Mahasiswi Indonesia yang mendapat beasiswa kedokteran di Tiongkok akhir tahun 2019. |
Virus corona lagi heboh di Tiongkok. Tiap saat media-media di Indonesia memberitakannya. Surabaya apalagi. Soalnya ada 10 mahasiswi Unesa yang kuliah di Wuhan.
Universitas Negeri Surabaya memang sudah lama kerja sama dengan Tiongkok. Confusius Institute di Surabaya pun gandeng Unesa. Anak-anak Unesa pun paling antusias belajar bahasa Mandarin yang disebut-sebut paling sulit di dunia itu.
Terlalu banyak bahas corona bikin bosan. Sebab corona bukan makanan enak. Corona hanya bikin orang sakit. Dan obatnya belum ada.
Saya sejak lama justru tertarik dengan jender para mahasiswa penerima beasiswa. Dari dulu paling banyak perempuan. Laki-laki sangat sedikit. Mahasiswa Unesa di Wuhan ini pun 100 persen wanita.
Sudah lama saya memantau pengiriman mahasiswa ke Tiongkok dan Taiwan. (Taiwan masih negara sendiri ya?) Sebagian besar wanita. "Kebetulan peminatnya banyak yang cewek," kata Andrean Su yang sejak dulu menangani pengiriman mahasiswa ke Tiongkok.
Putrinya Bu Mandagi di Sidoarjo dulu kuliah di Heilongjiang. Dia generasi awal mahasiswa yang pigi cari ilmu di Tiongkok. Wilayah paling utara dan dingin. Ada festival patung dari es setiap tahun.
Mengapa wanita sangat dominan?
Belum ada riset. Tapi sudah pasti mereka lebih cerdas dan tekun. Mana ada mahasiswa bego dapat beasiswa di luar negeri?
Lulusan terbaik S1 di hampir semua kampus di Jawa Timur pun mayoritas wanita. Kalau tidak percaya silakan riset sendiri. Cukup cari data lima tahun terakhir.
Melihat tren ini naga-naganya para perempuan Indonesia bakal dominan dalam 20 tahun ke depan. Potensi akademik, intelektual, dan integritasnya lebih baik. Wanita juga dianggap lebih jujur dan tidak suka korupsi.
Perempuan Indonesia lebih rajin. Tetapi lelaki Indonesia masih bermental feodal. Melupakan perjuangan Ibu Kartini. Masih merasa lebih tinggi, merasa berhak (entitled) hanya karena lelaki, untuk mendapatkan jenjang yang lebih tinggi, untuk mendapatkan peran kepala keluarga. Mereka masih suka melecehkan perempuan secara seksual, dengan ocehan2 yang jorok, dengan siulan2 yang kurang ajar.
BalasHapusDui dui... feodalisme itu yg membuat peluang bagi perempuan2 Indonesia untuk berkembang sangat kurang. Kalau mental priyayi dan patriarki bisa dikikis maka banyak perempuan kita yg akan menempati posisi2 strategis di birokrasi, korporasi, universitas dsb.
BalasHapusGak usah jauh2. Menteri Keuangan Sri Mulyani itu hebat banget dan sulit ditandingi. Menlu Retno. Ibu Susi bos Susi Air mantan menteri kelautan dan perikanan.
Saya juga sering lewat di depan FK Unair Karangmenjangan. Saya perhatikan dari luar mahasiswa2 kedokteran di halaman atau berjalan di trotoar sebagian besar wanita. Apakah wanita di FK lebih banyak? Saya belum cek datanya.
BalasHapusIstri saya lulusan FK Universitas Sampingya Tambang Boyo. Jaman itu perempuan banyak. Lelaki masih lebih banyak. Dan dokter2 lelaki senior kala itu suka sekali melontarkan joke joke atau godaan2 yg tidak lucu dan bersifat seksual thd mahasiswi atau dokter muda berkelamin perempuan. Entah sekarang.
HapusKala itu juga, perempuan berjilbab boleh dihitung dgn jari. Dosen hampir tidak ada yg berhijab. Krn tekanan sosial dari Golkar. Sekarang, mahasiswi 90% berhijab, begitu juga dosen. Krn tekanan dari yang namanya Hidayah.
Luar biasa cak pengamatan sampean meskipun sudah lama banget tinggal di USA. Malah lebih jeli karena ada jarak. Lebih objektif kayak indonesianis2 itu.
HapusIndonesia itu (pinjam bahasa pejabat) mengalami peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME. Beda dengan orang2 barat yang mengalami kemerosotan religiositas dan keimanan hehe.
Ada tingkat-tingkat tertentu dalam hal iman beriman. Tingkat pertama ialah tidak adanya aturan etika sama sekali. Yang kuat menindas yang lemah dengan semena-mena. Lalu datanglah segerombolan orang yang dipimpin seorang kharismatik, yang membersihkan sampah-sampah tersebut, dan menerapkan aturan-aturan etika yang disebut datang menurut wahyu dari langit. Setelah beberapa lama, gerombolan tersebut memperluas aturan-aturan untuk mengakomodasi kepentingan mereka, dan memperkokoh kekuasaan mereka dengan dilegitimasi wahyu dari langit tersebut, dan pada akhirnya ikut menindas mereka yang lemah, yang minoritas. Lalu datanglah gelombang berikutnya yang mengganti aturan-aturan etika itu dengan buku baru, tetapi berdasarkan penghormatan terhadap hakiki diri manusia, berdasarkan ilmu pengetahuan (fisika/kimia/biologi, matematika), yang tidak berdasarkan wahyu dari langit. Itulah bedanya masyarakat yang masih mengandalkan wahyu dari langit dengan masyarakat barat yang anda sebut mengalami kemerosotan religiositas dan keimanan.
HapusGubernur Jatim Khofifah dan Wali Kota Surabaya Risma juga wanita besi yang sangat lincah. Kerja kerja kerja... kayak gak ada capeknya.
BalasHapusYeah... Indonesia mengalami peningkatan konservatisme + ritualisme + korupsionisme. Yang terakhir itu lebih sulit diobati ketimbang virus corona.
BalasHapusVirus Korupsi > Virus Korona. Ruarr biasa.
HapusWanita Indonesia kayaknya lebih cerdas ? Jika diteliti dari gambar foto yang terpajang diatas, maka saya bisa mengerti "keraguan" Bung Hurek.
BalasHapus"Kayaknya"= Bisa bener dan bisa salah, bisa mlengse lah.
Saya sering membaca koran di Indonesia; Hanya para calon mahasiswa yang pandai menghafal Al Quran, yang terseleksi untuk mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi, baik di dalam negeri ataupun ke luar negeri.
Calon preman sekolahnya di St Louis dan St Maria.
Wanita memang cerdas, tapi nasibnya kurang beruntung, terutama para teteh. Digenjoti terus-menerus sampai harus turun mesin berkali-kali. Setelah silinder-blok nya ngoklok oversize, lantas di-apkir, jadi besi-tua. Ada dua jenis sopir yang sifatnya hemat atau pelit, yaitu meduro dan cino, silinder-blok yang sudah ngoklok, di-korter, ganti seker yang oversize dan seker-ring yang sesuai, teteh jadi jooz-mulus lagi, harus di-inreyen lagi pelan-pelan.
BalasHapusSekernya yang sungsut, koq silinder-blok nya yang disalahkan, dasar A.A. Gymnasium ( A.A. = Anak Agung )
Sudah lama sekali gak mendengar istilah2 Indonesia asal Belanda: apkir, silinder-blok, seker, inreyen. Engkong Hokkian memang jago.
Hapus