Sudah dua bulan jalan raya di perbatasan Surabaya dan Sidoarjo ditutup. Tepatnya perbatasan Pondok Candra, Waru, dan Rungkut Menanggal, Surabaya. Jalan strategis itu diportal sejak 4 Juni 2020.
Alasan penutupan tentu saja Covid-19. Anehnya, jalan-jalan lain di perbatasan Surabaya dengan Sidoarjo dan Gresik dibuka. "Memangnya covid itu cuma datang dari kawasan Juanda, Pondok Candra, Waru dsb?" begitu protes warga di media sosial.
Toh, pemerintah daerah punya pertimbangan sendiri. Sebab Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik masuk zona merah. Kawasan paling rawan alias episentrum corona di Jawa Timur. Ada yang bilang 60-70 persen kasus corona di Jawa Timur berasal dari tiga daerah itu.
Apa hasilnya penutupan jalan di Rungkut Menanggal selama dua bulan ini? Kasus positif menurun? Zona hijau bertambah?
Rupanya belum ada evaluasi yang saya dengar. Pihak Sidoarjo sebetulnya ingin agar jalan perbatasan itu dibuka. "Tapi kewenangan bukan di Sidoarjo," ujar salah seorang pejabat.
Lurah Rungkut Menanggal Nurul Azizah pun mengaku sering diwaduli warga. Minta agar jalan strategis ke Bandara Juanda itu segera dibuka. Bu Lurah juga mengaku tidak punya kewenangan.
"Itu wewenang pemkot," katanya. "Kami belum dapat arahan."
Yang pasti, saya perhatikan sudah banyak tempat usaha yang tutup karena kehilangan pelanggan. Mulai dari bengkel, toko bangunan, pedagang tanaman hias, warkop, depot, hingga KFC sepi pembeli.
Depot Moroseneng yang berada di perbatasan Surabaya-Sidoarjo sudah lama tutup. Padahal depot itu dulu punya banyak pelanggan. Salah satunya saya.
"Moroseneng gak kuat. Kontrakannya mahal. Lah, pemasukan gak ada kayak begini," ujar pengusaha warkop tetangga Moroseneng.
Anggota DPRD Surabaya Arif Fathoni pun gerah. Dia prihatin dengan banyaknya tempat usaha yang tutup gara-gara pemortalan Jalan Rungkut Menanggal.
"Sudah tidak ada urgensinya lagi jalan itu diportal," kata Arief.
Alasan penutupan tentu saja Covid-19. Anehnya, jalan-jalan lain di perbatasan Surabaya dengan Sidoarjo dan Gresik dibuka. "Memangnya covid itu cuma datang dari kawasan Juanda, Pondok Candra, Waru dsb?" begitu protes warga di media sosial.
Toh, pemerintah daerah punya pertimbangan sendiri. Sebab Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik masuk zona merah. Kawasan paling rawan alias episentrum corona di Jawa Timur. Ada yang bilang 60-70 persen kasus corona di Jawa Timur berasal dari tiga daerah itu.
Apa hasilnya penutupan jalan di Rungkut Menanggal selama dua bulan ini? Kasus positif menurun? Zona hijau bertambah?
Rupanya belum ada evaluasi yang saya dengar. Pihak Sidoarjo sebetulnya ingin agar jalan perbatasan itu dibuka. "Tapi kewenangan bukan di Sidoarjo," ujar salah seorang pejabat.
Lurah Rungkut Menanggal Nurul Azizah pun mengaku sering diwaduli warga. Minta agar jalan strategis ke Bandara Juanda itu segera dibuka. Bu Lurah juga mengaku tidak punya kewenangan.
"Itu wewenang pemkot," katanya. "Kami belum dapat arahan."
Yang pasti, saya perhatikan sudah banyak tempat usaha yang tutup karena kehilangan pelanggan. Mulai dari bengkel, toko bangunan, pedagang tanaman hias, warkop, depot, hingga KFC sepi pembeli.
Depot Moroseneng yang berada di perbatasan Surabaya-Sidoarjo sudah lama tutup. Padahal depot itu dulu punya banyak pelanggan. Salah satunya saya.
"Moroseneng gak kuat. Kontrakannya mahal. Lah, pemasukan gak ada kayak begini," ujar pengusaha warkop tetangga Moroseneng.
Anggota DPRD Surabaya Arif Fathoni pun gerah. Dia prihatin dengan banyaknya tempat usaha yang tutup gara-gara pemortalan Jalan Rungkut Menanggal.
"Sudah tidak ada urgensinya lagi jalan itu diportal," kata Arief.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar