Jumat, 03 Januari 2020

Tahun terberat dalam hidupku

Tahun 2019 baru saja berlalu. Suka duka, pahit getir sudah kita lewati. Saatnya kita menatap tahun 2020 dengan optimisme sambil memohon berkat dan perlindungan Tuhan.

Bagi saya, 2019 adalah tahun spesial yang tak akan saya lupakan seumur hidup. Tahun terberat. Ayahandaku Nikolaus Nuho Hurek dipanggil ke pangkuan-Nya pada 22 Juli 2019.

Inilah momen ketika saya resmi jadi yatim piatu. Ibundaku Maria Yuliana sudah lebih dulu dipanggil ke rumah-Nya tahun 1998. Saat itu sedang ramai-ramainya gerakan reformasi menurunkan rezim Soeharto.

Kepergian Bapa Niko Hurek bulan Juli 2019 membuat saya jadi banyak merenung. Tidak bisa lagi banyak tertawa atau bercanda seperti biasanya. Sekaligus mengubah rencana yang sudah saya konsep di kepala.

Tahun 2020 baru berumur tiga hari. Suasana awal tahun ini ditandai dengan bencana alam banjir di Jakarta dan beberapa kota lain. Berat memang tantangan hidup ke depan.

Tahun-tahun ke depan tentu makin sulit ketika aku tak punya lagi ayah dan ibu kandung. Tapi masih ada 2 paman dan 2 bibi yang tak lain adik kandung mendiang ayahku.

Masih ada pula 3 adik kandungku di NTT (Yus, Erni, Is). Juga masih ada keluarga besar marga Hurek Making di Pulau Lembata, NTT.

Selamat Tahun Baru 2020! 

1 komentar:

  1. Rencana apakah yang sudah anda konsepkan untuk ayahanda? Bagaimana dengan keluarga nukleus anda sendiri?

    BalasHapus