Minggu, 26 Juli 2020

Kenny Peavy, Bule USA Jadi Petani di Bali


Banyak orang Amerika atau Eropa yang dianggap nyeleneh. Alih-alih menikmati hidup di apartemen mewah, hotel bintang lima atau tujuh, mobil mewah, mereka malah menjalani hidup ala orang desa. Bahkan lebih ndeso ketimbang orang desa zaman sekarang.

Anak-anak desa sudah lama jarang ke sawah atau ladang. Apalagi disuruh kerja kebun seperti remaja di NTT tahun 80an dan 90an. Mereka lebih suka main games, HP, atau nongkrong sambil ngombe. Makanya banyak ladang yang mangkrak. Ditumbuhi alang-alang dan rumput liar.

Salah satu orang bule yang menarik adalah Kenny Peavy. Asli Georgia, USA. Sekarang tinggal di Bali. Sudah 10 tahun lebih di Pulau Dewata. Karena itu, bahasa Indonesianya fasih. Apalagi gurunya Wiwik, sang istri yang asli Jakarta.

Kenny sering diceritakan Alan Hoge, guru bahasa Inggris online yang sangat terkenal. Kenny teman akrab Alan saat kuliah di Georgia. Sama-sama suka bertualang di alam bebas.

Kenny bereksperimen dengan hidup di dalam truk. Alan selama dua tahun tinggal di dalam mobil yang dimodifikasi jadi kamar kos. Alan beberapa kali menelepon Kenny di Bali. Keduanya lalu berbagi cerita masa muda mereka yang bersahabat alam bebas di USA.

Akhirnya saya kontak Kenny Peavy. Meskipun tak lagi camping seperti di Georgia, Athens, gaya hidupnya relatif tidak berubah. Istrinya Wiwik dan anaknya, Samara, pun rupanya menikmati kehidupan ala orang-orang kampung di desa.

Kenny pernah nggowes sepeda bambu dari Thailand ke Bali. Untuk menumbuhkan kesadaran tentang keberlanjutan. Sustainability," katanya.

Hampir setiap hari saya melihat foto-foto Kenny yang berbau desa. Sawah, padi yang hijau, irigasi, dan alam pedesaan yang sederhana. Dan kelihatannya Kenny sangat menikmati hiduo sebagai orang desa di Bali.

Berpakaian sederhana, ala petani, panen sayur, dimasak oleh Wiwik jadi masakan rumahan. Bukan masakan restoran bintang lima. Koneksi dengan alam selalu ia pelihara.

Wiwik, sang istri, pintar masak. Kenny pun membantunya membuka warung dan promosi di media sosial. Menu andalannya mi hijau dan nasi goreng.

"Expand your menu! Learn how to cook traditional Indonesian recipes with Wiwik W Peavy at Wiwik's Kitchen!" tulis Kenny.

Sangat menarik.

Ketika makin banyak orang Indonesia yang mengkota, urbanisasi, menelantarkan sawah dan ladang di desa, Kenny justru sangat bahagia jadi orang desa. Jadi petani. Bisa makan dari hasil kebun sendiri.

4 komentar:

  1. Wong bule duwe bojo kulit sawo kok anake kulit ireng?

    BalasHapus
  2. Iku koncone turis ireng. Anake sek cilik wedhok ireng manis.

    BalasHapus
  3. Si Ahok ngoceh kampanye di Belitung di depan kerumunan calon pencoblos:
    " Kalau saya jadi presiden, kalian semuanya akan saya beri sertifikat tanah gratis. Kalian tahu, orang Tiongkok bilang, "bahagia" atau "hokkhi" ada simbol atau tulisan 田 ( tian = sawah ).
    Ahok memang jeli, nalar-cina nya masih jalan.
    Cuma, apakah hanya secarik kertas bertulis sertifikat yang digratiskan, ataukah berikut tanah- atau sawah-nya ? Walahualam !
    Bahagia: aksara cina-nya 福 (fu), mengandung huruf sawah (田).
    Hartawan: tulisan cinanya 富 (fu), juga ada huruf sawah-nya (田).

