Mbak Sirikit sangat kritis pada wartawan. Tepatnya karya jurnalistik. Itu selalu ia suarakan lewat buletin Media Watch dan program mingguan di Radio Suara Surabaya.
Saking kerasnya, wartawan-wartawan yang masih kerja di media mainstream cenderung mengambil jarak. Sebab idealisme Sirikit sering tidak berbanding lurus dengan pragmatisme bisnis media.
Terlalu idealis medianya bisa mati karena tidak dapat iklan. Terlalu pragmatis dan kompromi pasar juga membuat kualitas jurnalisme jadi hancur. Idealnya 9 elemen jurnalisme harus dijalankan. Tapi di lapangan sering melenceng dari pelajaran dasar untuk mahasiswa jurnalistik semester awal itu.
"Sekarang jurnalisme tanpa verifikasi kian merajalela di era media sosial," kata Sirikit.
Padahal, elemen jurnalistik nomor 1 adalah disiplin verifikasi. Tanpa verifikasi maka wartawan-wartawan hanya jadi corongnya humas pemerintah, kepolisian, militer, hingga public relations.
Kritik-kritik Sirikit memang sangat keras tapi perlu. Pahit tapi bikin sehat seperti minum obat. Karena itu, saya pernah mengundang Sirikit untuk memberikan pelatihan jurnalistik kepada wartawan-wartawan gereja di Surabaya.
Orangnya asyik ternyata. Omongan Sirikit yang kritis dan tajam ternyata disukai peserta seminar atau pelatihan. Salah satunya saat diklat jurnalistik komsos paroki di kawasan Citraland, Surabaya. Suasana sangat hidup.
Peserta bahkan minta tambahan waktu. Tapi honornya tidak ditambah. "Soal itu (honor) terserah Sampean aja. Saya senang kok kasih pelatihan jurnalistik di lingkungan gereja," kata Sirikit.
Maklum, saat itu duit panitia sangat terbatas. Honor hanya ala kadarnya. Padahal saya mengajak redaktur-redaktur senior, dan saya anggap hebat, untuk memberikan pelatihan jurnalistik. "Kita perlu beri edukasi juga ke konsumen media," katanya.
Sudah lama sekali saya tidak kontak Sirikit. Apalagi datang ke rumahnya di kawasan Rungkut sejak pandemi covid. Saya pun tak lagi membaca tulisannya di koran. Juga tak lagi dengar suaranya di radio.
Seasa pagi, 26 April 2022, beredar berita berantai di grup-grup WA. Sirikit Syah kembali ke pangkuan-Nya.
Selamat jalan, Mbak Sirikit!
Jurnalismus yang membingungkan.
BalasHapusKebebasan mengutarakan pendapat adalah sokoguru demokrasi.
Demokrasi yang mana ? Dulu saya kira hanya ada satu demokrasi, ternyata sekarang yang saya selalu dengar adalah istilah; westliche Demokratie atau western democracy. Ergo masih ada yang eastern, northern and southern ?
Dulu yang berlaku absolut adalah "pendapat umum", pendapat rakyat jelata yang mayoritas. Sekarang yang berlaku hanyalah "pendapat yang diumumkan", pendapat yang sesuai dengan nilai western democracy.
Paus Russia Kyrill diboikot oleh negara2 western democracy, karena dia berani mengutarakan pendapatnya.
Paus kita Mas Franziskus dikritisi, karena berani mengutarakan unek-uneknya. Dia bilang; negara2 Nato juga ikut andil penyebab perang di Ukraina. Nato menjalar kearah timur, seperti anjing yang menggonggong-gonggong didepan pintu rumahnya Russia, tentu saja si Putin jadi marah. Bagi penganut western democracy, pernyataan Mas Franz adalah Sakrileg Besar, yang patut diinquisasi.
Kebenaran milik yang kuat. Seandainya Jerman menang perang, niscaya Hitler seorang pahlawan, setingkat dengan Iskandar Agung.
