Senin, 03 April 2023

Vaksinasi booster kedua kurang diminati

Minggu lalu aku servis sepeda lawas di Cak Man, Rungkut. Beberapa orang asyik ngobrol soal burung. Maklum, Cak Man juga jualan burung berkicau. Dagang burung ini tetap stabil. Tidak terpengaruh pandemi covid.

Gak ada covid. Gak usah pakai masker, kata Cak Man. 

Dari dulu lelaki 60-an tahun ini memang meremehkan covid. Tidak mau divaksin. Tidak menghiraukan prokes, protokol kesehatan dsb.

Sampean sudah berapa kali divaksin, Cak?

Gak pernah divaksin, kata Cak Man. Aku gak gelem disuntik. Mati hidup itu urusan Allah. Kapan saja kita meninggal kalau sudah memang takdirnya.

Cak Man menyebut beberapa temannya yang sudah divaksin dua kali toh terpapar covid.. dan meninggal dunia. Yang vaksin tiga kali juga begitu. Artinya, vaksin tidak vaksin sama saja, kata Cak Man. 

Orang-orang macam Cak Man ini cukup banyak di Surabaya. Cak pedagang kopi di kawasan Rangkah pun berpendapat sama. Ia tak pernah divaksin. Vaksinku zikir, kata bapak yang cenderung anti-Jokowi itu.

Karena itu, tidak heran pagi ini ada berita di koran: Vaksinasi Booster Kedua Masih 10,06 Persen.

Rendahnya angka vaksinasi dosis keempat itu antara lain karena orang-orang macam Cak Man itu. Sebagian besar warga juga menganggap pandemi sudah berakhir. Bahkan, tidak pernah ada pandemi.

Aku cukup vaksin satu kali aja, kata rekan yang ngantor di gedung mewah di Surabaya.

Aku sendiri sudah empat kali disuntik vaksin. Dua kali Sinovac di kantor gubernur, dua kali di Puskesmas Gunung Anyar. Suntikan pakai vaksin buatan Tiongkok tidak terasa apa-apa. Beda dengan vaksin buatan barat yang terasa kemeng dan rada demam.

Kalau tidak salah, Indonesia belum lama ini meluncurkan vaksin merah-putih yang disebut Inavac. Justru setelah pandemi mulai mereda. Lah, kalau rakyatnya sendiri tidak mau divaksin sama sekali seperti Cak Man, mau dikemanakan vaksin buatan anak bangsa itu?

1 komentar:

  1. Beruntunglah rakyat Indonesia mendapat vaksin Sinovac. Kami di Eropa hanya mendapat vaksin Nekolim.
    Sebelum disuntik, saya mampu jalan kaki satu jam nonstop di daerah perbukitan. Setelah disuntik 4 kali, sekarang jalan sedikit sudah menggeh2, ngos-ngosan.
    Di Eropa banyak orang2 yang masih muda justru jadi sakit setelah disuntik vaksin covid. Tidak ada yang mau bertanggung jawab, cuma pabrik yang memproduksi vaksin Nekolim yang jadi kaya raya.
    Penyakitnya diberi nama yang keren, Post-Vac-Syndrom, ciri2-nya sakit kepala, sesak napas, lelah chronis, thrombose, sampai sakit jantung. Cak Man ada benar nya ( What doesn't kill you, makes you stronger ).

    BalasHapus