    Di Tiongkok, setiap famili atau marga, memiliki kelenteng-famili sendiri-sendiri. Tentu saja di desa juga ada kelenteng desa untuk umum. Anehnya kelenteng2 famili itu, dulu kala, tidak mencantumkam Marga atau She keluarga pemiliknya. Yang ditulis di gerbang masuk adalah dua kalimat di kanan dan di kiri cagak gerbang masuk.
    Kalimat-kalimat itu adalah motto, semboyan atau sejarah pemiliknya.
    Jadi setiap orang cina seyogianya mengenal hikayat keluarganya masing-masing.
    Ada sebuah Kelenteng besar dan sangat megah, kalau tidak salah milik keluarga Tjoa atau famili Gan, entah saya lupa, di Quanzhou, kalimat yang tercantum di kusen mintu masuk sbb.:
    Kalau mau cepat jadi kaya, jadilah pedagang.
    Kalau mau kaya abadi, jadilah petani.

    Sedangkan di kelenteng famili saya, kalimat yang ditulis sbb.:
    乐安世胄. 凤阳肇始. ( Le an shi zhou. Feng yang zhao shi. ). Bangsawan dari Le-an. Dimulai dari Feng-yang.
    Saya dulu mengira, saya ini orang Hokkian tulen (Tiongkok selatan), ternyata leluhur saya berasal dari Le-an provinsi Shandong (Tiongkok utara). Kota Le-an di Shandong ada 2000 tahun lalu, sekarang telah berubah nama menjadi kota Hui-min.
    Salah satu kakek-buyut saya, lahir di kota Feng-yang provinsi Anhui.
    Dia ikut berperang selama 30 tahun, seratus pertempuran, bersama dengan Zhu Yuanzhang mengalahkan pemerintahan Mongol, mendirikan Dinasti Kekaisaran Ming.
    Tahun 1392 si kakek-buyut, yang berpangkat militer, 武德将军 (bu tek ciang kun), setingkat kolonel, diperintahkan oleh Zhu Yuanzhang yang telah menjadi Kaisar bergelar Hongwu, ke Quanzhou untuk mengamankan pantai pesisir dari gangguan perompak dan perampok dari Jepang.
    Sejak itulah keluarga kami menetap di Quanzhou, dihadiahi oleh Kaisar, daerah Shudou dan Changtai, dengan 1000 kepala-keluarga atau rumah.
    1000 keluarga dengan maksud, setiap rumah harus merelakan seorang putra-nya atau si kepala keluarga sendiri, menjadi tentara, dibawah komando si kakek. ( Kolonel memimpin satu resimen, lebih-kurang 1000 personel). Tangsi atau benteng-nya masih berdiri megah di kecamatan Hui-an dipesisir pantai Quanzhou. Sekarang menjadi salah satu destinasi turis, Chongwu Ancient Town.
    Apakah setelah 600 tahun turun temurun hidup di satu tempat, seorang sudah bisa jadi pribumi ataukah masih tetap seorang tamu ?
    Apakah benar beta, bangsawan keturunan raja, ataukah hal itu hanya khayalan dari kakek-moyang ? Zaman demokrasi seperti sekarang, semua orang bebas berpendapat, mengaku keturunan raja, bahkan mengaku keturunan nabi. Mengapa di era tahun '50-an sampai era tahun '60-an, saya tidak pernah mendengar, bahwa di Djawa Timur ada manusia keturunan nabi. Sekarang orang yang mancung dan berkulit hitam, hampir semuanya keturunan nabi.
    Hidup gak semulus jalan pantura, pikiran mumet tinggal karaokean ae wes. Lagu sing tak pilih, Almost Persuaded.

    BalasHapus
  4. Kamsia.. kamsia.. xiansheng sudah cerita pengalaman dan sejarah leluhur yang sangat interesan. Tidak banyak orang tionghoa yang paham sejarah leluhurnya dengan sangat detail seperti itu.

    "Kalau mau cepat kaya jadilah pedagang..." kutipan yang bagus.

    Kalau mau cepat kaya jadilah politisi, kata Basuki mantan ketua DPRD Surabaya. Gegara lekas kaya itulah Basuki ditangkap dan masuk bui.

    BalasHapus