Jumat, 19 April 2024

Pantun Lamaholot Adonara Botung Lewo Lema - Mengenang Almarhum Dr S. Belen

Oleh Guru Paulus Latera Manuk
Putra Botung di Sidoarjo

Tahun 2009 kaka almarhum Dr. S. Belen balik lewo tana. Beliau berkesempatan bertemu dan  berbagi cerita dengan guru-guru seluruh Pulau Adonara bertempat di aula Paroki Waiwerang.

 Sebelum acara dimulai beliau berkirim pesan dan meminta saya untuk mengirimkan koda kirin tou rua  untuk nae tayangkan sebagai prolog dan perkenalan. 

Lewuk tadon Adonara
Tanah nara nuha nebon
Lewo soron  goe lodo
Tana tapin goe balik

Teti koli lewo pulo
Lali Botung lewo lema
Tite kakan dano arin
Ake pepan ake paron

Bako kire bako kire
Sepat golo bako kire
Bako boleng koli botung
Sepat golo  bako kire

Almarhum S Belen dengan mantap membaca syair ini. Ternyata nae bangga sebagai putra Lamaholot sejati. 

Salam Lewotana!

BACA JUGA



Pantun Dolo-Dolo Lamaholot Paling Sering Dicari di Blog Ini

Blog amahurek.blogspot.com ini mangkrak cukup lama. Unggahan naskah sangat sedikit. Padahal blog yang baik minimal mengunggah dua naskah sepekan. Jangan sampai nol koma nol.

"Mengapa blogmu mati? Kok gak produktif kayak dulu? Terlalu sibukkah?" begitu pertanyaan kawan-kawan lama.

Sibuk sih tidak. Buktinya saya masih sering nonton YouTube satu sampai tiga jam saban hari. Apalagi kalau kontennya bagus. Kadang bahkan sampai pukul 01.00 masih tengok YouTube. Maklum, ada WiFi gratis.

Kamis, 19 April 2024. Saya iseng-iseng mengunggah postingan asal jadi. Sebab bulan April belum ada artikel sama sekali. Paling tidak Google yang punya Blogspot dan Adsense tahu bahwa amahurek.blogspot.com masih aktif.

Jumat pagi, saya cek Google Search Console (GSC). Memang ada dampaknya setelah ada tambahan beberapa naskah baru.

 Kunjungan naik 32%. Tayangan +33%. Penghasilan juga naik 355% ketimbang hari yang sama pekan lalu. Angkanya sangat kecil. Belum cukup untuk bayar parkir di Surabaya.

Yang tidak saya sadari - karena tidak pernah cek GSC - adalah pencarian tertinggi justru terkait budaya Lamaholot di Flores Timur dan Lembata, NTT. Padahal selama ini saya tidak pernah serius menggarap konten yang berkaitan dengan Lamaholot.

Bahkan, doa Bapa Kami Bahasa Lamaholot (versi Ile Ape) juga masuk 9 besar pencarian. Rupanya banyak orang Lamaholot atau NTT terseret masuk ke blog ini setelah mencari topik tertentu di Google. 

Naskah-naskah yang berkaitan dengan Surabaya, Malang, Jawa Timur boleh dikata kurang laku. Sebab sudah dihabisi oleh laman-laman besar dan portal berita di Surabaya, Malang, dan kota-kota lain di Jawa Timur. 

Cerita unik tentang maestro ludruk Cak Durasim yang tempo doeloe biasa tampil di Radio Nirom Surabaya pun tidak dilirik. Padahal, setahu saya belum ada unggahan lain di internet. 

Kawan-kawan yang jago SEO dan algoritma sering kasih nasihat: bikin blog atau website yang punya niche. Kontennya harus fokus. Kuliner ya kuliner tok. Wisata tok. Sepak bola tok. Persebaya tok. Jangan campur aduk kayak prasmanan.

Itu kalau main Adsense. Kalau tidak punya niche, prasmanan, isinya macam-macam ya angka kunjungan sangat rendah. Gak ada yang baca. Mbah Gugel gak akan kenal dan rekom.

