Rabu, 22 Juli 2020

Misa Satu Tahun Bapa Niko Hurek

Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah setahun Bapa Nikolaus Nuho Hurek meninggalkan kami. Setahun yang penuh pergumulan.

Di musim pandemi Covid-19 ini tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengenang beliau. Misa di gereja belum boleh. Sembahyang arwah di Lembata, NTT, pun sangat dibatasi meskipun kabupaten asalku itu zona hijau.

"Kame sembahyang teti lango ro kayak ayak hala," kata Is Hurek, adik bungsu saya di kampung. (Kami sembahyang arwah tapi tidak bisa banyak orang.)

Masih lumayan di Lembata. Surabaya masih zona merah. Merah tua bahkan. Sempat jadi zona hitam. Karena itu, gereja-gereja masih belum boleh mengadakan misa yang dihadiri umat. Cukup misa streaming atau online mass saja.

Minggu lalu saya sudah pesan ujud misa ke Pater Dominikus Udjan SVD. Pastor Paroki Roh Kudus, Gununganyar, Surabaya, ini kebetulan sesama orang Lembata. Ayahnya, Bapa Yosef Nuba Ujan (alm), pun sahabat dekat ayahku. 

Karena itu, Pater Domi ini saya anggap keluarga sendiri. "Pater, go pesan misa arwah tun tou Bapa Niko," pesan saya lewat WA.

"Go giliran misa hari Selasa. Emu go tulis ti romo ahan neng misa," jawab Pater Domi.

(Saya giliran misa hari Selasa. Nanti saya tulis agar romo lain yang bacakan saat misa.)

Rabu 22 Juli 2020.

 Saya bangun pagi sekali. Sebelum jam empat. Bersiap untuk misa pagi online yang dimulai pukul 06.00. Takut ketinggalan atau lupa. Aneh kalau yang pesan misa malah tidak ikut misa.

Misa harian pagi tadi dipimpin Romo Aloysius Widya Yanuar Nugraha. Misa daring ini diikuti 215 jemaat dari rumah masing-masing. Lebih banyak ketimbang misa harian langsung di gereja sebelum Covid-19 yang rata-rata tidak sampai 100 orang.

Deo gratias! 

Romo Widya membacakan ujud misa. Salah satunya untuk ketenteraman arwah Bapa Nikolaus Nuho Hurek.

Matur nuwun, Romo!

Namanya juga misa harian, apalagi streaming di masa pandemi, hanya 30 menit selesai. Itu sudah termasuk Doa Angelus sebelum misa.

Yang berkesan, bacaan Injil Yohanes tentang Maria Magdalena sangat menyentuh dan memperkuat iman. Maria Magdalena terkejut melihat makam Yesus yang kosong. Siapa yang ambil jenazahnya?

Lalu, Yesus datang menyapa Maria Magdalena. Suasana sedih pun berubah menjadi sukacita. Sebab, Yesus sudah bangkit. Roh Allah terus bekerja di dunia. Termasuk saat pandemi ini.

Requiem aeternam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar