Senin, 02 Januari 2023

Resolusi tahun baru! Roh penurut tapi daging lemah

Orang kampung tidak kenal resolusi tahun baru. Bahkan, kata "resolusi" pun tak pernah dengar. Biasanya orang kampung di Lomblen Island, NTT, merayakan tahun baru dengan makan bersama di plein atau namang. Yakni lapangan kampung tempat anak-anak biasa main sepak bola.

Tidak ada konvoi, tiup trompet, konser musik dsb. Tapi orang kampung selalu makan besar. Poro wawe, poro witi, kadang poro sapi: sembelih babi, sembelih kambing, sembelih sapi. Dimakan sepuas-puasnya. Tentu tidak lengkap kalau tak ada tuak, sedikit arak, sebagai penyedap rasa.

Mete sampe pagi! Melekan sampai pagi. Sambil menari oha & hedung tarian khas suku Lamaholot.

Sebelum acara makan-makan pasti ada sembahyang bersama. Ibadat sabda tanpa imam. Sebab, imam atau pater biasanya sibuk di kota atau stasi lain. Orang kampung juga pintar khotbah karena sejak dulu jarang ada pastor di stasi-stasi alias kampung-kampung.

Resolusi tahun baru? Ayas tidak pernah dengar. Biasanya cuma melafalkan doa hafalan: Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami...

Besoknya doa begitu lagi: Berilah kami rezeki pada hari ini dan...

Ayas baru kenal rezeki setelah hijrah ke Java Island. Kemudian nonton artis-artis di televisi bikin resolusi tahun baru. Nantinya akan begini begini begini.. Harus lebih kurus, punya ini itu dsb.

Ayas bikin resolusi yang sederhana saja. Misalnya akan senam pagi tiap hari. Minimal 3 kali seminggu. Hasilnya gagal. Belum sampai 2 bulan Ayas sudah tak senam pagi. Lama-lama ya lupa resolusi itu.

Tahun lalu Ayas ditanya orang di kantor yang rada modern. Resolusimu opo?

"Apa ya?" Ayas bingung karena tidak punya konsep resolusi-resolusian. "Sederhana aja. Tahun 2022 tidak lagi main HP sambil tiduran karena membahayakan kesehatan, merusak mata dsb dsb."

Ayas agak serius soal main HP sambil tidur itu setelah membaca artikel dan lihat siniar di YouTube. Tidak baik mengoperasikan HP sambil tiduran. Lalu tertidur dan HP masih aktif sampai pagi. Paket data pasti ludes.

Resolusi ini ternyata juga tidak jalan. Tidak sampai 2 bulan kebiasaan menonton berita, podcast, wawancara, musik, cuplikan gol-gol sepak bola kambuh lagi. Lama-lama jadi kebiasaan.

 Bahkan belakangan si Ayas ini sering memutar film-film lawas macam Mak Lampir, Brama Kumbara, Arya Kamandanu di atas kasur. Lalu tertidur pulas. HP sudah disetel mati otomatis pukul 01.00. Kebiasaan jelek ini sudah jalan satu tahunan.

Lalu, apa resolusi tahun 2023?

Tidak ada. Kalau mau diada-adakan ya soal HP, media sosial, YouTube dkk itu. Ayas cuma agak berhasil tidak lagi membawa HP ke kakus. Dulu Ayas cukup lama duduk di dalam toilet saking asyiknya memantau obrolan seniman-seniman Sidoarjo yang sering nyeleneh & kreatif.

Masalah terbesar yang kelihatan sepele ya main HP sambil tiduran itu. Kelihatannya remeh tapi sukar diatasi kalau tidak punya niat yang benar-benar kuat. 

Ayas hanya bisa berdoa, "Ampunilah hamba yang berdosa ini..."

Roh itu penurut tapi daging lemah, kata kitab suci. 

2 komentar:

  1. Dulu jaman translation engine masih tidak begitu pintar, ada guyonan.

    Masukan ke mesin penerjemah dari Bhs Inggris ke Bhs Indonesia: “the spirit is strong but the flesh is weak”. Terjemahan berhasil.

    Masukkan Bhs Indonesianya kembali ke mesin penerjemah. Apa keluar Bhs Inggrisnya? “The liquor is good but the meat is rotten.”

    Mesin penerjemah yg masih belum dilatih dgn data mengira konteksnya adalah restoran.

    BalasHapus
  2. Saya tidak pernah punya resolusi tahun baru krn memang menurut sains, resolusi itu selalu gagal. Yg saya punya, ialah komitmen seumur hidup untuk membuat kebiasaan2 baru, tanpa peduli tanggal berapa.

    Bbrp saya share di sini:
    1. Komitmen utk selalu bergerak setiap hari, baik jalan kaki, stretching / yoga, naik sepeda, main tennis, push up dll. Walaupun hanya 10-20 menit pun, saya lalukan.
    2. Selalu mencari celah2 memperbaiki pukulan2 tennis saya, terutama backhand.
    3. Selalu mencari informasi baru utk pekerjaan saya di bidang software marketing
    4. Selalu mencoba latihan agar otak merasa senyaman mungkin di tengah ketidaknyamanan emosi (marah, cemas, sedih, depresi, stres, … atau sebaliknya senang, bahagia, yg terlalu). Dan mencoba “mengembalikan” emosi yg berlebihan utk kembali ke “contentment”. Spt ajaran Yesus “cukupkanlah dirimu dengan …” dan pernah saya dengar juga ajaran Quraish Shihab utk anak2nya termasuk Najwa: “apa2 itu tidak usah berlebihan”.

    Yg terakhir ini saya rasakan sangat berguna utk meregulasi emosi saya shg sejak saya berkomitmen utk berlatih ini, hampir tidak pernah saya marah2 atau sedih atau senang yg berkepanjangan. Baik ketika anak saya sedang kurang ajar, atau ketika kehilangan pekerjaan, atau ketika mendapatkan bonus.

    BalasHapus