Selasa, 06 September 2022

Makam Tionghoa di Taman, Sidoarjo, Dibongkar Tahun 1981, Dijadikan Perumahan


Tidak banyak orang Sidoarjo  yang punya koleksi foto-foto tempo doeloe. Salah satu dari yang sedikit itu adalah Lie Tjin Sam. Pria Tionghoa ini dulu dapat job sebagai fotografer di kepolisian.

Mbah Sam, sapaan akrabnya, dibekali kamera bagus dan banyak film. Satu rol film hanya bisa dipakai jepret 36 kali. Belum ada kamera digital atau ponsel pintar yang bisa dipakai memotret sesuka hati.

Mbah Sam manfaatkan fasilitas  itu untuk memotret apa saja yang dianggap menarik. "Buat dokumentasi," katanya. "Suatu saat foto-foto lama itu akan dicari orang."

Saya biasa mampir ngombe kopi (dawet gak ada) di tokonya di depan kantor Kecamatan Taman, Sidoarjo. Mbah Sam biasa pamerkan ia punya foto-foto lama tentang Sidoarjo. Paling banyak objeknya di Sepanjang, Taman, Ngelom, Ketegan, Karang Pilang, dan sekitarnya.

Ada beberapa foto Mbah Sam yang sangat menarik perhatianku. Khususnya yang berkaitan dengan Tionghoa. Ada sekolah Tionghoa di Sepanjang yang elok. Ditutup tahun 1966. Lalu dijadikan sekolahan Muhammadiyah.

"Ada kelenteng di dekat sekolahan Tionghoa itu. Dibongkar juga. Sekarang tinggal cerita aja," kata Mbah Sam yang doyan lagu-lagu Teresa Teng.

Ada juga foto pembongkaran makam atawa bong Tionghoa di Kalijaten, Taman, tahun 1981. Orang Tionghoa di Sidoarjo, khususnya Taman dan sekitarnya, dulu sempat protes. "Tapi gak bisa apa-apa," kata Lie Tjin Sam.

Pihak keluarga kemudian memindahkan makam-makam itu ke kota lain. Ada yang ke Krian, Lawang, dsb. Ada juga makam yang tidak sempat dipindahkan. 

Kawasan bekas makam Tionghoa itu lalu dijadikan perkampungan. Sangat padat saat ini. Banyak orang yang tak tahu kalau dulu pernah ada makam Tionghoa, sekolah Tionghoa, atau kelenteng di Sepanjang, Taman. 

"Itu semua nostalgia aja. Buat catatan sejarah aja," kata Mbah yang juga penasihan komunitas Vespa lawas di Taman.

Mbah Sam sudah berpulang tak lama sebelum pandemi covid. Album-album foto masa lalunya entah di mana sekarang. Rumah sekaligus toko pracangannya pun sudah berpindah tangan. 

2 komentar:

  1. banyak banget bong yg digusur di mana2 sejak dulu.

    BalasHapus
  2. Sangat mencerahkan boeng,
    byk makam tionghoa yg di seperti ini,baik di bongkar atau di serobot masyarakat.
    Biasanya terjadi di era ORBA,memang serba sulit ,seperri kita ketahui bersama.
    Juga disamping itu kurangnya kepedulian dr warga tionghoa setempat.
    Satu contoh hal juga terjadi di Kota Raha ,Sulawesi Tenggara,di serobot masyarakat ,hal ini kami dengar pd saat pertemuan utk membentuk PSMTI SULTRA.
    Matur suwun,kamsiah 🙏

    BalasHapus