Sangat menarik siansen punya renungan. Semoga perang cepat selesai. Darah manusia sudah banyak yang tumpah.
HapusSemoga Paus Rusia Kirill dapat hikmat roh suci untuk mengakhiri konflik.
Kyrie eleison ππΌππΌ
Emang dunia harus ikutin engkong Putin yg gila hormat bin kuasa? Kalau rakyat Ukraina ingin maju dan hidup bergaya barat emang ga boleh?
HapusPutin mau jadi tsar eropa. Dia lagi pesta arak kemenangan. Habis Ukraina dia serang negara² lain. Sampai dia rest in peace. Putin sakit tapi masih kuat sekali.
HapusPutin bukan orang bodoh. Dia tahu negaranya tidak punya kemampuan dan fulus untuk menyerang negara2 lain di barat, apalagi yang sudah menjadi anggota NATO. Beraninya dgn negara2 eks Uni Soviet. Setelah berhasil menguasai Crimea, dia salah perhitungan, karena ternyata rakyat Ukraina sama sekali tidak mau diduduki oleh Russia lagi. Dan mereka mendingan mati daripada merdeka, bertarung habis2an. Seperti rakyat Surabaya dahulu melawan sekutu. Seperti rakyat Bandung dahulu melawan Belanda. Saya ini penggemar tennis, jadi saya tahu pemain2 tennis yg sudah kaya dari Ukraina macam Sergy Stakhovsky dan Aleksandr Dolgopolov yang sudi wajib militer dan mengangkat senjata demi membela negara. Mereka bisa saja tetap di luar negeri, tetapi mereka malah balik kampung untuk mempertaruhkan nyawa mereka. Pun saya punya kenalan2 di dunia pemrograman peringkat lunak, yang harus sementara ini berhenti bekerja untuk melawan agresor dari timur.
HapusBoleh saja orang2 yang pro Russia menertawakan eks-pelawak-yg-jadi-presiden Volodymyr Zelensky atau petinju-yg-jd-walikota Vitali Klitchsko. Yg terjadi saat ini ialah, rakyat Ukraina dan tentara mereka berhasil memukul mundur bala tentara Russia dari kota2 yang mereka serbu.
Perang ini memang mengganggu rantai penyediaan barang2 di seluruh dunia. Mengakibatkan harga minyak naik, sehingga engkong2 dan emak2 di Austria harus bayar 4 Euro lebih untuk ayam panggang mereka. Saya pun harus bayar bensin 50% lebiih dari harga sebelum perang. Apalah semua itu dibandingkan penderitaan rakyat Ukraina, yang tidak mau menyerah. Semoga Si Putin bisa waras dari kegilaannya, walaupun untuk sementara, sehingga bisa menegosiasikan akhir dari bencana yang dia bikin sendiri. Berkat kegilaannya, ekonomi Russia hancur.
Putin merasa sangat waras dan sehat. Dia bilang yang gila itu USA dan NATO dan Barat. Sama-sama waras. Sama-sama gila. Lama-lama semua negara NATO diserang dan dibom.
HapusTuhan kasihanilah
Lord have mercy
Kyrie eleison
Putin memang luar biasa. Hebat dan berani. Tidak takut USA, tidak takut 30 atau 40 negara NATO.
BalasHapusPutin makin gagah berani menyerang, membunuh, menghancurkan Ukraina karena dapat urapan roh suci dari Paus Rusia Kirill. Habis Ukraina giliran negara² lain yang diganyang.
Makin seru lakon baratayudha.
Mungkin Lambertus ingat sejarah, ketika Sukarno ganyang Malaysia, karena Malaysia merdeka tanpa konsultasi dengan Indonesia. Sukarno merasa Malaysia itu seharusnya bagian dari Indonesia. Maka dia mau ganyang. Wong edan yg tidak peduli keadaan ekonomi negaranya sendiri. Ayah mertua saya baru lulus dari Fakultas Farmasi ITB, yg ikut Oomnya yang dokter militer Pangkostrad / Panglima Kogam Mandala, oleh Pangkostrad disuruh ikut wamil. Wis to, enak, enak, katanya Pangkostrad. Dia dikirim ke Kalimantan, untuk menerima suplai obat2an kiriman dari Jawa. Suplai itu sebenarnya untuk tentara, tetapi oleh temannya sebagian dikorupsi dan dijual ke apotek2 swasta. Oh itu toh yang dimaksud Pangkostrad enak. Tapi mertua saya bilang waktu itu dia masih culun, goblok gak berani dan gak ngerti korupsi. Kerjaannya tiap hari hanya cari durian di hutan dan mandi di sungai. Ketika Kogam selesai, pulang ke Jawa, Pangkostrad meloncat 3 tingkat ke atas, lewati Pangad Yani, Pangab Nasution, dan menggantikan Yang Baginda Mulia pembangkrut negara Sukarno.
BalasHapusMenarik sekali itu tentara ganyang Malaysia yang main gila. Ganyang Malaysia lebih ke retorika gertak sambal.
HapusPutin ganyang Ukraina beneran. Hancur lebur, berantakan, jutaan orang mati. Putin pesta pora kemenangan. Uraaaa... uraaaaa...
Sulit dipercaya di zaman digital globalisasi ini terjadi perang darat kayak di film² tempo doeloe. Lebih tepat bukan perang tapi invasi atau agresi militer. Ukraina cuma bertahan dengan kekuatan terbatas.
Kalau perang asli ya Ukraina juga harus serangan udara ke Rusia. Hancurkan gedung² di Rusia. Lumpuhkan logistik dsb.
Dulu saat kampanye Prabowo sering banget bicara soal alutsista, senjata² kita yang kurang mantap. Seakan mau perang saja. Saya ketawa² dengar omongan Prabowo.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina baru saya mengerti bahwa omongan Prabowo benar. Semua negara kudu siap perang setiap saat. Taiwan juga harus siap-siap karena bisa diganyang tetangga sebelah.
Menurut berita, yang mati banyak, tapi ga sampe jutaan, Lambertus. Mungkin, puluhan ribu. Itu pun banyak yg tentara Russia (puluhan ribu) dan penduduk sipil Ukraina (ribuan).
HapusPutin belum bisa dibilang menang. Pasukan Russia mati kiri kanan. Tank2nya hancur. Belasan jenderalnya mati di lapangan. Kapal pengangkut pesawatnya tenggelam. Russia hanya bisa ngebom2 rumah penduduk dari jauh. Payah.
Satu2nya ancaman Indonesia saat ini ialah RRT. Kecuali Indonesia berubah haluan menjadi pro Tiongkok, maka NKRI dikelilingi Filipin, Australia, Singapura, yg semuanya berhaluan nekolim, menurut engkong Austria.
Malaysia dan Brunei juga bekas jajahan Inggris yang masih terikat persemakmuran. Ancaman akan selalu ada untuk Indonesia. Rakyat kita cenderung anti yg berbau Chungkuo.. tapi juga suka maki2 barat. Politik non blok sana sini.
HapusIya. Politik non blok itu kan seharusnya berteman dengan siapa saja. Tetapi kalau di antara rakyat Indonesia, ada kalangan ttt yang cenderung mau bermusuhan dengan siapa saja. Anti cungkuok krn sebenarnya tidak suka dengan etnis Tionghoa. Pdhal etnis Tionghoa dan Tiongkok sudah ga ada hubungan apa pun. Anti mamarika krn Amerika membela Israel. Pdhal Amerika juga bersekutu dengan Saudi Arabia yang memiliki Mekkah dan Madinah. Dengan Mesir yang memiliki Al Azhar. Dengan Jordania yang memiliki Aqaba dan tempat2 suci lainnya. Kalangan tsb tidak banyak, tetapi sangat vokal berak berok, krn tujuannya utk mengompori kebencian dan menyerang lawan politik.
