Kanca lawas, teman sekelas di Mitreka Satata Malang, ternyata sudah bintang satu. Kepala Pusat Perbekalan dan Materiil TNI Angkatan Udara alias Kapusbekmatau Marsma TNI Nur Surachman.
Ah, Ayas jadi sungkan dengan Nur. Biasanya panggil nama saja tanpa kata sandang Mas, Sam, Cak.. sekarang kudu sapa Pak Nur, Pak Komandan, Siap Ndan...
Lama nian Ayas tidak bertemu muka dengan Nur dan kawan-kawan sekelas di Smansa, A1-3, tempo doeloe. Ayas pun tak pernah ikut reuni, jalan sehat, anjangsana, halal bihalal dsb. Juga baru dimasukkan grup oleh Heru dan Edwin yang jadi admin.
Karena itu, Ayas tidak mengikuti perkembangan karir kanca-kanca lawas. Ayas cuma tahu yang dekat-dekat saja macam Ipong yang juragan kafe di Klojen dan Ijen. Begitu juga Edwin dan Jokpram di Jakarta.
Pekan lalu, Ayas iseng-iseng baca berita di laman TNI AU. Ada nama Nur Surachman, pangkat marsma. Nur dari Ngalam? Yang pendiam dan sopan itu? Jadi pati TNI?
Luar biasa!
Saat di Smansa, Nur ini bukan tipe siswa yang punya bakat jadi tentara. Kurang suka main basket atau olahraga lain. Beda dengan Jokpri atau Yanuar yang main basket saban hari.
Badannya pun tidak kekar dan berotot. Beda dengan Jokpram, Yanuar, Tanuki, yang atletis. Karena itu, Ayas tidak menyangka Nur menempuh jalur militer hingga jenjang yang tinggi.
Ayas ikut senang Nur sudah jadi jenderal bintang satu. Selamat!
Dirgahayu TNI.
Menjadi kepala pusat perbekalan kan sama saja dgn menjadi direktur supply chain dan inventory planning di satu perusahaan besar. Ga perlu otot tetapi otak yg pintar mengatur manajemen operasi.
BalasHapusBetul sekali. Fisik yg kuat cocok untuk para tamtama yg pigi perang di garis terdepan. Makanya militer atau polisi pangkat rendahan ini langsing dan alot. Beda dengan pangkat tinggi yg buncit dan obesitas.
Hapus