Kelihatannya ke depan Amahurek harus lebih banyak memuat naskah tentang Lamaholot, Lembata, Flores Timur, Alor. Konten yang ada kaitannya dengan Lamaholot. 

Siapa tahu performanya jadi bagus  sehingga bisa bayar parkir di Pecinan Kulon.

 Pencarian di Google Search Console








Kamis, 18 April 2024

Michael Bambang Hartono Orang Terkaya di Indonesia Doyan Makan Tahu Pong di Warung Pinggir Jalan

 Michael Bambang Hartono, 83 tahun, dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Saban tahun masuk daftar orang paling tajir.

Oei Hwie Siang pemilik Grup Jarum dan BCA. Meski super kaya, Hwie Siang masih senang makan di pinggir jalan. Membeli makanan yang dijajakan pedagang kaki lima.

Di media sosial beredar foto Hwie Siang sedang makan di warung pinggir jalan. Di Semarang. 

"Pak Hwie Siang sedang makan tahu pong kesukaannya di warung pinggir jalan di Semarang," tulis Herry Tjahjono.

"Orang kaya sejati melakukan segala sesuatu untuk esensi, bukan sensasi. Dia makan untuk menikmati rasa, bukan mengunyah gengsi," pendapat Herry Tjahjono.

Begitu banyak komentar yang memuji kesederhanaan Michael Bambang Hartono. Orang kaya, super kaya, tapi seleranya seperti orang kebanyakan. "Orang kaya beneran memang gak pamer gengsi," kata warganet.

Marore Hetty mengaku pernah menikmati kebaikan bos besar itu di Semarang. Dia mengalirkan air bersih ke beberapa langsung dari rumahnya yang kebetulan terletak di paling ujung dan paling tinggi.

 "Jadi, ratusan kelurga hidup dari air yang beliau alirkan, tanpa minta bayar!!! Bedakan dengan air dari PAM yang tidak gratis. Hal ini sudah beliau lakukan dari generasi ke generasi," kata Marore.

Saya pernah wawancara empat mata dengan Michael Bambang Hartono di Surabaya. Saat kejuaraan taichi di Pantai Kenjeran. Hwie Siang ketua pengurus pusat taiji yang membuka kejuaraan.

Orangnya memang sederhana. Tidak kelihatan kalau orang kaya tujuh turunan. Dia makan soto ayam dari PKL Kenjeran dengan lahap. Lalu bicara tentang kegemarannya berolahraga taichi. 

"Taichi itu bagus untuk kesehatan, mengontrol emosi," katanya.

Hwie Siang juga atlet bridge tingkat nasional. Bahkan ikut Asian Games di Jakarta sebagai atlet tertua.

 "Saya main bridge supaya tidak cepat pikun," katanya. 

Menanti Kedatangan Opa Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024

 Vatikan mengumumkan secara resmi bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia pada 3 - 6 September 2024. Paus asal Argentina itu bakal tiba di Jakarta pada 3 September 2024.

Selain Indonesia, Sri Paus juga melawat negara kecil Timor Leste dan Singapura. Juga menyambangi umat Katolik di Papua New Guinea (PNG).

Mengapa Indonesia, bukan Filipina? 

Filipina mayoritas Katolik. Umat Katolik di Indonesia sangat minoritas. Hanya 3 persen. Kalah jauh dengan Protestan. Apalagi Islam yang hampir 90 persen.

Paus Fransiskus rupanya sudah dapat banyak masukan dari para pembisiknya di Vatikan. Termasuk Pastor Markus Solo SVD asal Flores Timur yang sudah lama jadi staf kepausan. Juga dari para pembesar kongregasi atau ordo-ordo di Vatikan. 

Inti bisikan itu: Indonesia punya Pancasila. Bhineka Tunggal Ika. Toleransi umat beragama bagus di Indonesia. Orang Katolik cuma 3 persen tapi bisa bebas sembahyang, misa, devosi, dsb. Misa saban hari pun tak ada gangguan.

Bangun gereja baru di Indonesia juga gampang. IMB tidak dipersulit. Gereja-gereja tidak disegel. Tidak dilempari batu. Sembahyang lingkungan atau rosario di rumah tidak diganggu.

