Minggu, 16 April 2023

17 Tahun Dahlan Iskan Ganti Hati di Tianjin


Oleh Dahlan Iskan


SETELAH istirahat dua malam di Beijing, saya bisa dapat slot di rumah sakit Tianjin: 第一中心医院. Di situlah, 17 tahun yang lalu, saya memperpanjang umur.

Saya pun naik kereta cepat dari Beijing ke Tianjin. Itulah jalur kereta cepat pertama yang dibangun di Tiongkok. Yang kemudian mewabah ke seluruh negara. Kini menjadi jaringan kereta cepat terluas di dunia.

Pun bila seluruh kereta cepat di dunia dikumpulkan, belum menyamai separonya jaringan kereta cepat di Tiongkok.

Kali pertama naik kereta cepat Beijing-Tianjin saya perhatikan layar display: 320 km/jam. Jarak Beijing-Tianjin 120 km. Ditempuh hanya dalam waktu 29 menit.

Mengapa saya menjalani transplantasi hati di rumah sakit Tianjin setelah Anda sudah tahu: dokter di Singapura menyatakan umur saya tinggal 6 bulan. Itu bila dilihat secara teknis kedokteran. Tidak ada cara lain lagi. Kanker saya sudah memenuhi hati. Darah sudah sulit masuk liver: lalu tertahan di banyak tempat. Terutama di saluran pencernaan. Muncul banyak gelembung-gelembung darah di mana-mana. Lalu ada yang pecah. Itu yang membuat saya muntah darah.

Sekarang kecepatan kereta itu 350 km/jam. Tidak perlu takut tiket. Tiap 10 menit ada kereta ke Tianjin. Dan sebaliknya. Bahkan di jam-jam tertentu tiap 5 menit sekali. Penuh semua.

Presiden Jokowi pernah naik kereta ini. Di awal jabatan beliau dulu. Beliau terinspirasi. Lalu bikin keputusan membangun kereta serupa untuk Jakarta-Bandung.

Orang Tiongkok menyebut kereta cepat Jakarta-Bandung itu Yawan. Singkatan dari Yajiada - Wanlong. (呀家达-万隆). Yajiada Anda sudah bisa menduga: Jakarta. Wanlong adalah Bandung. Wan di situ artinya selamanya. Long di situ artinya panjang. Panjang umurnya. Baik selamanya. Bukan panjang masa pembangunannya.

Begitulah. Mereka menyebut Bandung dengan Wanlong. Tokyo dengan Dongjing. Palembang menjadi Jigang. Surabaya mereka sebut Sishui.

Saya belum tahu apakah Yawan nanti juga bisa tiap 10 menit. Agar investasinya bisa kembali. Kalau setiap 10 menit apakah juga bisa penuh: agar pengeluaran untuk listriknya tertutup.

Seperti Ya dan Wan, Beijing dan Tianjin sama-sama kota besar. Tapi keduanya sama-sama berstatus provinsi. Di Tiongkok ada empat kota yang berstatus provinsi. Dua lainnya Anda sudah tahu.

Meski ada kereta tiap 10 menit jalan tol-nya masih padat. Padahal ada tiga jalan tol antara Beijing-Tianjin: utara, tengah, selatan. Kalau naik jalan tol perlu waktu 2 jam.

Kereta Beijing-Tianjin ini pun mereka sebut Bei-Jin. Semua jurusan diberi nama singkatan dua kota seperti itu. Nama jalan tol pun sama. Maka tidak ada kereta dengan nama, misalnya, Argo Wilis. Ups... Ada. Namanya Tatar Maja. Singkatan dari Tawang (Malang)-Blitar-Madiun-Jakarta.

Dari tempat bermalam di Beijing saya naik kereta bawah tanah ke stasiun kereta cepat itu. Di Beijing ada empat stasiun kereta cepat. Stasiun Barat, Stasiun Utara, Stasiun Timur, dan Stasiun Selatan. Semua besar-besar. Modern. Seperti bandara masa kini.

Saya menuju yang Stasiun Selatan. Dari sinilah kereta cepat jurusan Tianjin, Shandong, Yangzhou, Nanjing, dan Shanghai berangkat.

Dalam perjalanan kereta bawah tanah itu semua penumpang harus pakai masker. Saya lihat tidak satu pun yang tidak pakai. Peraturan kereta bawah tanah di Beijing masih begitu. Sedang di jalan-jalan, di mal, di kantor-kantor sudah tidak pakai masker.

