Senin, 30 Desember 2019

Hitam Manis Tinggal Kenangan

Pagi buta Mas Jum di Sydney mengepos foto orang Australia menikmati wisata pantai. Asyik banget. Memang lagi musim panas di benua selatan itu.

Lalu, seperti biasa, saya nyentil seniman lukis dan dosen asal Sidoarjo itu. Orang Indonesia tidak suka berjemur di pantai karena takut hitam. Orang Indonesia memilih menghindari matahari.

"Harus diakui iklan pemutih kulit sukses besar di Indonesia," kata Mas Jum yang nikah sama wanita bule Aussie itu.

Mas Jum komentar lagi: "... seiring jaman, fashionnya sudah menutup tubuh keseluruhan. Matahari dan proses penghitaman terlerai."

Klop sudah. Di satu sisi ada kampanye iklan pemutih kulit, di sisi lain ada fashion menutup seluruh tubuh. Dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tentu saja wisata mandi matahari makin tidak cocok dengan ideologi mayoritas orang Indonesia hari ini. Mungkin akan ada wisata pantai halal atau syariah untuk mengakomodasi tren mode tertutup penuh itu.

Aku jadi ingat Hitam Manis, lagu hit 1970an dari Mus Mulyadi diiringi OM Pancaran Muda. Lagu ini pernah viral (istilah media sosial) di nusantara. Anak-anak kampung yang belum punya listrik pun menyanyikannya.

hitam manis
hitam manis
pandang tak jemu
pandang tak jemu
.....

Paul Widyawan, dirigen dan pelatih paduan suara terkenal dari Jogjakarta, bahkan membuat aransemen SATB untuk lagu Hitam Manis. Dibawakan berbagai paduan suara mahasiswa di tanah air pada 1980an dan 1990an.

Lagu yang memuja gadis berkulit hitam manis ala nusantara yang tropis. Rancak nian aransemen kor ala Paul Widyawan yang memang dikenal sebagai raja musik liturgi inkulturasi.

Sayang... Indonesia sudah berubah. Gadis hitam manis sudah tak lagi membuat jejaka pandang tak jemu, pandang tak jemu.

 "Cewek hitam manis ramai-ramai beli pemutih agar kehitaman kulitnya terlerai," kata Mas Jum di Sydney.

Gara-gara obrolan soal wisata pantai dan gadis hitam manis tempo dulu, aku ngecek YouTube. Lagu Hitam Manis Mus Mulyadi ternyata banyak banget.

 Bahkan ada versi aslinya tahun 1954 dari Malaysia. Dari R. Azmi. "Godfather of lagu Melayu adalah R. AZMI, suaranya pula sangat unik, tidak ada sapa yg lebih sedap nyanyi lagu ini daripada R. AZMI," tulis orang Malaysia.

Oh, ternyata aku salah. Selama ini aku sangka Hitam Manis itu ya lagunya OM Pancaran Muda dengan vokalis Mus Mulyadi.

Orkes Pancaran Muda dulu sering main di istana untuk menghibur Presiden Soekarno. Bahkan resepsi pernikahan Bu Megawati Soekarnoputri dulu dimeriahkan OM Pancaran Muda pimpinan Zakaria, musisi hebat dan jenius pada masanya.

Masih soal hitam manis. Minggu lalu Prof Budi Darma menulis di Jawa Pos. Masih terkait industri hiburan kita yang hampir semua pemainnya bule atau setengah bule.

"Rambut hitam di-toning jadi blonde. Kulit sawo matang di-white cleansing supaya tampak seperti bule. Tanpa sadar kita merasa rendah diri terhadap bekas penjajah kita, dan karena itulah kita berlagak seperti bekas penjajah kita," tulis Prof Budi Darma dari Universitas Negeri Surabaya.

2 komentar:

  1. Hitam manis masih ada lho Cak Lambertus. Saya suka dengan Anggun, Shanty, wanita2 berbakat yang sangat nyaman dalam kesawomatangan mereka. Warna kulit apa pun wanita itu: putih, kuning, hitam, matang, dalam kegelapan yang terasa hanyalah kelembutan mereka, yang terasa hanyalah manis bibir mereka, yang tercium hanyalah bau wangi keringat mereka. Olala!

    BalasHapus
  2. Anggun itu benar2 pengecualian karena dia punya kualitas internasional. Itu juga karena dia kutu buku sejak SD. Ayahnya penulis buku anak2 yang sangat terkenal pada masa orde baru.

    Belakangan saya lihat Agnez Mo (mestinya Agnes Monika sesuai kaidah bahasa Indonesia) juga menghitamkan warna kulitnya. Biar kelihatan sawo matang. Mirip bule yang jemur badan di pantai kuta.

    Selama masih ada Agnes Anggun Shanty... hitam manis masih bisa bernapas. Meskipun minoritas.

    Yang menarik itu Amerika. Meskipun orang hitam sejak dulu mengalami diskriminasi, mereka justru paling jago main musik jazz blues soul.. pop dsb kecuali country. Artis2 hitam amerika juga bisa improvisasi dengan enak kayak otomatis.

    Apalagi yg namanya mbak whitney.

    BalasHapus