HapusBTW, terima kasih kpd Bu Sirikit Syah yg menjadi anjing penjaga pers Indonesia khususnya Jawa Tmur. Semoga pers Indonesia tetap setia menjalankan tugasnya sampai akhir jaman.
BalasHapusCak Boen, makin banyak warga NKRI yang senang bermusuhan dengan barat dan timur tiongkok. Dilihat dari komen2 di media sosial di atas 70%. Makanya siapa pun yg jadi pemerintah pasti tidak mudah bikin kepitusan. Terlalu abu2.
BalasHapusBela Rusia susah karena komunisnya. Dukung Ukraina ada Amerika dan NATO. Bsla Palestina saja lah yang lebih jelas petanya.
Lambertus yg budiman. Ketika terjadi Perang Dingin, pasca PD2 hingga Tembok Berlin runtuh dan Uni Soviet bubar (1945-1991), terjadi banyak kejahatan kemanusiaan yang dilakukan ke-2 belah pihak atas nama ideologi. Uni Soviet menindas kebebasan rakyatnya dan rakyat berbagai negara di Blok Timur. Atas nama sosialisme, ratusan juta orang dibiarkan miskin, kelaparan, bahkan sampai mati. Ratusan ribu orang dipenjarakan, dibuang ke gulag di Siberia.
HapusAtas nama liberalisme, Amerika Serikat mensupport berbagai rezim korup di Amerika Latin dan di Asia Tenggara. Thd rezim2 korup di Amerika Latin itu, tumbuhlah Teologi Pembebasan, yang mana Paus Fransiskus adalah salah satu anak ideologinya. Di Indonesia, kebebasan berpendapat ditindas oleh rezim Orde Baru dan Suharto dan kroni2nya diperkaya atas perampokan hasil bumi Indonesia. Atas nama kapitalisme dan akses kepada minyak bumi, Amerika mensupport rezim2 korup di Timur Tengah (hingga saat ini). Sebagai reaksi perlawanan terhadap support Amerika tsb, tumbuhlah gerakan2 radikal Syiah yang dipimpin Imam Khomeini, Ikhwanul Muslimin di Mesir, dan Al Qaeda di Arab Saudi; semuanya memiliki tingkat keberhasilan yang bermacam-macam.
Semoga tidak terjadi lagi perang dingin macam itu. Tetapi, saya pesimistis melihat tren yang terjadi.
Cak Boen, Amerika sangat dibenci di Indonesia terkait dukungan mutlak ke Israel. Sampai2 Konjen USA di terpaksa pindah ke pinggiran Surabaya karena terlalu sering didemo dan dilempari telor busuk.
BalasHapusDi sisi lain, yg menarik, orang Indonesia sangat menikmati gaya hidup, gaya bahasa, industri musik film hiburan ala Amerika.
Ayas pun takjub dengan musik jazz ala Amerika hitam. Termasuk biduan Whitne, Ingram, Peabo, Armstrong dsb.
Wawasan musik hitam sampeyan perlu ditarik ke belakang Lambertus, ke yang lawas2. Krn sampeyan Nasrani dan suka Whitney Houston yang berbasis gospel, dengarkanlah Aretha Franklin dr 1960an, Mahalia Jackson dr 1950an. Juga berbagai musikus dari studio Detroit terkenal Motown: Smokey Robinson, the Temptations, Jackson 5. Al Green, Otis Redding, Marvin Gaye, dll. Kl yang baru2 malah saya kurang tahu.
HapusDukungan pemerintah USA kepada pemerintah Israel memang dari ke dua partai utama di Amerika. Tetapi dari rakyat Amerika sendiri, sudah ada gerakan untuk memboikot Israel atas penindasan mereka terhadap rakyat Palestina.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCak Boen, "Amerika men-support berbagai rezim..".
BalasHapusItu gaya bahasa Amerika juga yang sangat masif di Indonesia.
Bahasa Malaysia: Amerika Syarikat menyokong...
Bahasa Indonesia lama: Amerika mendukung berbagai...