Sabtu, 18 Januari 2020

Bisa Ketularan Virus Koplo

Dangdut koplo benar-benar meraja di Jawa Timur. Mampirlah ke warkop-warkop di Surabaya, Sidoarjo, Gresik. Apalagi Pulau Madura. Dijamin gendang telinga Anda ditabuh musik koplo dengan kendangnya yang rancak itu.

Via Vallen, Nella Kharisma, OM Sera, OM Pallapa, OM New Pallapa... Cak Sodiq muncul setiap saat. Bisa dikata koplo 24 jam.

Bukan saja di warkop, acara-acara besar di alun-alun pun pasti ada koplonya. Pemkab Sidoarjo bikin jalan sehat undang orkes koplo. Pemkot Surabaya bikin lomba penghijauan dan kebersihan ada koplo.

Kalau bukan orkes, ya organ tunggal mengiringi biduan biduanita koplo. Dangdut klasik ala Hamdan atau Meggy Z tak ada lagi. Rhoma Irama masih muncul di televisi. Tapi kalah sama koplo di alun-alun.

Rhoma Irama dulu bahkan antikoplo. Raja Dangdut itu bilang koplo bukan dangdut. Koplo dikritik macam-macam. Tapi toh pasar musik koplo justru terus melambung.

Malam tahun baru 2020 kemarin OM Rollista menghibur ribuan warga di Alun-Alun Sidoarjo. Luar biasa meriah. Masyarakat berjoget gembira. Mulai anak kecil hingga lansia. Koplo memang punya daya pukau kayaknya hipnotis di Jawa Timur.

Musik koplo kembali ditampilkan di Alun-Alun Sidoarjo setelah vakum selama empat tahun. Biasanya kami tanggap band pop atau kelompok akustik berkualitas dari Surabaya. Pernah juga musik yang berbau digital elektronik.

Sayang, respons warga Sidoarjo di alun-alun sangat rendah. Musisi seperti bermain sendiri. Penonton duduk santai menunggu pesta kembang api pada pukul 00.00. "Gak iso band atau akustik. Kudu orkes," kata Cak Takim pimpinan OM Rollista.

Mustakim salah satu pentolan orkes dangdut di Sidoarjo. Sejak 80an dia sudah ngurusin dangdut di Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, dan kota-kota lain di Jatim. Cukup banyak artisnya yang kondang di kancah nasional. Salah satunya Inul Daratista.

"Inul itu awalnya di OM Mayora. Aku dulu kan ikut Mayora," katanya.

Dangdut bertransformasi ke koplo sejak krismon 1997/98. Inul Daratista paling fenomenal dengan goyangan ngebornya yang erotis. Menirukan gerakan wanita saat bersenggama di atas panggung. Itulah yang bikin Rhoma Irama murka.

Setelah Inul Daratista menua dan surut, muncul Via Vallen dan kawan-kawan. Gadis asal Tanggulangin Sidoarjo itu tampil sopan dan anggun layaknya bintang K-Pop. Lagu-lagunya pop terkenal yang diaransemen ulang dalam gaya koplo.

Maka, Via Vallen dikenal sebagai ratu koplo sedunia. Ratu Cover lagu. Apa pun julukannya, yang pasti, Via Vallen akhirnya jadi penyanyi paling populer di Indonesia. Dipercaya jadi penyanyi theme song Asian Games 2018 di Jakarta.

Lalu, ke mana band-band pop yang dulu sangat berkuasa di televisi? Ben-ben rock macam Andromedha, Power Metal, Padi, Slank dan sejenisnya?

Masih ada. Mereka sesekali nongol di televisi tapi bukan lagi di stadion atau lapangan besar. Log Zhelebour sudah lama vakum dari rock. Tak ada lagi festival rock yang heboh di Tambaksari.

"Kami masih main di berbagai kota tapi skala kecil. Minggu lalu di Pandaan," kata temanku yang sekarang jadi anggota Andromedha Band.

Oh, saya ingat Mas Henry Limahelu. Basis dan pimpinan Boomerang Band itu sekarang masih menginap di Rutan Medaeng gara-gara makai ganja. Katanya sih untuk pengobatan. Tapi polisi tidak mau tahu karena ganjaisme melanggar undang-undang.

Boomerang pun tentu saja vakum. Apalagi Ivan dan Roy sudah lama cabut. Ahmad Dhani baru saja keluar penjara. Tapi dia bilang tidak lagi menekuni profesi musisi. "Sekarang saya politisi. Musik cuma sampingan," katanya.

Ya... lengkap sudah keterpurukan musik pop dan rock digilas koplo yang makin perkasa.

Syukurlah, masih ada YouTube. Kita yang tidak suka Via Vallen, Nella Kharisma, atau Shodiq bisa menikmati jutaan pilihan musik. Jangan terlalu sering ngopi di warkop... bisa ketularan virus koplo!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar