Jumat, 30 September 2022

Terharu Menonton Final Piala Memorial Eltari 2022: Persebata Lembata vs Perse Ende

Turnamen Piala Eltari, kemudian ganti nama jadi Piala Memorial Eltari (ETMC) sudah digelar 31 kali. Dirintis Gubernur NTT El Tari pada 1968. Kejuaraan sepak bola antarkabupaten ini sangat heboh di NTT. Jauh melebihi Divisi Utama Perserikatan, Galatama, Liga 1, bahkan Piala AFF sekalipun.

Dulu pesertanya 12 perserikatan karena pada masa Orde Baru hanya ada 12 kabupaten di NTT. Setelah reformasi jadi 22 kabupaten. Hampir dua kali lipat.

Dulu, sebelum 1999, Pulau Lembata ikut Kabupaten Flores Timur. Sejak zaman Hindia Belanda pun Lembata jadi bagian dari Larantuka, kota utama di ujung timur Pulau Flores. Bahkan, sejak zaman Portugis pun Lomblen Island (nama lama Lembata) ikut Larantuka juga.

 Maka, saya pun tercatat di KTP dan dokumen lainnya lahir di Flores Timur - meski sebenarnya di Pulau Lembata. 

Betapa fanatiknya orang-orang Lembata dulu dengan Perseftim: Persatuan Sepak Bola Flores Timur. Setiap kali Perseftim main pasti kumpul mendengarkan siaran pandangan mata di radio. Seru banget! Apalagi Flores Timur dulu memang jagoan sepak bola.di NTT.

Singkat cerita, saya dan anak-anak kampung angkatan lama tidak pernah menonton pertandingan Piala Eltari. Tapi hafal nama-nama pemain top macam Cor Monteiro, Valens Fernandes, Isak, dsb. Om Cor dulu memang idolanya orang Flores Timur saking hebatnya di lapangan hijau.

Saya baru satu kali nonton Piala Eltari alias ETMC ya bulan ini. Ketika turnamen Liga 3 NTT itu diselenggarakan di Lewoleba, Kabupaten Lembata. Berkat teknologi live streaming yang sudah menjangkau pelosok Nusantara. 

 Saya ikut terharu, bangga, terkejut.. ternyata Lembata bisa jadi tuan rumah kejuaraan sepak bola terbesar di Provinsi NTT. 

Bukan itu saja. Kualitas tim Persebata Lembata juga di atas rata-rata. Bukan karena tuan rumah, jago kandang, didukung ribuan suporter, tapi memang punya kualitas. Tak heran Lembata lolos ke partai final jumpa Perse Ende, tim kawakan dan unggulan. 

Kamis sore, 29 September 2022. Saya menyaksikan live streaming partai final Lembata vs Ende. Benar-benar haru rasanya. Anak-anak Lembata yang sering diejek di media sosial bisa melangkah sejauh ini. 

Skor 2-2 bertahan hingga 90 menit + tambahan waktu 2x15 menit.

Gol kedua Lembata dari umpan panjang, long ball, sangat menarik. Laskar Kelimutu tidak menyangka Lembata mampu menyamakan kedudukan jadi 2-2.

Apa boleh buat. Harus adu penalti. Kali ini nasib baik berpihak ke Ende. Perse Ende yang jadi juara ETMC 2022. Sekaligus menepis anggapan bahwa Piala Eltari ini cuma piala arisan untuk host. Siapa pun yang jadi tuan rumah akan juara. 

Anak-anak Lembata kalah terhormat. Ribuan penonton memberikan respek, penghargaan luar biasa, atas perjuangan tim Sembur Paus ini. Juga respek untuk pemain-pemain Ende yang jadi juara. Pendukung tuan rumah malah ikut mengelu-elukan Perse Ende sebagai sang juara.

Selamat untuk Perse Ende!
Selamat untuk Persebata Lembata!

5 komentar:

  1. Orang NTT bisa terharu nonton bal-balan, sungguh bikin orang lain jadi terharu.
    Hari ini Minggu, sambil ngopi, lihat warta berita di internet. Berita yang mencolok mata, Java : 129 orang mati gara2 rusuh setelah nonton bal-balan.
    Entahlah, lalu ingat masa lalu kepada si Joseph, teman-ku orang NTT yang berangan-angan ingin jadi RI-1, dan juga keranjingan sepak bola. Dia pernah berjanji, kalau suatu ketika dia berhasil menjadi RI-1, maka dia akan mengangkat aku sebagai Menteri Negara.
    Joseph cerita : Dulu di Indonesia ada seorang pelatih sepak bola asal Yugoslavia, namanya Toni Pogacnik. Pogacnik bo-hwat lihat cara main bola nya orang2 Indonesia. Dia marah2 dan berkata dihadapan semua pemain PSSI; Aku ini diundang dan dibayar mahal oleh pemerintah kalian, untuk melatih kalian main sepak bola, bukan dibayar untuk melatih kalian main boxen !
    Nasehat Toni hanyalah angin sepoi-sepoi basa, angin mamiri. Habis dimarahi nunduk se-olah2 mengerti dan menyesal, apalagi yang ngomel adalah orang bule. Dasar hangat-hangat tembelek, besok sudah lupa. Tukaran maning !

    BalasHapus
  2. Iyaaah.. terharu dan senang sejenak lalu langsung dukacita gegara ratusan suporter mati di Kepanjen Malang. Ngamuk karena tim kesayangannya kalah. Menyerbu masuk stadion lalu dibubarkan polisi. Kaos. Kena gas air mata. Injek2an di pintu keluar yg cuma satu.
    Salah siapa? Wis takdirnya meninggal seperti itu kata temanku. RIP.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah siapa ? Putin ! Kok banjir ? Putin !
      Kok mahal ? Putin !

      Hapus
  3. Salah siapa ? Semuanya salah Putin.
    Mengapa bisa terjadi ? Sebab orang Indonesia terlalu religious, tetapi sudah kehilangan Budipekerti dan Respekt. Kok bisa begitu ?
    Aku tahu, engkau pun tahu ! Semua tahu, burung pun tahu !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aha.. itu Rinto punya lagu soal burung pun tau. Memang sepak bola ini olahraga yg lain dari lain atawa bukan sekadar sebuah game biasa. Itu mulai balbalan antarkampung sampe tingkat nasional dan internasional.

      Di Piala Eltari 2022 di Lembata ini pun suporter Flores Timur ngamuk dan merusak beberaa fasilitas karena timnya kalah. Merasa dikerjain wasit.

      Alhamdulillah, ribuan suporter tuan rumah Lembata tetap sportif meski Lembata kalah sama Ende di final. Malah orang Lembata kasih selamat dan semangat untuk Ende.. antar pemain2 Ende bersama rombongan ke pelabuhan.

      Salut untuk Lembata punya suporter yang cerdas dan punya jiwa besar.

      Hapus