Tentu ini bukan kali pertama saya ke Stasiun Selatan. Sudah puluhan kali. Sudah hafal. Termasuk harus lewat gate yang mana untuk pemegang paspor asing: yang ada petugas pemeriksanya. Selebihnya serba diurus oleh mesin.

Pun sampai di Tianjin, saya naik kereta bawah tanah. Cari yang ke jurusan rumah sakit. Jauh lebih sederhana. Tidak usah gengsi. Jarak antar stasiun bawah tanah hanya 1,5 menit. Di setiap stasiun hanya berhenti 0,5 menit. Maka hanya diperlukan 20 menit untuk sampai rumah sakit. Bandingkan kalau naik mobil: 1 jam.

Saya pun merasa jadi Ontorejo. Muncul dari dalam bumi: hallooo Tianjin! Sudah empat tahun tidak melihatmu!

Ups... Kok ini bukan seperti Tianjin yang saya kenal. Yang pernah empat bulan saya tinggali sambil menunggu ada hati orang mati yang bisa dipasang di badan saya. Kok semua gedung di sekeliling ini baru. Kok ada hutan kota segala.

Minggu 16 April 2023

6 komentar:

  1. Syukur Alhamdulillah Bapak Dahlan Iskan berobat ke Tiongkok, bisa memperpanjang umur. Beberapa teman2 saya yang berobat ke Singapura sepulangnya tidak pernah sakit lagi, tidak lagi mengeluh, tidak lagi sedih dan gundah gulana. Yang sakit hati kok malah saudara2-nya yang segar bugar di Surabaya.
    Kereta cepat CRH Tiongkok yang pernah saya tumpangi dari kota Changchun 长春 ke kota Jilin 吉林, pada tahun 2011, hanya boleh lari dengan kecepatan maximal 180 Km/h, sebab sebulan sebelumnya ada kecelakakan CRH di Wenzhou.
    Tahun 2000, orang Tiongkok bikin mobil saja belum becus. Mobil2 China waktu itu mirip Toyota Kijang Indonesia tahun '70 - '80-an. Body-nya berat tebal oleh dempul.
    Dalam jangka waktu hanya 23 tahun terachir, mereka semuanya bisa bikin, tergantung pembeli berani bayar berapa.
    余世甘先生,为什么我们印尼人不会 ?
    外南梦 dibaca oleh ibu-ku gua-lam-bang, engkoh Xi bacanya wai-nan-meng, yang dimaksud adalah kota Banyuwangi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mr Yu dapet berkat banyak dari Tuhan Allah kasih beliau sehat dan banyak rejeki setelah pigi operasi hati di Tiongkok. Kita orang ikut takjub dengen dokter2 di Tiongkok punya ilmu luar biasa, ndak kalah dengen Meiguo.

      Hapus
    2. Dimana ada sinar, disana ada bayangan.
      Kalau punya uang banyak, sakit di Tiongkok tidak masalah, tetapi jika engkau miskin, lebih mujur jika sakit di Eropa.
      Miskin dan sakit di Tiongkok, lebih baik engkau jangan dilahirkan di dunia.

      Hapus
    3. Mr Yu menulis, dia diperpanjang umurnya. Tidak menulis sehat seperti dulu nya. Diperpanjang umurnya, istilah yang sangat tepat, dan hanya dapat dipahami oleh orang yang sudah sepuh dan banyak merenung.
      Mr Yu yang dapet banyak berkat dari Gusti Allah, dulunya adalah Gatotkoco yang sakti mandraguna. Bisa menjelma jadi elang, menyamber piyek sana sini. Bisa juga menjelma jadi kumbang, menghisap madu si melati, mawar, cempaka dan sedap malam.
      Setelah diperpanjang umurnya, Mr Yu mencoba terbang seperti dulu kala. Ternyata niatnya kuat, namun dagingnya lemah. Iyallah, tidak usah gengsi, nerimo jadi Ontorejo wae ! Harus hati2 jika mau muncul di permukaan, sebab ada tembelek, celetong, bajaj, dll.
      Urip kuwi just an illusion, cekak kojok pampers.

      Hapus
  2. Aha.. wani piro, jarene arek2 warkopan. Ono rupo ono rego. Rupone ciamik yo bayare larang. Macam orang dagang mobil di Tiongkok lah.

    Tukang2 becak nang Suroboyo biyen: Koen iku bayare murah kok njaluk slamet?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tukang2 becak nang Suroboyo biyen kuwi, belajar banyak tentang ilmu ekonomi dari juragan2-nya yang berasal dari Putian Tiongkok.

      Hapus