Paus Frans ini sudah tua sekali. Mendekati 90 tahun. Sudah lama ada gangguan pernapasan. Duduk di kursi roda. Kondisi Opa Paus ini jadi perhatian orang Katolik di seluruh dunia. 

Apalagi Paus tidak boleh pensiun. Kecuali Paus Benediktus XVI yang berani mengundurkan diri. Dus, melanggar tradisi kepausan di Vatikan selama ratusan tahun.

Karena itu, Pater Markus mengajak orang Katolik di Indonesia agar berdoa, berdoa, sembahyang, sembahyang. Semoga Paus Fransiskus diberi kesehatan dan kekuatan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, Singapura, Timor Leste, PNG.

Seandainya kondisi Paus Frans tidak memungkinkan ya rencana lawatan pastoral ke Indonesia batal. Itu yang terjadi di UEA tahun lalu - kalau tidak salah.

Bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Haleluyaaaa!!!

Nostalgia Old School, Old Friends, Osob Kiwalan, Bentoel Rebus di Ngalam

Mitreka Satata (SMAN 1).
Bhawikarsu (SMAN 3).
Studium et Sapientia (SMAN 4)

Ayas mengenang nawak-nawak asal NTT di kompleks sekolahan lawas di Ngalam alias Malang saat libur Lebaran lalu.

 Ivon Lussy dan Ruth Diana dari Kupang. Paulina dan  Yoke dari Sumba Timur. Yohanes Kii dari Sumba Barat. Lambertus dari Lembata.

Kenangan jalan kaki saban pagi dan sore dari Belakang RSSA ke kompleks Tugu. Sarapan bentoel rebus dekat Lapangan Ajendam. Bentoel kukus dulu memang maknyus. Macam talas atau keladi tapi ada rasa manisnya.

Ayas biasa lari sore keliling Alun-Alun Bunder bersama Yohanes. Lihat barang antik di Splendid Inn. Jalan kaki melewati jembatan kecil di pasar bunga dan pasar burung menuju Kayutangan. 

Begitu banyak penjudi, maling, pencopet hingga nolab ada di kawasan itu. Malam hari agak menakutkan karena hanya diterangi lampu ubleg remang-remang. "Hati-hati jaga dompet dan tas!" pesan Hadi, kawan SMAN 3, asli Ngalam.

Saban hari Ayas dikursus Osob Kiwalan. Boso walikan (bahasa terbalik) khas Malang. Kata-kata dibaca dari belakang. Tapi tidak semua kata boleh dibalik.

Ayas kadit nakam oskab: Saya tidak makan bakso.

Sudah bertahun-tahun 6 (mantan) anak muda Flobamora yang dulu menuntut pelajaran di SMAN Tugu itu tidak baku dapa. Tak ada kopi darat (kopdar). 

Haleluya! Saat ini Ruth Diana jadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT di Kupang. Beta ikut senang dan bahagia. Beta dulu juga belajar bahasa Kupang dari Ruth dan Ivon. 

Bae sonde bae Flobamora lebe bae!
Jangan lupa bentoel rebus dan kacang merah di rumah mendiang S. Boenthalib, bapak kos sekaligus Ketua RT di Belakang RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar).

Rabu, 17 April 2024

Hari Kartini - Tak Ada Lagi Wanita Bersanggul

Pertemuan kemarin membahas edisi khusus Hari Kartini. Beberapa wanita dinominasikan sebagai Kartini masa kini. Kriterianya subjektif pasti.

Saya jadi ingat Hari Kartini tempo doeloe. Ada kebiasaan wanita-wanita pakai kebaya, bersanggul. Hari Kartini pun identik dengan Hari Kebaya atau Hari Sanggul.

Apakah masih ngetren sanggul dan kebaya di tanah air? Jawa Timur khususnya?

Ki Dalang Tee Boen Liong prihatin. Suasana sekarang sudah beda jauh dengan tahun 90-an. Era modern, digital, dibarengi dengan kebangunan rohani. Revivalisme. Maka sanggul ikut menepi.

