Teman lama bagi kabar duka. Satu lagi media cetak tutup. Giliran Koran Sindo berhenti menyapa pembaca media cetak.
Sururi, CEO, yang umumkan kabar penutupan medianya. Versi koran dan e-paper sama-sama berhenti. "Hingga batas waktu yang ditentukan kemudian," tulisnya.
Ayas agak kenal Sururi. Dulu redaktur Jawa Pos. Orangnya serius, teliti, detail, banyak banyak, ilmiah. Sururi dan beberapa eks JP boyongan untuk bikin Sindo. Satu grup dengan RCTI yang oke itu.
Koran Sindo sempat heboh di awal. Terbit dengan desain dan model pemberitaan yang menarik. Ayas sering baca.. gratisan. Tebal sekali saat itu.
Sayang, usia Sindo tak panjang. Sururi dan kawan-kawan sudah kerja keras tapi era digital datang terlalu cepat. Konsumsi berita, informasi, hiburan, tiket, pesan makanan, pesan ojek.. apa saja ada di HP.
Sindo dan kawan-kawan terguncang. Ada yang bertahan tapi ada juga yang gulung tikar. Yang masih hidup kudu kreatif, banyak akal agar bisa tetap bertahan.
"Makanya saya sangat salut pada media cetak yang tetap eksis sampai sekarang. Orang-orang di baliknya sungguh ruar biasa," tulis Marlin, mantan redaktur koran cetak.
Ayas jadi ingat kata-kata di kuburan di pelosok NTT:
"Hari ini saya, besok kamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar