ayas mampir lagi di Lawang. Blusukan di Sumber Waras lihat bekas rumahnya Ucok AKA Harahap rocker eksentrik pentolan AKA Group Surabaya. Almarhum Ucok meski Arek Suroboyo berdarah Batak-Prancis, lebih banyak tinggal di rumah ayahnya Ismail Harahap di Lawang. Ini setelah Apotek Kali Asin (AKA) di Surabaya dijual kemudian dihancurkan.. dibangun patung karapan sapi itu.

Harta pengusaha apotek terkenal di Surabaya itu ludes. Rumahnya di Lawang sudah dijual. Tinggal tersisa foto-foto kenangan rocker gaek Ucok Aka berpose di depan rumah mewah dan besar itu. Dijualnya tidak sekaligus tapi dicuil sedikit-sedikit.

 "Sempat jadi sengketa ahli waris," kata Ita Nasyah. Kawan lama, mantan wartawan Jawa Pos, itu yang menulis buku biografi Ucok Aka Harahap. Ayas sempat diminta Ita jadi editor buku tersebut.

Masih di Lawang, Ayas mampir di rumah tua di pinggir jalan raya. Kondisinya makin memprihatinkan. Om Sutopo, 86 tahun, tampak setia menunggui rumah lawas itu. Dia tinggal di sebelah rumah mangkrak itu. Sekaligus jaga warkop atawa kafe nuansa tempo doeloe.

"Aslinya itu rumah punya wong Totok (Tionghoa). Anak-anaknya pigi kerja ndek Jakarta dsb. Mangkane omahe ndak terurus. Aku dhewe ya isone cuman bersih-bersih rumput," kata Sutopo.

 Ayas terus memandangi bangunan art deco berumur satu abad lebih itu. Kemudian memotret untuk dokumentasi. Lalu balik ngobrol dengan siansen yang ramah itu.

Siansen Sutopo lahir di Pekalongan. Pindah ke Lawang tahun 1952. Wis karatan ndek Lawang. Karena itu, Ayas pun nanya-nanya tentang Ucok AKA Harahap (alm) dan sepak terjangnya di Lawang dulu. Termasuk istri-istrinya. Ucok dikabarkan menikah 9 kali. Istri terakhir seorang notaris di Pagesangan, Surabaya. Di akhir hidupnya Ucok AKA tinggal bersama Jeng Sri di situ.

"Ucok AKA itu saya punya teman baik. Dulu saya sering main ke rumahnya dan dia sering main ke sini. Omahe warisan bapaknya sudah dibeli orang. Ndak ada sisanya," kata Om Sutopo.

Om kan sudah puluhan tahun tinggal di sini. Omah tua itu apa ada..?

"Oh, ada penunggunya (makhluk halus). Makanya kita orang kudu hati-hati. Banyak sembahyang," pesan Om Sutopo.

Aha... pesan yang bagus. Kita orang kudu banyak sembahyang!

Mas Budi asli Lawang memberi informasi tambahan tentang rumah tua itu:

"Awal 80-an rumah itu masih dihuni sebuah keluarga. Sepertinya orang kaya lama. Kalau tidak salah mereka punya 1 - 2 mobil tua yang masih terawat.

Saat itu ada 1 remaja putri yang tinggal di situ, yg bersekolah di SMA St Yusuf, Malang. Dia langganan mobil antar-jemput milik teman saya (saya sering ikutan jadi kenek mobil tersebut).

Sejak tahun 2000-an, rumah tersebut mulai tampak kosong tak berpenghuni."

Selasa, 06 Juni 2023

NTT banyak mencetak pastor tapi belum mampu cetak entrepreneur

Tuaian banyak tapi pekerjanya sedikit! Karena itu, perlu banyak pekerja. Lowongan kerja yang banyak itu di kebun anggur Tuhan. Kalau lowongan kerja di perusahaan atawa kebun anggur manusia di Indonesia makin sedikit.

Minggu lalu ada kabar gembira dari NTT: Nusa Tenggara Timur, bukan Nasib Tidak Tentu. Sebanyak 43 diakon ditahbiskan di Kupang dan Ledalero, Flores, dalam waktu kurang dari seminggu. Selisih cuma tiga hari saja.

Luar biasa! 

Ada 43 diakon baru hanya dalam sepekan. Tidak lama lagi para diakon itu ditahbiskan jadi pastor praja (RD) dan pastor kongregasi (RP). Hampir pasti sebagian besar pater-pater itu akan berkarya di luar NTT. Khususnya pater-pater ordo SVD.

Sabtu, 3 Juni 2023, Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat menahbiskan 19 diakon baru di Kapela Agung Seminari Tinggi Ledalero, Kabupaten Sikka, Flores.

Rabu, 31 Mei 2023, Uskup Agung Kupang Mgr. Petrus Turang menahbiskan 24 diakon baru di Kapel Seminari Tinggi St. Mikhael. 

Di balik tanahnya yang gersang, dengan angka kemiskinan tinggi, NTT sejak dulu jadi ladang subur untuk benih-benih panggilan. Boleh jadi NTT, khususnya Flores dan sekitarnya, jadi penghasil pastor-pastor Katolik sedunia.

"Dulu pater-pater dari Eropa yang datang bermisi di NTT. Mereka ajar kita kitab suci, sembahyang misa, jadi orang Serani. Sekarang gantian imam-imam dari NTT yang pigi ke Eropa. Sebab, panggilan imamat di Eropa makin sedikit," kata Gabriel kawan lama dari Tanjung Bunga, Flores Timur.

"Kita ikut bangga, Ama. Pater-pater dari Flores sudah lama bermisi di Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dsb," kata teman yang rajin ikut paduan suara salah satu gereja di Surabaya itu.

Yah... kita harus bangga. Tapi juga perlu refleksi agak kritis. Apakah banyaknya pastor yang ditahbiskan di NTT itu bisa membuat provinsi ini makmur sejahtera? Tidak lagi "pigi melarat" (pergi merantau) ke Malaysia?

Nanti dulu. Ayas jadi ingat Ir Ciputra embahnya developer di Indonesia. Almarhum Pak Ci selalu bilang Indonesia baru bisa maju jika punya entrepreneur paling kurang 2 persen. Entrepreneur lho, bukan cuma pedagang kecil atau UKM.

Pak Ci bilang Indonesia (saat itu 2016) hanya punya 400 ribu entrepreneur atau 0,18 persen. Masih jauh dari angka 2 persen. "Minimum negara maju 2 persen. Kejar dulu yang 2 persen  ini," katanya.

Ciputra membandingkan Indonesia dengan Singapura. Negara Singa yang tak ada singanya itu punya 7 persen entrepreneur. "Makanya pendapatan dia 15 kali lebih besar. Gaji dia 15 kali dari Anda," kata Pak Ci dalam sebuah seminar.

Dalam kacamata bisnis dan kemajuan negara versi Ciputra, kelihatannya pengusaha, saudagar, pedagang, jauh lebih penting ketimbang akademisi, politisi, karyawan, profesional, rohaniwan, wartawan, pastor, pendeta dan sejenisnya.

Kalau mau maju, makmur, tidak "pigi melarat" terus ke Malaysia atau Batam atau Sorong ya NTT harus mencetak banyak pengusaha. Jangan hanya mencetak pastor atau pendeta sebanyak-banyaknya. Sebab pastor-pastor tidak bisa membangun pabrik-pabrik atau perusahaan besar yang menyerap lapangan kerja.

Imam-imam biasa mengutip ayat suci:

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."