Tee Boen Liong, dalang Tionghoa Surabaya, menulis:

"Sanggul² usaha persewaanku sudah menjadi kenangan karena jarang dan hampir ga ada yg sewa sanggul di acara hajatan & karnaval².

Bahkan di Hari Kartini sudah jarang ada karyawan bank yg berkebaya bersanggul. Hanya penari, pesinden dan pelestari budaya aja yang bersanggul.

Saya berharap masih tumbuh generasi penerus kita yang mau berkebaya & bersanggul yg melestarikan budaya tradisional Indonesia."

Saya lalu ngobrol agak panjang dengan Ki Boen Liong. Ruwet juga masalah persanggulan ini. Akidah agama, doktrin, kebangunan rohani ikut membuat sanggul-sanggul makin tidak laku di masyarakat.

Wanita dulu menganggap rambut sebagai mahkota. Makin berwibawa jika mahkota itu dikasih sanggul.

Zaman sekarang rambut wanita kudu ditutupi. Tidak boleh memperlihatkan rambut di tempat umum. Rambut istri hanya boleh dilihat suami, kata komentator di media sosial.

Apa boleh buat, Boen Liong kudu banting setir. Tidak bisa lagi usaha persewaan sanggul. Boen Liong pasti lebih tahu apa yang sedang ngetren di pasar yang berubah.

Nyambangi Senior Mitreka Satata, Dukut Imam Widodo, di Wiguna Surabaya


Ayas pagi ini nggowes ke kawasan Juanda, Tambak Sumur, Wisma Gunung Anyar (Wiguna). 

Mampir ke Wiguna Tengah IX. Nyambangi Sam Dukut Imam Widodo. Silaturahmi Lebaran.

Ayas sudah sering mampir ke rumah Sam Dukut. Beliau ini senior sesama alumnus Mitreka Satata alias SMAN 1 Malang. 

Karena itu, Dukut biasa cerita tentang gedung old school di kawasan Tugu Malang yang eks AMS/HBS pada masa Hindia Belanda. Lengkap dengan misteri-misteri noni Londo nan rupawan.

"Ayas alumnus Mitreka Satata tahun 1973. Wis kewut," kata Sam Dukut.

Mantan manajer di PT Smelting Gresik ini jago Osob Kiwalan Ngalaman - bahasa walikan khas Malang. Dukut bahkan membuat kamus kecil bahasa walikan.

Sambil menikmati jajan sisa riraya, Ayas bertanya tentang manuk bence di Ngalam saat Dukut cilik. Manuk bence sering muncul di Lowokwaru 40, rumahnya Dukut. Manuk bence itu pertanda bahaya.

Suatu ketika burung misterius itu nongol di Lowokwaru. Warga waswas. Ada perasaan tidak enak. Ternyata benar. "Ada pencurian di lingkungan kami," katanya.

Dukut Imam Widodo spesialis menulis buku-buku tempo doeloe. Diawali Soerabaia Tempo Doeloe, lanjut Hikajat Soerabaja Tempo Doeloe, Grisee Tempo Doeloe, Sidoardjo Tempo Doeloe, Malang Tempo Doeloe, Djember Tempo Doeloe.... 

Masih banyaaak lagi buku-buku tempo doeloe lahir dari tangan Kera Ngalam van Lowokwaru ini. Ayas dapat hadiah khusus buku Malang Tempo Doeloe.

Bagi Sam Dukut, frase "tempo doeloe" itu ada batasan waktunya hingga 1942. Ketika Jepang masuk ke Hindia Belanda. "Kalau gedung yang dibikin tahun 1970 ya bukan bangunan tempo doeloe," katanya.

Ngobrol dengan Sam Dukut selalu menarik dan panjang. Kadang kepanjangan. Ayas pun tahu diri. Pamit!

Sam Dukut menulis statusnya pagi ini:

"Lebaran telah usai
Liburan sudah selesai
Kembali kerja, kerja, kerja lagi!
Nggarap buku-buku yang masih tertunda.
Deadline tak bisa ditawar-tawar lagi"